Batam, KBRN : Sebanyak 50 pelaku
usaha kecil menengah pemenang Technopreneur BP Batam
mengikuti sosialisasi pengembangan potensi rumput laut yang
digelar Badan Pengusahaan (BP) Batam di gedung marketing centre BP
Batam, Jumat (28/11/2014).
Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam Tri Novianta Putra mengungkapkan, saat ini produk turunan yang dihasilkan dari rumput laut terutama untuk kebutuhan pangan, sepeerti nori yang merupakan bahan dalam pembuatan makanan Jepang, yaitu sushi.
“Melihat perkembangan kuliner
Jepang di Batam banyak peminatnya, maka sosialisasi potensi pengembangan
rumput laut untuk para pelaku usaha kecil menengah dianggap perlu,”
ujar dia, Jumat (28/11/2014).
Narasumber pada
sosialisasi ini adalah Peneliti Biologi dan Ekologi Rumput Laut dari
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Tri Handayani; Peneliti Ekonomi
Sumberdaya Kelautan Tropika dari UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM
Oseanografi LIPI, Triyono.
Dalam materinya, Tri
Handayani memaparkan mengenai diversitas, sebaran dan potensi rumput
laut di perairan Batam dan sekitarnya. Menurut dia, kondisi perairan
Indonesia sangat mendukung untuk dikembangkan kegiatan budidaya rumput
laut.
“Perairan kita bisa menjadi tempat rumput
laut yang sudah umum dibudidaya maupun yang belum dibudidaya skala
besar, di Teluk Kering, Batam sudah ditemukan 47 spesies rumput laut
antara lain 16 rumput laut hijau, 13 rumput laut coklat dan 18 rumput
laut merah,” jelas Handayani.
Pada sesi kedua
Triyono menyampaikan mengenai potensi dan peluang pemanfaatan rumput
laut di Indonesia. Ia mengatakan rumput laut dapat dijadikan sebagai
komoditas unggulan.
“Peluang ekspor terbuka luas, teknologi pembudidayaan yang sederhana sehingga mudah dikuasai, kebutuhan modal relatif kecil, kegunaan rumput laut yang sangat luas,” ungkapnya. (rul/DS)
“Peluang ekspor terbuka luas, teknologi pembudidayaan yang sederhana sehingga mudah dikuasai, kebutuhan modal relatif kecil, kegunaan rumput laut yang sangat luas,” ungkapnya. (rul/DS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar