|
JAKARTA, BP Batam - Kepala Badan
Pengusahaan (BP) Batam Mustofa Widjaja menyerahkan sepenuhnya kepada
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai keputusan pengelolaan BP Batam ke
depan.
"Kita serahkan ke Presiden, itu yang lagi
dibahas agar pengelolaan BP Batam maksimal ke depan. Kita tunggu saja,"
kata Mustofa usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta,
Selasa (1/9/2015).
Menurutnya, BP Batam akan
mengikuti proses pembahasan di Kementerian Perekonomian guna menentukan
pengelolaan BP Batam selanjutnya.
"Jadi,
mengenai perubahan pengelolaan BP Batam, kita ingin lewat prosedur dan
saat ini telah dibahas di Kantor Kementerian Perekonomian. BP Batam
terlibat dalam pembahasan tersebut," katanya.
Kementerian
Perekonomian, lanjutnya, telah melakukan pembahasan pengelolaan BP
Batam ke depan sejak Mei 2015 lalu. Hasil sementera dari pembahasan
tersebut, adalah dibentuknya Tim Terpadu Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (BBK) yang akan dilaksanakan
pada tahun ini, guna menampung limpahan investasi dari Singapura.
"Kita
serahkan ke Bapak Presiden Jokowi agar Batam tidak seperti sekarang
(tumpang tindih kewenangan dan kewenangannya terbatas, red)," katanya.
Menanggapi
melemahnya pertumbuhan investasi di Batam, Anggota Komisi VI DPR dari
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Refrizal, meminta BP Batam
tidak terlalu berharap dapat limpahan dari Singapura, karena Singapura
tidak akan sungguh-sungguh memberikan investasinya kepada Indonesia
tanpa ada maksud dan tujuan tertentu.
"Singapura
tidak akan mau membangun Batam, jangan ngemis-ngemis-lah kepada
Singapura. Kita harus punya gagasan besar sendiri. Kalau Pak Presiden
katakan Singapura mau investasi di Batam, itu harus jelas," kata
Refrizal.
Refrizal menilai, jika BP Batam ingin
maju semestinya mengembangkan pelabuhan laut yang besar agar bisa
menyaingi pelabuhan di Singapura dan Malaysia. Saat ini, selain
pelabuhan lautnya masih kecil, masalah lalu lintas di laut juga masih
diatur oleh Singapura
"Kita bisa bikin Batam
seperti itu, Malaysia dan Singapura itu jumlah penduduknya sedikit,
wilayahnya juga. Kita harus bisa bikin pelabuhan yang bisa bersaing
dengan Singapura dan Malaysia. Sejak awal Batam digagas BJ Habibie itu
guna menyaingi ekonomi Singapura, sekarang Batam masih jauh," katanya.
Komisi
VI DPR, kata polititis PKS ini, berharap BP Batam bisa menggandeng
Pelindo III dan Pelindo II dalam membangun pelabuhan laut yang besar di
Batam.
"BUMN yang terbaik dalam mengurus
pelabuhan saat ini, Pelindo III dan Pelindo II. Kita Berharap bagaimana
Batam ini kerjasama dengan Pelindo III dan Pelindo II dalam membangun
pelabuhan laut di Batam agar bisa bersaing dengan Singapura dan
Malaysia," katanya.
Kepala BP Batam Mustofa
Widjaja dalam paparan tertulisnya saat RDP dengan Komisi VI DPR
mengatakan, telah menetapkan program prioritas di bidang pengembangan
dan peningkatan infrastruktur, yakni pengembangan infrastruktur
pelabuhan laut, bandar udara, air baku, fasilitas kesehatan,
transportasi darat dan lingkungan laut.
Peningkatan
dan pengembangan infrastruktur pelabuhan laut meliputi pengembangan
terminal bongkar muat barang dengan target bongkar muat peti kemas
sebesar 350 ribu Teus dan kargo 7 juta ton per tahun.
Dapat
juga melayani kapal dengan kapasitas 35 ribu DWT, serta pengembangan
terminal curah. Sedangkan untuk pengembangan terminang penumpang, yaitu
dengan membangun baru terminal domestik dengan target pertumbuan
penumpang akan meningkat menjadi 3 juta orang per tahun.
Sedangkan
pengembangann infrastruktur bandar udara, yaitu dengan perbaikan
prasarana penunjang sehingga dapat meningkatkan frekwensi penerbangan
pesaawat dari dan ke Batam sebannyak 44.970 kali/tahun dan peningkatan
penumpang menjadi 5,5 juta/tahun, serta peningkatan pengelolaan barang
25,4 ribu ton per tahun.
Sementara pengembangan
infrastruktur air baki yang meliputi peningkatan daya tampung dam-dam
existing, serta penyelesaian sarana dam baru sehingga kebutuhan air baku
yang tersedia dapat mencapai 4.400 I/det.
Kemudian
pengembangan fasilitas kesehatan umum dengan meningkatan fasilitas
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Batam khususnya dalam bidang
layanan unggulan penyakit cardia cerebro vascular, penyediaan faslitas
ruang rawat inap VVIP & VI{, serta peningkatan faslitas peralatan
media dan non medis.
Selanjutnya, pengembangan
infrastruktur transportasi darat meliputi peningkatan dan pengembangan
jalan-jalan arteri ke kawasan-kawasan industri, serta pembanginan sistem
drainase primer kota.
Terakhir pengembangan
infrastruktur lingkungan hidup diarahkan untuk pengembangan meliputi
kelanjutam proyek pengembangan sistem limbah domestik rumah tangga di
Batam Centre dan peningkatan pengelolaan Kawasan Pengelola Limbah
Industri (KPLI) B3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar