Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 27 Januari 2015

Karyawan PT Siemens Tuntut Pesangon

SELASA, 27 JANUARY 2015 (sumber Haluan Kepri)
Perusahaan Berpindah Tangan 

MUKAKUNING (HK) - Ratusan karyawan PT Siemens, Batamindo Mukakuning menggelar aksi demo di depan perusahaan tempatnya bekerja, Senin (26/1). 
Mereka menuntut manajemen perusahaan membayarkan pesangon mereka pasca beralihnya kepemilikan perusahaan ke pihak lain. Bahkan, antara karyawan  dan manajemen perusahaan nyaris bentrok. 

Peristiwa itu terjadi saat pihak manajemen perusahaan memaksa karyawan masuk ke dalam perusahaan untuk bekerja. Tindakan itu dimaksudkan supaya para karyawan tak berada di depan pintu saat jam kerja.

Namun permintaan itu ditolak para karyawan. Penolakan itu sebagai bentuk protes mereka terhadap perusahaan yang selama ini belum memenuhi hak-hak karyawan berupa pesangon dan tunjangan lain.  Hal ini sehubungan dengan beralihnya manajemen PT Siemens ke PT Sinpatos.

Puluhan polisi terlihat berdatangan ke lokasi perusahaan untuk mengamankan situasi itu. Polisi terlihat masih berjaga-jaga hingga sore hari.

Fitri, salah seorang karyawan permanen PT Siemens mengatakan, ratusan karyawan itu mogok kerja karena PT Siemens berganti nama menjadi PT Sinpatos. Dalam kasus ini, pihak perusahan tak ada itikad baiknya untuk membayarkan pesangon dan hak-hak lainnya.

Memang, lanjut dia, perusahaan yang bergerak dibidang alat bantu dengar itu sudah ganti nama pada tanggal 15 Januari lalu. Kemudian, setelah diketahui oleh karyawan di sini, para buruh langsung mogok kerja di depan perusahaan. 

"Awalnya itu kami dengar-dengar bahwa perusahaan ini mau ganti nama menjadi PT Sinpatos. Kemudian, ketika kami pertanyakan malah jawaban pihak perusahaan berbelit-belit. Lantas, pekerja ini langsung mogok kerja," ujarnya wanita yang bekerja selama 15 tahun ini dilokasi.

Dia juga menjelaskan, saat karyawan masuk ke perusahaan untuk buang air kecil langsung dihadang oleh securiti perusahaan. Merasa diperlakukan seperti orang lain, karyawan ini tak terima dengan tindakan perusahaan. 

Lisda, karyawan lainnya mengatakan yang parahnya lagi, di dalam kawasan perusahaan ini ada lagi PT Worhlab.  Yang jelas, kalo sudah dibayarkan, kami akan tertib untuk bekerja lagi," tegasnya saat diwawancarai Harian Haluankepri. (ded)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar