"Wilayah Baloi Kolam merupakan lahan hutan lindung," katanya, Rabu.
Info Barelang
Jumat, 30 Juli 2010
MUSTOFA: BALOI KOLAM ADALAH LAHAN HUTAN LINDUNG
"Wilayah Baloi Kolam merupakan lahan hutan lindung," katanya, Rabu.
Warga Baloi Kolam Demo ke BP Batam
BATAM CENTRE- Warga Baloi Kolam bersama LSM Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) kembali menggelar aksi demonstrasi di Kantor BP Batam, Rabu (28/7). Aksi kali kedua itu tetap menyampaikan tuntutan yang sama, yakni penyambungan air dan listrik. Sekitar 1.000 warga diperkirakan hadir dalam aksi tersebut. Mereka datang menggunakan puluhan kendaraan umum serta sepeda motor. Aksi menuntut penyambungan air dan listrik dimulai sekitar pukul 09.00 WIB.
Warga Baloi Kolam sesampai di gerbang Kantor BP Batam, membentangkan poster yang bertuliskan seperti 'BP Batam sama dengan VOC, Rakyat Bukan untuk Dieksploitasi, Jangan Jual Rakyat Demi Kekuasaan dan lainnya'.
Jangan Segan Investasi Promosi | | | |
Jumat, 30 Juli 2010 07:33 |
BATAM (BP) - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepri, HM Sani karena tugas pemerintahan yang lebih penting, berhalangan membuka Indonesia Tourism and Travel Mart 2010 di Mega Mall Batam Centre, Kamis (29/7). Pameran yang diikuti 52 peserta seluruh Indonesia baik pemerintahan maupun swasta ini, akhirnya dibuka Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Syamsul Bahrum PhD mewakili Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan.
|
Ekonomi Kepri Melambat
| | | |
Jumat, 30 Juli 2010 07:31 (sumber Batam Pos,versi asli) |
BATAM (BP) - Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) triwulan ketiga kembali melambat dibanding triwulan sebelumnya. Determinan perlambatan diperkirakan berasal dari lesunya kinerja ekspor industri shipyard. ”Assessment perekonomian Kepri, diperkirakan pada triwulan ketiga tumbuh di kisaran 8,3 plus minus 1 persen. Sangat lambat dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya,” ujar Peneliti Muda Bank Indonesia, Arif Rahadian, kepada Batam Pos di Batam Centre, kemarin. Pertumbuhan ekonomi ini lebih lambat dua persen dibanding triwulan ketiga 2009 lalu, dengan indeks year on year sebesar 8,54 persen. ”Determinan perlambatan masih dipicu lesunya kinerja ekspor industri shipyard sebagai penyumbang ekonomi terbesar,” katanya. Sementara itu, penurunan ekspor manufaktur, jelas Arif, relatif ditopang baiknya kinerja ekspor mesin-mesin dan peralatan, serta alat-alat telekomunikasi. Pertumbuhan ekspor pada triwulan ketiga 2010 diproyeksi 6,1 plus minus 1 persen. ”Lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang diperkirakan tumbuh 7,72 persen,” imbuh Arif. Dia juga mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada periode ini bertumpu pada konsumsi masyarakat di akhir musim liburan sekolah serta memasuki Ramadan pada Agustus mendatang. (cha) |
Importir Harus Pasok Gula Lokal
Jumat, 30 Juli 2010 09:00 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam Ahmad Hijazi, mengatakan pemberi kebijakan impor gula yaitu Badan Pengusahaan (BP) Kawasan dan Dewan Kawasan (DK) harus selektif menentukan importir. Kebijakan yang salah bahkan bisa menyebabkan pasokan gula kosong. Sampai saat ini, 700 ton lebih gula lokal dari Lampung sudah masuk ke Batam. Bahkan pekan depan datang lagi 400 ton lebih. Total gula lokal yang akan tiba 1.200 ton dari kuota 2.000 ton. |
Jalan Berlubang Merata di Nongsa
| | | |
Jumat, 30 Juli 2010 08:42 (sumber Batam Pos,versi asli) |
NONGSA (BP) – Jalan berlubang di Batam makin banyak saja belakangan ini. Bahkan jalan berlubang hampir bisa ditemukan di setiap ruas jalan. Seperti di titik antara Nongsa depan Polda Kepri sampai Kabil simpang tiga arah Telagapunggur. Di sepanjang jalan ini hampir merata ditemukan adanya lubang di tengah maupun pinggir jalan sekitar 18 titik, yang rata rata berdiameter 75 centimeter dan kedalaman lubang sekitar 10 sampai 15 centimeter. ”Saya heran juga, kok bisanya jalan di sini banyak yang berlubang, padahal jalan sini kan satu satunya akses yang menghubungkan antara Nongsa yang banyak hotel bintang dan padang golf yang dikunjungi turis asing dengan Telagapunggur. Seharusnya lebih diperhatikan lah masalah perawatannya. Apalagi Nongsa ini tanah kelahiran Pak Dahlan, (Wali Kota Batam),” ujar Khairul. Bahaya dari jalan yang berlubang ini di antaranya menimpa Syabrina dan Dewi, siswi SMAN 15 Kampung Jabi, yang tinggal di Batam Centre. Bermaksud ingin menghindari lubang jalanan saat melaju, malah motor BP 4662 FI warna merah yang mereka tunggangi menabrak sebuah mobil yang dikendarai Moc Syafril di ruas jalan Hang Jebat, Batubesar, Senin (26/7) lalu sekitar pukul 12.00 WIB. Akibat tabrakan tersebut, Sabrina yang mengemudikan motor mengalami patah kaki kanan. Sedang Dewi, yang dibonceng mengalami luka serius di sekujur tubuhnya. ”Sampai kapan jalan berlubang ini dibiarkan terus menganga dan tak ada tanggapan dari pemerintah daerah. Apa menunggu ada jatuh korban lagi,” ujar Budi Santosa, warga Kampung Jabi. Syafiudin, warga Kampung Mangga Batubesar berharap agar jalan berlubang yang ada di Nongsa sampai Kabil simpang tiga arah pelabuhan Punggur secepatnya diperbaiki. (cr6) |
Jalan Berlubang Merata di Nongsa
| | | |
Jumat, 30 Juli 2010 08:42 (sumber Batam Pos,versi asli) |
NONGSA (BP) – Jalan berlubang di Batam makin banyak saja belakangan ini. Bahkan jalan berlubang hampir bisa ditemukan di setiap ruas jalan. Seperti di titik antara Nongsa depan Polda Kepri sampai Kabil simpang tiga arah Telagapunggur. Di sepanjang jalan ini hampir merata ditemukan adanya lubang di tengah maupun pinggir jalan sekitar 18 titik, yang rata rata berdiameter 75 centimeter dan kedalaman lubang sekitar 10 sampai 15 centimeter. ”Saya heran juga, kok bisanya jalan di sini banyak yang berlubang, padahal jalan sini kan satu satunya akses yang menghubungkan antara Nongsa yang banyak hotel bintang dan padang golf yang dikunjungi turis asing dengan Telagapunggur. Seharusnya lebih diperhatikan lah masalah perawatannya. Apalagi Nongsa ini tanah kelahiran Pak Dahlan, (Wali Kota Batam),” ujar Khairul. Bahaya dari jalan yang berlubang ini di antaranya menimpa Syabrina dan Dewi, siswi SMAN 15 Kampung Jabi, yang tinggal di Batam Centre. Bermaksud ingin menghindari lubang jalanan saat melaju, malah motor BP 4662 FI warna merah yang mereka tunggangi menabrak sebuah mobil yang dikendarai Moc Syafril di ruas jalan Hang Jebat, Batubesar, Senin (26/7) lalu sekitar pukul 12.00 WIB. Akibat tabrakan tersebut, Sabrina yang mengemudikan motor mengalami patah kaki kanan. Sedang Dewi, yang dibonceng mengalami luka serius di sekujur tubuhnya. ”Sampai kapan jalan berlubang ini dibiarkan terus menganga dan tak ada tanggapan dari pemerintah daerah. Apa menunggu ada jatuh korban lagi,” ujar Budi Santosa, warga Kampung Jabi. Syafiudin, warga Kampung Mangga Batubesar berharap agar jalan berlubang yang ada di Nongsa sampai Kabil simpang tiga arah pelabuhan Punggur secepatnya diperbaiki. (cr6) |
Kamis, 29 Juli 2010
FTZ BBK TERHAMBAT PERATURAN LALU-LINTAS BARANG
"Masalah FTZ masih terkait lalu-lintas barang. Maka kami mohon agar Undang-undang lalu lintas barang direvisi," kata Oka usai pertemuan HKI se-Indonesia di Batam, Rabu.
Oka menyatakan salah satu kendala dalam lalu lintas barang adalah negative list.
Oemerintah, kata Oka, sudah berupaya untuk membenahi masalah tersebut dengan mengganti nama negative list. Namun, menurut Oka, itu belum menyelesaikan masalah.
"Namanya sudah diganti, tapi tetap ada," kata dia.
Ia mengatakan barang masih sulit untuk ke luar-masuk FTZ BBK, karena terkait peraturan pemerintah.
"Ini masalah regulasi. Kami tidak bisa menyalahkan Bea Cukai, karena mereka hanya menjalankan tugas," kata dia.
Sementara itu, pelaksana tugas Gubernur Kepulauan Riau Muhammad sani mengatakan berupaya untuk meminta pemerintah pusat merevisi segala peraturan yang menghambat FTZ BBK.
"Kami akan road show dan akan bicara kepada Pak Hidayat dan Pak Hatta," kata dia.
Ia mengatakan pemerintah akan berupaya melindungi dan menyelesaikan masalah pengusaha agar FTZ BBK berjalan lancar.
Selain itu, pemerintah akan memaksimalkan pelayanan satu atap untuk memudahkan penanam modal berinvestasi, kata dia. (T.Y011/B/B012/B012) 28-07-2010 17:42:26 NNNN
Copyright © ANTARA
WARGA BALOI KOLAM TUNTUT SUPLAI AIR DAN LISTRIK
Perwakilan warga mengatakan sudah lebih dari 15 tahun tidak mendapatkan suplai aliran listrik dari PLN maupun sambungan pipa air bersih dari perusahaan air minum setempat.
"Alasannya tempat hunian kami merupakan lahan hutan lindung," kata Ardin Ginting (48), seorang di antara pengunjuk rasa.
Selama ini, lanjutnya, pasokan aliran listrik hanya mengandalkan pembangkit listrik yang dikelola oleh perseorangan.
Setiap rumah pelanggan aliran listrik yang dikelola perseorangan itu harus membayar Rp220 ribu bahkan lebih per bulan.
Dia mengatakan, kalau masing-masing rumah tangga mengalami keterlambatan membayar biaya listrik bulanan, pengelola tak segan langsung memutus aliran listrik.
Leni (40) warga Baloi Kolam, mengatakan layanan yang diberikan oleh pengelola listrik perseorangan juga tidak memuaskan warga.
"Jadwal listrik hidup jam 18.00 hingga jam 6.00, tapi sering tidak tepat waktu," keluhnya.
Dia menyebutkan pada malam hari sering terjadi penurunan daya listrik yang berimbas pada rusaknya peralatan elektronik milik warga.
Kondisi seperti ini menurutnya sudah terjadi belasan tahun.
Leni mengatakan dirinya bersama warga Baloi Kolam lainnya hanya menuntut dipasangnya aliran listrik dan suplai air bersih sebagai bagian dari hak warga negara.
Menurutnya sejak tahun 2007, warga Baloi Kolam mengusulkan penyambungan aliran listrik PLN, tetapi belum terwujud karena terganjal status lahan hunian tidak berizin resmi.
Selain suplai listrik, warga Baloi Kolam juga menginginkan air bersih (pipa).
Martohan Sitorus (31) warga Baloi Kolam mengatakan selama ini warga hanya mengandalkan sumur tadah hujan yang kualitas airnya sangat buruk.
"Warna air keruh kemerah-merahan dan tidak layak untuk dikonsumsi," katanya.
Namun, dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan, dia seperti yang lain, menyaring air tersebut hingga dapat dikonsumsi.
Uba Ingan Sigalingging (40), ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Bersama Rakyat Batam menilai pihak BP Kawasan Batam tidak konsisten dalam menjalankan aturan.
"Di Batam selain Baloi Kolam masih banyak permukiman yang disebut tidak resmi, tetapi ternyata mendapat aliran listrik maupun air," katanya.
(T.pso-142/B/A013/A013) 28-07-2010 21:09:06 NNNN
Copyright © ANTARA
BP Batam: Warga Baloi Kolam Sebaiknya Pindah
Kamis, 29 Juli 2010 07:58 (sumber Batam Pos,versi asli) |
BATAM CENTRE (BP) - Ketua Badan Pengusahaan (BP) Batam Mustofa Wijaya mengatakan masalah warga Baloi Kolam masih dibicaran untuk dicarikan solusi terbaik. Namun Mustofa mengaku memindahkan warga merupakan salah satu solusi terbaik. ”Lahan yang mereka tempati sekarang bukan untuk pemukiman. Namun saya tidak ingat mapping-nya untuk apa,” katanya saat ditemui di kantornya kemarin. |
Stok Gula Tinggal Seminggu
| | | |
Kamis, 29 Juli 2010 08:00 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Hasil Sidak Gubernur Kepri Stok gula pasir hanya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Batam sampai seminggu saja. Satu-satunya jalan keluar agar stok gula pasir mencukupi sampai Idul Fitri dan harganya bisa turun, pemerintah harus melakukan impor gula secepatnya. ”Masalah ini sangat urgent sekali terhadap roda perekonomian masyarakat Batam dan harus segera di realisasikan,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepri Jon Arizal saat sidak bersama Plt Gubernur Kepri HM Sani, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan di komplek Indah Industrial Park, Seraya, Rabu (28/7). Di gudang penyimpanan gula pasir, rombongan sidak melihat langsung stok gula yang hanya ada 30 ton saja dan itu hanya gula pasir lokal saja. Sebelumnya Gubernur Kepri HM Sani, melihat langsung kenaikan semua harga sembako di Pasar Penuin. Misalnya, gula pasir lokal dari Lampung, sekarang ini perkilo dijual Rp11 ribu, untuk stok pembelian minggu kemarin yang masih seharga Rp500 ribu per 50 kilogram dari distributor. “Untuk harga baru dari distributor sekarang ini turun dari Rp500 ribu per50 kilogramnya sekarang menjadi Rp480 ribu dan perkilo kita jual Rp10 ribu, berarti harga gula sekarang ini mengalami penurunan,” ujar Susi, pedagang gula saat menjelaskan harga kepada HM Sani. ”Gimana tak mahal, barang seperti cabe merah keriting aja susahnya minta ampun didapat dari pemasok dan hampir dikatakan tidak ada stok barang, makanya harga cabe sekarang ini mencapai antara Rp50 ribu sampai Rp60 ribu perkilogramnya. Ini semua disebabkan petani cabai banyak yang gagal panen karena intensitas musim hujan yang tinggi,” ujar Rohiman, pedagang cabai di Pasar Penuin. Mendesak Baru Impor Gula lokal asal Jakarta terus masuk. Setelah pekan lalu 500 ton, minggu depan bakal masuk lagi dengan jumlah sama, sampai rencana pemprov memasukkan 2.500 ton gula untuk Kepri terpenuhi. ”Itu untuk mengamankan kebutuhan Ramadan yang selalu meningkat sekitar 50-100 persen,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepri Jon Arizal di Hotel Novotel, Jodoh, kemarin. Meski Jon mengaku persediaan gula aman bahkan melimpah, namun di pasar harganya masih tinggi. Gula lokal rata-rata dijual antara Rp10 ribu sampai Rp10.500 per kilogram. ”Mudah-mudahan dengan terus masuknya gula ini harganya bisa ditekan sampai Rp9.500 per kilogram. Itu harga normal,” kata Jon. Bagi warga Batam, harga gula lokal di kisaran Rp9.500 per kg tergolong mahal, mengingat gula impor yang masuk awal 2009 lalu di pengecer harganya cuma Rp8.000-Rp8.500 per kg. ”Nanti kalau harganya belum turun-turun juga kita akan minta pusat buka kran impor,” ungkapnya. Jon membantah pemerintah lambat mengantisipasi kebutuhan gula untuk Ramadan hingga harganya di pasaran terlanjur mahal. Menurut Jon, pemerintah daerah tidak bisa segera mengimpor gula lantaran terbentur kebijakan pemerintah pusat yang ingin melindungi para petani tebu lokal. Menurut Jon, hal mendesak yang memungkinkan Kepri mengimpor gula, salah satunya jika komoditas itu langka di pasar. ”Sekarang kan tidak langka. Di pasaran banyak meski belakangan pasokannya agak lambat dan harganya sedikit tinggi,” tukasnya. Importir Harus Bisa Sediakan Gula Lokal Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam Ahmad Hijazi mengatakan, pengusaha Batam jangan hanya terfokus pada izin impor gula. Mereka juga harus bertanggung jawab terhadap keberadaan gula saat izin impor tak diberikan pusat. Menurut Hijazi, pengusaha di Batam cenderung berlomba untuk menjadi importir gula karena mudah dan tanpa pajak. Sementara, untuk mendatangkan gula lokal, pengusaha tersebut tak mau. ”Impor gula paling banyak hanya untuk empat bulan. Lalu bagaimana ketersediaan gula selama delapan bulan siapa yang tanggung jawab,” katanya. Pengusaha yang spekulan seperti ini dianggap Hijazi membahayakan. Menurutnya, Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai pemberi izin impor harus selektif dengan pemain (importir). ”Masa transisi, ketika gula impor hampir habis merupakan waktu yang membahayakan. Keterlambatan mendatangkan gula bisa membuat harga melambung,” terangnya. Hijazi menuturkan, BP harus menunjuk importir gula yang juga bersedia mendatangkan gula lokal. ”Idealnya, sebulan sebelum gula impor habis, pengusaha sudah mulai mendatangkan gula lokal. Untuk menjaga stok gula di Batam,” jelasnya. Hijazi menyebutkan, kebijakan BP Batam kontraproduktif dengan kebijakan Menteri Perdagangan. Menurut Hijazi, Kementerian Perdagangan memberikan izin impor selama empat bulan, tetapi BP Batam hanya memberikan waktu dua minggu untuk mendatangkan gula. ”Kemungkinan pertimbangannya supaya gula tersebut cepat sampai,” katanya. Namun hal tersebut justru membuat pengusaha mundur teratur. Apalagi mengurus izin dan mencari produsen gula tidak mudah. “Kebijakan uang jaminan juga memberatkan. Tujuan pengusaha kan untuk rakyat, mengapa harus dipersulit?” katanya lagi. Saran Pemko, jelas Hijazi, apabila ada program impor, pengusaha diberi waktu lebih lama, minimal dua bulan. Dan jangan ada uang jaminan,” tegasnya. Justru, lanjut Hijazi, uang jaminan lebih baik dijadikan denda bagi pengusaha yang bendel. Juga pemberian izin impor hanya diberikan pada pengusaha yang bersedia menyediakan gula lokal. “Denda pengusaha yang telat atau tidak bisa mendatangkan gula lokal saat masa transisi. Atau black list perusahaan yang tidak bisa jaga pasokan gula saat masa transisi. Lebih tegas lagi, perusahaan yang tidak bisa sediakan gula saat masa tersebut tak usah lagi diberi izin impor namun hanya boleh mendatangkan gula lokal,” terangnya. Karena izin impor dari BP Batam, maka BP harus bisa meyakinkan importir dan harus tegas. |
Nasib Kampung Tua Kini di Tangan Dua Pokja
| | |
Kamis, 29 Juli 2010 07:56 (sumber Batam Pos,versi asli) |
BATAM CENTRE (BP) - Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Badan Pengusahaan Kawasan (BP) Batam bersama dengan Rumpun Khazanah Warisan Batam (RKWB) sepakat memperjuangkan kampung tua. Langkah awal, Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Rumpun Khazanah Warisan Batam (RKWB) sepakat membentuk kelompok kerja (Pokja) Kampung Tua, kemarin (28/7). Kedua instansi dan RKWB menggelar rapat yang membahas mengenai Kampung Tua di Kota Batam. Pertemuan yang digelar di lantai 8 Gedung BP Batam itu dihadiri Wali Kota (Wako) Batam Ahmad Dahlan, Ketua BP Batam Mustofa Widjaja, dan Ketua RKWB H Makmur. Kesimpulannya, dibentuk dua pokja yang akan menyelesaikan secara teknis persoalan Kampung Tua di Kota Batam. Dua kelompok kerja (Pokja) itu yakni Pokja yang membahas mengenai landasan hukum Kampung Tua dan Pokja yang membahas tentang verifikasi batas luas Kampung Tua. Anggota Pokja itu terdiri dari perwakilan Pemko Batam, BP Batam, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan perwakilan dari RKWB. Tim ini diberi waktu tiga bulan untuk menyampaikan hasil kerja kepada tim besar pada akhir September mendatang. Diungkapkan Wako, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Maklumat yang ditandatangani pada 22 Maret 2010 lalu. Berdasarkan SK, jumlah Kampung Tua ditetapkan sebanyak 35 titik. Untuk persoalan titik Kampung Tua, menurutnya Wako sudah tidak ada masalah lagi karena sudah disepakati jumlah titiknya. Yang perlu dibahas adalah terkait landasan hukum mengenai batas luasan Kampung Tua tersebut. Luasan tersebutlah yang akan menentukan mana yang menjadi batasan Kampung Tua. Secara kebijakan, Kampung Tua telah diatur dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam. Namun sampai saat ini Perda tersebut belum dapat dilaksanakan karena RTRW Kota Batam harus disesuaikan dengan RTRW Provinsi dan RTRW Nasional. Ketua BP Batam Mustofa Widjaja mengatakan perlunya dibentuk Pokja ini, untuk menentukan definisi Kampung Tua, kriteria Kampung Tua hingga siapa-siapa saja orang yang nantinya dapat tinggal di Kampung Tua tersebut. Untuk itu, maka telah diusulkan perwakilan dari masing-masing pihak untuk menjadi anggota Pokja. ”Melalui pertemuan dan Pokja ini diharapkan ada solusi sehingga persoalan Kampung Tua di Kota Batam dapat diselesaikan,” tuturnya. Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan untuk menentukan daerah merupakan Kampung Tua, Pemko pada tahun 2010 membangun tugu pada 35 titik Kampung Tua di Kota Batam. Pekerjaan pembangunan tugu Kampung Tua itu menurutnya telah melewati tahap kontrak dan akan segera dikerjakan. ”Secara hukum titik Kampung Tua ini sudah tidak ada masalah lagi. Bahkan, pemerintah pusat sangat mendukung adanya Kampung Tua di Kota Batam. Karena berdasarkan pengalaman seperti di Betawi, sudah tidak ada lagi Kampung Betawi karena telah habis tergusur. Nah, tim ini lah yang akan melakukan pembahasan secara teknis di lapangan,” jelas Wako. (vie) |
Rabu, 28 Juli 2010
KADIN TUNGGU USULAN SOAL KETUA DEWAN FTZ
"Kami masih menunggu usulan dari Gubernur dan ketua DPRD soal ketua Dewan Kawasan (DK)," kata Alfian Suheiri, wakil ketua bidang organisasi Kadin Provinsi Kepulauan Riau di Batam, Senin.
Dalam undang-undang disebutkan bahwa anggota dan ketua DK ditetapkan oleh Presiden atas usulan Gubernur dan DPRD.
Suheiri mengatakan usulan tersebut masih ditunggu mengingat hingga saat ini Gubernur terpilih belum dilantik.
Penetapan ketua DK, menurut Suheiri penting segera dilakukan mengingat saat ini Ismeth Abdullah selaku ketua DK tidak aktif dikarenakan status hukumnya.
Soal sosok yang dikatakan tepat untuk menduduki kursi ketua DK, Suheiri mengatakan usulan nama itu merupakan wewenang penuh dari Gubernur dan ketua DPRD.
Sementara itu di tempat yang sama, Abdullah Gosse, wakil ketua bidang investasi dan perdagangan Kadin Kepulauan Riau mengharapkan dalam dua bulan ke depan usulan nama ketua DK FTZ telah dapat diketahui.
"Setelah Gubernur terpilih dilantik saya harapkan nama ketua DK FTZ telah muncul," kata Gosse.
(T.pso-142/B/Y006/Y006) 26-07-2010 21:09:58 NNNN
Copyright © ANTARA
Gebrak Akan Kerahkan 2.000 Massa
Rabu, Demo OB, DPRD dan Kejari
BATAM CENTRE- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) akan mengerahkan 2.000 massa untuk melancarkan aksi demonstrasi ke Kantor OB/BP Batam, DPRD Kota Batam dan Kejari Batam. Aksi tersebut akan dilangsungkan, Rabu (28/7) besok.
"Betul, hari Rabu kita akan demo ke OB, DPRD dan Kejari," kata Koordinator LSM Gebrak Uba Ingan Sigalingging, ditemui di Kejaksaan Negeri Batam usai menyerahkan tembusan surat pemberitahuan izin aksi demo.
Aksi di Kantor OB, kata Uba, terkait tuntutan pemasangan, penyambungan air dan listrik di pemukiman Baloi Kolam. Menurutnya, OB masih berlaku diskriminasi, khususnya kepada warga yang tinggal di Baloi Kolam.
"Aanat UUD 45 telah mengatur, bumi dan air dan kekayaan alam dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Warga Baloi Kolam juga warga negara dan berhak mendapat perhatian dari pemerintah berupa penyambungan air dan listrik, meski mereka tinggal di rumah liar," jelas Uba sembari mengatakan demo yang akan digelar ke OB, merupakan aksi kali kedua Gebrak.
Sementara itu, aksi demo ke Kejari Batam untuk mempertanyakan sejumlah kasus yang sudah dilaporkan warga namun tak kunjung dituntaskan. Uba mengungkapkan, sejumlah kasus saat ini mengendap di kejaksaan, antara lain kasus pencurian air PT ATB di Pelabuhan Batuampar. Kasus ini, kata dia, sudah dilaporkan sendiri oleh Gebrak ke Kejari beberapa bulan lalu, namun hingga saat ini tak kunjung ditindaklanjuti.
"Kasu pencurian air awalnya terang benderang, sekarang malah jadi gelap gulita. Ditanya alasan selalu masih dipelajari. Jadi, Kantor Kejari Batam ini seperti kantor diklat, tempat jaksa-jaksa mempelajari kasus-kasus yang dilapor warga," ujar Uba dengan nada tinggi.
Selain pencurian air, pihaknya juga mendesak agar Kejari Batam segera menetapkan dan mengumumkan para tersangka kasus dugaan penggelapan dana bansos. Sebab, penyidikan kasus bansos hingga saat ini belum menampakan kemajuan positif. Untuk itu, Gebrak akan mendesak Kajari Batam menjelaskan sejauhmana perkembangan penyidikan kasus bansos dan mempercepat penanganan kasus tersebut. Demikian juga kasus Boulevard Jodoh dan kasus airport tax Bandara Hang Nadim yang hingga kini juga belum ada informasi mengenai perkembangan penanganannya.
"Kita akan pertanyakan semua kasus yang ditangani Kejari dan kita mendesak agar kasus-kasus tersebut segera dituntaskan. Kejari Batam itu kantor yang bertugas menegakkan hukum, sehingga perkembangan penanganan kasus perlu dipublikasikan agar diketahui masyarakat," ungkap Uba.
Di DPRD, Gebrak menggelar aksi meminta Dewan mendorong mengambil langkah-langkah dengan memberikan rekomendasi yang tegas terhadap pihak-pihak yang menangani persoalan masyarakat. "Dewan harus berada di garda terdepan untuk membela dan memperjuangkan kepentingan warganya. Dewan harus lebih berani menyampaikan sikap dan rekomendasi atas persoalan yang dihadapi masyarakat," kata Uba. (sm/nn)
8 Bulan Kasus Airport Tax Belum Dilimpahkan ke PN
BATAM CENTRE- Delapan bulan sudah, kasus korupsi dana Airport Tax Bandara Hang Nadim Batam belum juga dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Batam. Pihak Kejaksaan mengaku kasus yang merugikan negara Rp384 juta dengan tersangka Dasrul masih dalam pemberkasan.
"Sekarang masih dalam pemberkasan, nanti kita limpahkan tapi harus sudah benar-benar matang. Jadi tidak asal-asalan saja. Tidak gampang memberkaskan kasus dan kita tidak mau gegabah tapi harus benar-benar matang," ujar Kepala Kejaksaan Negeri Batam, Ade Edy Adhyaksa, bebebarap waktu lalu.
Pemberkasan kasus menurut Ade, butuh waktu cukup lama dan harus diuji terlebih dahulu dan disiapkan secara matang sebelum dilimpahkan ke Pengadilan.
Pihaknya kata Ade menginginkan berkas yang dilimpahkan benar-benar sempurna dan matang sehingga dalam persidangan tidak memunculkan kesan seolah Kejari tidak profesional dalam menangani sebuah kasus.
Dalam kasus ini sebelumnya, Kejari yang dipimpin Tatang Sutarna telah memeriksa Deputi Administrasi Otorita Batam (OB) Manan Sasmita, pegawai bandara, Hasrul, Dirwan, Asrul, Dasrul, Kabid Komersial Bandara Hang Nadim Batam Endry Abzan, dan mantan Kepala Bandara Hang Nadim, Razali Abubakar. Dalam kasus airport tax itu, Hasrul bahkan sudah ditetapkan jadi tersangka.
Dipihak lain, kuasa uukum tersangka, Bambang Yulianto juga mengaku penanganan kasus kliennya tersebut cukup lama. Ia juga sudah menanyakan langsung kepada Penyidik dan memperoleh informasi masih dalam pemberkasan.
"Iya saya juga sudah tanyakan dan kabarnya minggu ini sudah ditunjuk Jaksa Penuntut Umum," ujar Bambang yang dikonfirmasi via ponsel belum lama ini.
Bambang berharap agar penyidik segera melimpahkan kasus itu sehingga bisa segera disidangkan di pengadilan.
Seperti diberitakan sebelumnya dalam kasus ini tersangka telah mengembalikan kerugian negara sebesar Rp384 juta.
Pengembalian uang dua kali bayar. Pertama, pada 7 Desember 2009 sebesar Rp184 juta, dan 8 Desember 2009 Rp200 juta. (sm/nn)
'Batam' Kota Paling Tercemar di Sumatera
BATAM-Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Sumatera Kementerian Lingkungan Hidup Sabar Ginting menyatakan Batam merupakan kota dengan tingkat pencemaran terburuk di Sumatera. "Batam yang terburuk, lalu diikuti Dumai dan Belawan," kata Sabar usai pertemuan dengan dunia usaha di Batam, Senin (26/7).
Ia mengatakan, tingkat pencemaran di Batam paling tinggi se-Sumatera karena banyak industri galangan kapal yang berdiri di kota pulau itu. Industri galangan kapal, kata dia, paling banyak menimbulkan pencemaran.
Pengelolaan limbah di Batam juga termasuk yang buruk. Terlebih limbah cair dan limbah bahan beracun berbahaya.
Selain itu, lokasi Batam yang terletak di Selat Malaka menyebabkan banyak pencemaran limbah kiriman dari laut internasional.
Seperti yang terjadi setiap musim utara, limbah sludge oil yang terbawa arus air dan terdampar di pantai utara Batam.
Sementara itu, pencemaran di Dumai dan Belawan menempati nomor dua dan tiga terburuk di Sumatera.
Pencemaran di Dumai, kata dia, lebih disebabkan dari CPO, sedangkan di Belawan karena polusi udara yang berasal dari industri. (sm/ant)
Jalan Tak Nyaman Lagi Dilewati
Tambah Pasokan, ATB Pasang Pipa Sepanjang 3,8 Km Mulai Mukakuning ke Tembesi
| | |
Selasa, 27 Juli 2010 08:44 (sumber Batam Pos,versi asli) |
BATUAMPAR (BP) – Staf Humas PT Adhya Tirta Batam (ATB) Maslin Sitompul mengungkapkan bahwa pihaknya akan memasang pipa ”raksasa” sepanjang 3,8 kilometer (Km). Pipa yang dimaksudkan untuk menambah pasokan ke kawasan Batuaji sekitarnya itu, bakal dipasang mulai dari Mukakuning ke Tembesi. ”Pipa air bersih berstandar internasional kita datangkan dari pabrikan di China. Pipa itu berdiameter 800 milimeter (mm) dengan jumlah pipa mencapai 650 batang,” kata Maslin Sitompul saat meninjau langsung pipa tersebut di Pelabuhan Batuampar, Jumat (23/7) lalu. Menurut Maslin, pemasangan pipa itu merupakan bagian dari peningkatan pipa ke kawasan Batuaji. ”Pemasangan pipa itu sekaligus merupakan komitmen ATB menambah suplai air bersih ke kawasan Batuaji dan sekitarnya,” katanya. Ditambahkan Maslin, penambahan suplai ke kawasan Batuaji itu seiring dengan pertumbuhan jumlah pelanggan di kawasan tersebut. ”Demand dan permintaan pelanggan terhadap air bersih di kawasan Batuaji sangat tinggi,” katanya. Selain Batuaji, Maslin mengaku pertumbuhan pelanggan yang cukup tinggi juga terjadi di kawasan Sagulung, Tanjunguncang dan shipyard yang berada di sekitarnya. ”Kita ingin menjawab kebutuhan suplai air bersih pelanggan di kawasan-kawasan itu,” paparnya. Pipa itu, lanjut Maslin akan mulai dipasang pada bulan Agustus tahun 2010. ”Kita harapkan akhir tahun pemasangan pipa itu akan rampung,” katanya. PT ATB, kata dia juga akan membangun reservoir air di kawasan Bukit Tembesi. Pembangunan reservoir itu direncanakan akan dilaksanakan pada akhir tahun 2010. ”Tujuannya agar bisa meng-cover permintaan pelanggan dan masyarakat terhadap air bersih,” pungkasnya. (hda) |
Laka Kerja Tinggi, 170 Petinggi Perusahaan Dipertemukan
| | | |
Senin, 26 Juli 2010 09:45 (sumber Batam Pos,versi asli) |
HUT ke-27 RSOB SEKUPANG (BP) – Selama semester pertama 2010, kecelakaan kerja yang dirujuk ke Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) Sekupang tinggi, mencapai 300 orang. Tingginya jumlah ini membuat RSOB mengadakan seminar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap 170 perusahaan yang ada di Batam. ”Batam merupakan kota yang mayoritas warganya pekerja industri. Ini berisiko tinggi terhadap terjadinya laka kerja baik di dalam perusahaan maupun saat pekerja itu pergi dan pulang kerja. Safety, ini yang kita bahas bersama perusahaan,” ujar Direktur Utama RSOB Sri Rafella Allaida di sela-sela Seminar Sehari Memperingati 27 Tahun RSOB di Pacific Hotel, Jodoh, Kamis (22/7) lalu. Seminar ini bertema, Peningkatan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Karyawan. Menurut Rafella, seminar ini diadakan untuk meningkatkan kerja sama pelayanan medis perusahaan dan RSOB. ”Fokus terhadap pelanggan pekerja, kami membahas bagaiman perusahaan bekerjasama dengan rumah sakit, dan bagaimana rumah sakit melayani pekerja dengan baik. Harus safety dengan mencoba memberi pelayanan yang baik sesuai standar K3,” ujarnya. Ada 66 perusahaan atau lebih dari puluhan ribu karyawan yang bergabung dengan RSOB terkait safety dan kesehatan. Seperti McDermott, Drydock, Nippon Steel dan perusahaan lainnya. ”Kebanyakan karyawannya memilih RSOB sebagai rujukan kedua, bila sudah tidak tertangani di in house clinic perusahaan itu sendiri,” ujar Rafella. Seminar antara perusahaan dan RSOB tersebut dimaksudkan supaya dalam perkembangan RSOB ke depan mampu memberikan kualitas pelayanan dan komitmen yang baik dalam menangani pasien serta membangun fasilitas terbaik dan bersih. ”Kita akan utamakan respon time dan kepuasan pelayanan, termasuk bagaimana perawat dan dokter melayani dengan ramah para pasien yang datang berobat ke RSOB,” ujarnya. Selama 27 tahun berkiprah di Batam, RSOB kini mempunyai 24 dokter spesialis, 11 dokter umum dan 235 perawat. Fasilitasnya 207 tempat tidur rawat inap, 16 poliklinik spesial, satu poli umum dan poli gigi. Seminar ini dihadiri Kepala BP Batam Mustofa Wijaya dan sejumlah dokter, di antaranya Wahyu, Afdalun Hakim, Zulkifli Djunaidi, Ede Suryadarmawan, Juliansyah, dan para pimpinan perusahaan di Batam. Seminar ini menjadi seminar pertama yang dilaksanakan RSOB terbuka untuk umum. (cha) |
Habis Tera, Argo Jadi Hiasan Taksi
| | | |
Senin, 26 Juli 2010 09:52 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Tera argometer telah rampung, namun mayoritas taksi di Batam tidak menggunakannya. Argometer cuma jadi pelengkap hiasan taksi saja. ”Kalau tak ada argo takut ditilang dan tidak bisa KIR. Jadi ya kita pasang, tapi jadi hiasan saja,” ujar Ahmad, salah satu pengemudi taksi pada Batam Pos, kemarin. Untuk masalah tarif, ia mengaku masih menggunakan tarif nego dengan penumpang. Namun ia juga tak keberatan apabila ada penumpang yang meminta menggunakan argometer. ”Saya kan tidak punya pangkalan. Penumpang di jalan rata-rata tak mau pakai argo. Kalau saya paksakan nanti malah tak dapat penumpang,” tuturnya. Saat ini, tercatat 1.600 taksi yang sudah melakukan tera argo taksi, namun mayoritas tak menggunakannya. Menurut Muramis, saat ini pelaksanaan tera argo adem-adem saja bukan berarti semuanya benar. Menurutnya, pelaksanaan taksi berargo ada yang sudah berlaku, ada yang tergantung penumpang, ada yang masih nego. ”Bahkan ada juga yang argonya tidak dipakai. Kami akui itu,” katanya kemarin. ”Kalau saat KIR ternyata argonya tidak ada, rusak atau tidak ditera otomatis tidak lulus KIR,” tuturnya. Mantan kepala Kominfo Batam ini menyebutkan, di pangkalan seperti pelabuhan dan bandara sampai saat ini tidak ada komplain. Artinya, pelaksanaan taksi berargo sesuai aturannya. ”Kebanyakan yang tidak menggunakan argo yang tidak punya pangkalan atau di jalan-jalan,” akunya. Muramis mengakui, saat ini taksi plat hitam masih banyak berkeliaran. Ia mengaku kesulitan memberantasnya karena hal itu kewenangan pihak kepolisian. ”Angkutan plat kuning baru kewenangan Dishub. Seandainya ada angkutan plat kuning yang menyelahi aturan, Dishub yang mengambil tindakan. Bergentanyangannya taksi plat hitam itu kewenangan polantas yang menertibkan,” jelasnya. Taksi plat hitam memang masih banyak berkeliaran di Batam. Contohnya, bisa terlihat di depan pintu III Mukakuning arah Tanjungpiayu serta di Simpang Basecamp Batuaji arah Sekupang. *** |
Jumat, 23 Juli 2010
Humas Bandara Hang Nadim Batam, Hendrawan, Kamis menegaskan, "Tidak ada penerbangan yang terganggu akibat cuaca. Seluruh penerbangan normal."
Dia mengemukakan, jika ada keterlambatan kedatangan atau keberangkatan, bukan disebabkan masalah cuaca.
Hujan yang terus mengguyur Kota Batam, kata dia, tidak memengaruhi jarak pandang penerbangan. "Jarak pandang normal, di atas 5.000 meter," katanya menjelaskan.
Hal senada dikatakan Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Hang Nadim, Agus Lacuda.
Dia menyatakan jarak pandang masih aman untuk penerbangan. "Cuaca tidak akan mengganggu lalu lintas penerbangan di Batam," katanya menegaskan.
Ia memprakirakan hujan yang mengguyur kota terbesar di Provinsi Kepri ini hingga Agustus 2010.
Menurut dia, badai tropis Chan Thu yang melanda perairan laut China Selatan berdampak pada cuaca yang tak menentu di Batam.
"Badai Chan Thu ini sudah terjadi sejak tiga hari terakhir ini," kata Agus.
Dia mengatakan badai Chan Thu terjadi di laut China Selatan dengan posisi 18,4 derajat lintang utara dan 113 derajat bujur timur atau berdekatan dengan Laos dan Hong Kong
Tekanan udara yang diakibatkan badai Chan Thu di bawah 1.000 milibar dengan pergerakan angin menuju barat berkecepatan 55-70 knot. (T.Y011/C/D007/D007) 22-07-2010 16:03:27 NNNN
Copyright © ANTARA
Jalan Rusak dan Berlumpur Terus Bertambah
| | | |
Jumat, 23 Juli 2010 08:07 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Normalisasi Drainase Lambat
SEIBEDUK (BP) – Kondisi jalan utama Mukakuning-Mangsang Tanjungpiayu pada musim hujan sangat berbahaya bagi pengendara. Pasalnya kondisi fisik penuh genangan air dan badan jalan makin banyak yang berlumbang serta berlumpur. Lumpur itu akibat dari perbaikan drainase belum rampung, sehingga tanah galian berbaur dengan air hujan,” ujar Sondra, tokoh masyarakat Bidaayu, Kamis (22/7). Hilir mudik kendaraan juga menjadi pemandangan yang tak sedap dipandang. Para pengendara berebut mencari celah jalan yang tak berlubang walau bukan berada jalur sebelah kiri. ”Ada yang sampai tabrakan ringan. Ada juga yang bertengkar dan main pukul satu sama lainnya,” sebut Sondra. Beberapa warga setempat sangat menyayangkan proses normalisasi drainase tersebut. ”Lihat saja jalanan jadi becek dan licin. Seharusnya sebelum musim hujan drainasenya sudah bagus agar tidak terjadi seperti ini,” ujar Eko Penaya, tukang ojek di Perumahan Puri Agung, kemarin. Hal serupa juga terlihat di depan Sekolah Menengah Pertama Negeri 016 Bidaayu. Kondisi jalan rusak tersebut telah berlangsung lama. Akibatnya, sejumlah pelajar dan masyarakat yang melintas di lokasi tersebut ada yang sampai tergelincir jatuh. Tidak hanya itu, Rahman, supir taksi Mukakuning menyebut walau hanya beberapa meter saja, kerusakan jalan tersebut juga menimbulkan kemacetan. ”Pagi-pagi biasanya macet di sini, semua pengendara berlomba-lomba mencari celah yang baik. Kadang-kadang juga sering terjadi tabrakan ringan,” jelasnya. Lain lagi dengan penuturan Enol, karyawan salah satu perusahaan di Kawasan Industri Mukakuning. Menurut Enol, dirinya menjadi salah satu korban dari jalan yang rusak tersebut. Ironisnya, bukan korban kecelakaan tapi di jalan rusak tersebut dirinya pernah ditampar salah seorang aparat karena dianggap merebut celah jalan yang agak baik di jalur sebelah kanan. ”Ya semoga cepat diperhatikanlah. Jangan sampai ada korban jiwa,” ujarnya sambil berlalu. Jalan berlubang mulai terlihat dari lampu merah simpang tiga Kampung Becek. Semakin ke dalam kerusakan makin parah. Banyak lubang-lubang besar yang memutus badan jalan. Apalagi, parit yang terdapat di kanan kiri jalan sudah tidak berfungsi lagi, sehingga air yang seharusnya mengalir justru keluar ke badan jalan yang mengakibatkan becek dan berlumpur. ”Ini bukan hal baru bagi warga di sini. Sudah sekian kali kami mengusulkan perbaikan ke Pemko, namun belum ada realisasinya,” kata Rahman, tokoh masyarakat setempat. Selain karena kualitas pengaspalan badan jalan dan drainase dinilai kurang bagus, kerusakan jalan tersebut juga diakibatkan oleh beberapa truk perusahan galangan kapal yang sering ke luar masuk melalui jalan tersebut. ”Walaupun aspalnya bagus, tapi kalau setiap saat jalan selalu dibebani dengan puluhan truk yang penuh dengan muatan, gimana pun akan rusak,” timpal Safrudin, warga lainnya. |
Kamis, 22 Juli 2010
Karyawan BP Batam Donor Darah
Kegiatan donor darah yang disponsori Badan Koordinasi Dakwah Islam (BKDI), Badan Pengusahaan Batam berlangsung di Aula Marketing BP Batam, Selasa (20/7) dimulai pukul 10.00 hingga pukul 15.00 WIB.
Karyawan dan Karyawati serta para pejabat BP Batam tampak antusias menyumbangkan darahnya sebagai bentuk kepedulian terhadap kesulitan dialami PMI dan terhadap sesama yang membutuhkan darah. Dendi Gustinandar, Ketua Panitia bhakti sosial menjelaskan, kegiatan bernuansa kemanusiaan tersebut dalam rangka Isra Mi’raj sekaligus melakukan silahturahmi antara sesama karyawan di tiga instansi menjelang Ramadhan.
Semula, kata Dendi, acara bhakti sosial dijadwalkan berlangsung hari Kamis mendatang. Namun mengetahui PMI kekurangan stok darah, maka pihaknya mengambil kebijakan untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan donor darah.
”Meski sifatnya mendadak dan sempat pontang-panting, tapi Alhamdulillah acara berjalan sesuai rencana kita,” ujar Dendi disela-sela kegiatan donor darah.
Sementara itu, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) drTrihayati Machdar menyambut baik antusiasme pihak BP Batam dan BKDI yang sangat tangga atas kesulitan PMI dan segera melaksanakan donor darah. Dalam bhakti sosial ini pihaknya menargetkan sebanyak 80 kantong darah.
”Dan dari jumlah yang kita targetkan tersebut nantinya pun akan habis digunakan selama tiga hari ke depan. Oleh karena itu, kita sangat membutuhkan uluran tangan dari sejumlah masyarakat untuk mendonorkan darahnya kepa,” katanya. (sm/nn)
Jalanan Batam Kembali Terendam
BATAM CENTRE- Jalanan Batam kembali terendam air. Banjir yang menggenangi sejumlah ruas jalan dan kawasan pemukiman, Selasa (20/7), disebabkan tidak sanggupnya drainase menampung tingginya curah hujan yang turun dari pagi sampai malam hari.
Akibat banjir, kondisi jalanan juga sempat macet. Salah satunya seperti terlihat di jalan raya Sukajadi. Jalanan dua arah dari Nagoya-Bandara dan sebaliknya itu nyaris lumpuh. Guna menghindari banjir dan kemacetan, pengendara terpaksa memilih jalan alternatif.
Pantauan koran ini, persis di depan Ruko Taman Golf Sukajadi, kedalaman air hampir sekitar 60 centimeter. Di jalan itu antrean kendaraan cukup ramai. Ini disebabkan pengemudi mobil terpaksa melambatkan laju kendaraannya saat menerobos banjir.
"Tadi saya mencoba untuk melintas, sampai diseberang mesin lansung mati. Masuk air agaknya," ujar pria berkacamata yang enggan menyebutkan namanya itu.
Di ruas jalan dari Kantor BNI Sei Panas-Simpang Franky, persisnya di depan Perumahan Marcelia, juga terendam banjir. Kawasan ini sepertinya memang sudah menjadi langganan banjir. Ini selalu terjadi setiap hujan turun sepanjang hari.
Aji, warga Perumahan Marcelia mengatakan, jalan di depan Perumahan Marcelia memang sudah menjadi langganan banjir ketika hujan turun. Menurut pekerja salah satu perusahaan di kawasan industri Cammo, Batam Centre itu, penyebab terjadinya banjir akibat tidak sanggupnya drainase menampung air hujan.
"Drainasenya kecil, makanya jadi banjir," terangnya.
Selain ruas jalan menuju Simpang Franky atau Kantor BNI Sei Panas, genangan air juga terlihat di sejumlah jalan menuju kawasan pemukiman. Seperti yang terjadi di Perumahan Dotamana, Batam Centre. Di sini penyebab banjir juga sama, yaitu kecilnya ukuran drainase. Di simpang Tembesi menuju simpang Base Camp, Batuaji, kondisi serupa juga terjadi.
"Setiap musim hujan jalan di sini pasti banjir," tutur Saodah, kawaryawan sebuah perusahaan industri di Mukakuning. (sm/an)
Perbaiki Jalan Piayu, PU Koordinasi dengan OB
Kamis, 22 Juli 2010 08:56 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Jalan Arteri Tanggung Jawab OB BATAM CENTRE (BP) – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Batam Yumasnur mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Otorita Batam (OB) terkait upaya perbaikan ruas jalan rusak di kawasan Tanjungpiayu. ”Kita komit untuk memperbaiki ruas jalan yang rusak, tidak hanya di kawasan Tanjungpiayu. Tapi jalan rusak di kawasan lain, juga akan diperbaiki. Tapi tanggung jawab perbaikan jalan arteri ada di OB,” kata Yumasnur kepada Batam Pos, Rabu (21/7) di gedung DPRD Batam. |
Inflasi Batam Naik
| | | |
Kamis, 22 Juli 2010 08:46 (sumber Batam Pos,versi asli) |
BATAM (BP) - Meningkatnya harga sembako di Batam yang disebabkan berbagai faktor, menjadi salah satu penyebab inflasi (nilai mata uang lebih rendah dari harga barang) di Batam naik. Bahkan tertinggi di antara penyebab laju inflasi di Batam. Pemimpin Bank Indonesia (BI) Batam, Elang Tri Praptomo, menyebutkan, Juni 2010 laju inflasi Kota Batam sebesar 1,42 persen. Dari semua kota di Sumatera tercatat mengalami inflasi, dan inflasi tertinggi terjadi di Jambi sebesar 3,23 persen dan terendah di Sumatera adalah Banda Aceh sebesar 0,30 persen. Elang, mengurai, kenaikan sembako menyumbang inflasi 3,81 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,84 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1,57 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,08 persen dan kelompok sandang 1,18 persen. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,41 persen. (cr6) |
Wawako: Singapura Saja Banjir
| | | |
Kamis, 22 Juli 2010 09:01 (sumber Batam pos,versi asli) |
Pemko Tak Mau Disalahkan Wakil Wali Kota (Wawako) Batam Ria Saptarika mengatakan, banjir yang selama ini melanda merupakan hal yang wajar. Banjir hanya terjadi saat hujan lebat saja. ”Banjir hanya di beberapa titik saja dan saat hujan lebat saja. Itu belum dikatakan banjir. Baru dikatakan banjir apabila genangan air sudah berhari-hari dan masyarakat harus diungsikan. Selama ini kan tidak begitu,” katanya. Wawako bercermin, pada negara Singapura yang juga terkena dampak banjir. ”Singapura saja yang terkenal drainasenya sempurna bisa banjir,” imbuhnya. Namun demikian, Pemko Batam tetap melakukan upaya penanganan banjir. Antara lain dengan merancang master plan Kota Batam. ”Dalam master plan tersebut kan kita mengetahui titik-titik banjir. Kita upayakan membangun drainase bahkan sampai menguunakan APBN,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Dinas pekerjaan Umum (PU) Batam Yumasnur, mengatakan, untuk mengurangi benjir selain membangun drainase, pihaknya lebih memfokuskan pada normalisasi drainase yang sudah ada. ”Namun masalah drainase dan banjir ini sangat kompleks,” katanya. Alasan penyebab banjir, lanjut Yumasnur yaitu tingkat tataguna lahan yang tinggi di Batam. Maksudnya, banyaknya pembukaan lahan yang baru menyebabkan lokasi tangkapan dan resapan air berkurang. Pembukaan lahan, lanjutnya, membuat titik-titik banjir bertambah. Titik-titik banjir yang ada saja belum terselesaikan tambah lagi yang baru. “Namun kita mencoba menyelesaikannya secara bertahap,” akunya.
Yumasnur mencontohkan banjir yang terjadi di kawasan Tiban Ayu. Menurutnya, penyebabnya adalah intensitas hujan yang tinggi. Yumasnur mengaku, aspal di jalan tersebut sudah lama retak dan aus. Kemudian masuk air hujan dari sela-sela retak membasahi fondasi jalan. Ditambah lagi banyaknya kendaraan berat yang lewat membuat aspal terbongkar. ”Namun kita sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Sudah milai diperbaiki,” katanya lagi.
Sementara di depan Universitas Batam (Uniba), lebih rumit lagi. Drainase justru tidak ada. Air hujan yang mengguyur langsung tumpah menutupi bahu jalanan. Kondisi tersebut membuat jalan menjadi banjir. Saat hujan reda, sampah pun berserakan di jalanan. Di jalan Dotamana Batam Centre lebih parah lagi, drainase di sini sudah lama mengalami penyempitan. Masyarakat sekitar jalan bahkan sudah berulang kali melaporkan ke pihak Kelurahan. Namun tak juga direspon. Saat hujan mengguyur simpang Dotamana ini berubah menjadi kubangan raksasa. Air setinggi lebih dari lutut orang dewasa membuat khawatir pengguna jalan. Beberapa pengemudi motor yang nekat menerobos tak jarang motornya mogok dan terpaksa mendorong. Tidak hanya itu jalanan menjadi macet. “Maunya Pemko apa sih? Sudah tau rusak banjir kok tidak diperbaiki. Apa nunggu sampai hancur dulu jalan di sini,” kata Leo warga Dotamana.
Di jalan Batubesar-Polda Kepri juga mengalami hal serupa. Drainase di sepanjang jalan ini tidak ada. Akibatnya air dengan mudah menutupi bahu jalan, ketika hujan lebat. Kondisi tersebut membuat jalananan yang ada di sana banyak yang berlubang. Pantauan Batam Pos di lapangan menemukan 16 titik lubang di jalan raya Batuampar sampai DC Mall yang rata rata lubangnya berdiameter sekitar setengah meter dan dalam sekitar 15 sampai 20 centimeter, Rabu (21/7). Ruas jalan di Batam dengan lubang menganga sudah tak terhitung jumlahnya. Selain lubang baru yang muncul akibat tergerus air, ratusan lubang lama yang pernah ditutup oleh Pemerintah Kota Batam kembali rusak. Lubang-lubang baru yang berserakan tak terkontrol itu saat ini jadi ketakutan tersendiri bagi warga khususnya pengendara. Pasalnya, selain takut terperosok, mereka juga takut saling tabrak gara-gara menghindari lubang dengan diameter hingga 30 cm dalamnya. Pantauan Batam Pos, jalan berlubang cukup parah terlihat di sepanjang jalan Baloi menuju Jodoh, Batuampar, Bengkong dan Seipanas. Hujan dengan intensitas tinggi yang terus mengguyur akhir-akhir ini menambah ‘derita’ baru bagi pengendara. Pasalnya, banyak ruas jalan yang nyaris terputus gara-gara berlubang. ”Kami sudah susah payah bayar pajak kok jalan di Batam ini tak pernah diperbaiki sejak beberapa tahun lalu. Kalau cuma ditambal, mana tahan,” ujar Didik Hadi dengan cetusnya setelah diminta tanggapannya soal kondisi jalan raya yang ada di Batam saat ini, kemarin (21/7). Warga Puri Legenda ini mengaku sangat kesal karena saat hujan menguyur kota ini Selasa (20/7) lalu, para pengendara banyak yang terperosok di lubang yang dipenuhi luapan air. Selain lubang jalan, warga juga mengeluhkan banyaknya material tanah, batu, dan pasir yang menutupi aspal pascahujan deras baru-baru ini. ”Lebih baik melintas di jalan tak beraspal daripada melewati jalan yang penuh dengan batu kerikil. Sangat mudah tergelincir bahkan pecah ban,” kata Donand Siregar, pengojek di depan pos Polisi Jodoh, kemarin. Jalan berlubang di Batam ini sangat berpengaruh pada arus lalulintas. Di kawasan Pasar Induk Jodoh, puluhan kendaraan roda dua empat terjerembab dalam kemacetan gara-gara jalan didepannya berlubang dengan kedalaman hampir 40 cm. (vie/spt/cr3/cr6) |
Rabu, 21 Juli 2010
BATAM BANJIR
Banjir terjadi di Batam Centre, sekitar Stadion Temunggung Abdul Djamal, kawasan SMP 8, Simpang Kabil, Legenda Malaka, dan beberapa jalan lain.
Di sekitar Stadion Tumenggung Abdul Djamal, banjir menyebabkan macet hingga sekitar satu kilometer.
Di Simpang Duta Mas, dua mobil terjebak dalam banjir setinggi lutut orang dewasa. Beberapa mobil lainnya memutar balik untuk menghindari banjir.
"Kami tidak bisa lewat, jalanan banjir," kata seorang pengendara mobil yang memutar balik.
Ia menganjurkan kepada pengendara lain untuk memutar balik agar tidak terjebak banjir.
Di kawasan yang sama, seorang anak berpakaian sekolah dasar nampak berjalan menghadang banjir.
Seorang warga Batam Centre Agus menyesalkan banjir yang terjadi di kota industri itu.
"Sudah lama Batam tidak banjir. Kenapa sekarang bisa terjadi?" kata dia.
Menurut Agus, banjir besar sudah dua tahun tidak melanda Batam sejak Pemerintah Kota Batam memperbaiki beberapa drainase jalan utama.
Ia mengatakan, Pemerintah Kota Batam diharap segera membenahi drainase agar banjir tidak terjadi lagi.
"Banyak aktivitas yang tidak bisa dilakukan karena banjir ini," kata dia.
(T.Y011/B/s018/s018) 20-07-2010 14:06:42 NNNN
Copyright © ANTARA
Rusak Parah, Dewan Desak Jalan Piayu Diperbaiki
| | | |
Rabu, 21 Juli 2010 09:31 (sumber Batam Pos,versi asli) |
BATAM CENTRE (BP) – Komisi III DPRD Kota Batam mendesak agar instansi terkait segera memperbaiki ruas jalan Tanjungpiayu yang rusak parah. Apalagi, jalan itu sudah lama rusak dan tidak pernah diperbaiki. ”Kita sudah menanyakan perihal perbaikan jalan rusak di kawasan Tanjungpiayu ke Dinas PU Kota Batam, tapi mereka (PU, red) bilang perbaikannya ke OB. Instansi manapun yang berwenang memperbaiki jalan rusak itu, tapi kita meminta agar segera direalisasikan,” kata Ketua Komisi III DPRD Kota Batam Jahuin Hutajulu kepada Batam Pos, Selasa (20/7). Masyarakat Tanjungpiayu, kata legislator Partai Demokrat itu, sudah lama menderita akibat jalan rusak itu. ”Khususnya saat melintas di ruas jalan rusak, mulai dari depan SMP Negeri 16 sampai ke Tanjungpiayu. Panjangnya mencapai 4 kilometer (Km),” sebut Jahuin. Jahuin menambahkan perbaikan ruas jalan itu sangat penting dilakukan secepatnya. Apalagi ruas jalan yang rusak parah merupakan akses satu-satunya bagi masyarakat Tanjungpiayu. ”Tidak ada akses jalan lain dari Tanjungpiayu ke Mukakuning dan sebaliknya. Jadi kita minta perhatian pemerintah untuk segera memperbaiki jalan yang rusak parah itu,” tegasnya. Jika jalan rusak tidak segera diperbaiki, Jahuin mengaku khawatir akan jatuh korban. ”Lubang besar bisa ditemui di depan WTP ATB, sehingga kita khawatir jatuh korban bila pengendara roda dua dan empat melintas di sana,” ungkapnya. Jahuin mengaku ia bersama ribuan warga khawatir, saat melintas di ruas jalan yang rusak parah itu. |
Pusat Belum Buka Kran Impor Gula
| | | |
Rabu, 21 Juli 2010 09:25 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Sekretaris Dewan Kawasan (DK) Free Trade Zone (FTZ) BBK Jon Arizal mengungkapkan, pemerintah pusat masih belum membuka kran impor gula. Meski komoditi beras, gula, dan lainnya dibenarkan masuk ke kawasan FTZ BBK. ”Kita sudah berusaha ke Menteri Perdagangan agar keran impor dibuka, tapi pemerintah masih mempertimbangkan dan belum membolehkan,” kata Jon kepada Batam Pos, Selasa (20/7) malam. Jon mengaku bahwa harga gula di pasaran saat ini mahal. Sehingga, DK memberikan kesempatan kepada anggota Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk mendatangkan gula dari dalam negeri. “Kalau mendatangkan gula dalam negeri, pemerintah memperbolehkan. Silakan anggota Apindo mendatangkan gula dalam negeri, dan pemerintah akan berterima kasih,” cetusnya. Menurutnya, kesempatan pengusaha untuk mendatangkan gula dalam negeri sangat terbuka. Bahkan, Jon mengaku pihaknya mengimbau agar pengusaha beramai-ramai mendatangkan gula dalam negeri ke Batam dan kawasan FTZ BBK lain seperti Bintan dan Karimun. ”Apalagi menjelang bulan Ramadan, kita mengimbau pengusaha beramai-ramai mendatangkan gula dalam negeri. Agar harganya lebih murah, Apindo bisa mensubsidi,” paparnya. Jon menambahkan untuk memenuhi kebutuhan gula di Batam, tidak hanya lewat impor saja. Tapi pengusaha juga bisa mendatangkan gula dari Lampung atau Jakarta. ”Silahkan pengusaha beramai-ramai masukkan gula dari Lampung atau Jakarta, supaya harganya bisa lebih murah,” pungkasnya. Terpisah, Ketua Apindo Kepri Cahya mengatakan pihaknya siap mendatangkan gula impor untuk kebutuhan bulan puasa. “Dan kita bisa jamin harganya tak lebih dari Rp8 ribu,” katanya kemarin. Namun hal itu belum ada kepastiannya. Pasalnya ia telah menyurati Gubernur Kepri HM Sani selaku ketua Dewan Kawasan (DK) dan tidak ada kepastian. “Sampai sekarang belum ada jawaban,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam Ahmad Hijazi mengatakan, menjelang bulan puasa pihaknya akan mendatangkan 2 ribu ton gula lokal dari Lampung. ”Sekitar tanggal 24 Juli mendatang gula tersebut akan tiba di Batam,” katanya, kemarin. Hijazi menuturkan di antara semua komoditi bahan pokok, hanya gula yang selalu menjadi masalah. Pasalnya, perdagangan gula tak sama dengan bahan pokok lain. ”Regulasi dari pusat yang tidak berpihak pada rakyat,” jelasnya. Menurut Hijazi, birokrasi perizinan sangat panjang bahkan harus melalui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. ”Gula ini merupakan komoditi dalam pengawasan,” paparnya. Masih kata Hijazi, harga gula yang tinggi saat ini juga terjadi di seluruh Indonesia bukan hanya di Batam saja. Terkait penimbunan, Hijazi mengaku di Batam kemungkinan itu tidak ada. Alasannya, para pelaku (pemasok atau distributor) memerlukan modal yang besar untuk mendatangkan gula. “Bodoh kalau mereka menimbun. Belum tentu nanti harganya tinggi, seandainya masuk gula impor maka mereka rugi,” tuturnya. Selain itu, para pengusaha juga tidak bisa bermain karena distributornya sedikit. Menurut hijazi paling banyak hanya 6 perusahaan di Batam sebagai distributor gula. ”Kita tahu siapa saja pemain-pemain tersebut. Orangnya itu-itu juga. Kalau ada masalah tinggal cari orang-orang tersebut,” katanya lagi. |