BATAMTODAY.COM, Jakarta - Badan
Pengusahaan (BP) Batam menegaskan, aksi buruh di Batam sudah dinilai
mengganggu iklim investasi di Batam dan membuat takut investor asing
untuk menanamkan modalnya di Batam, karena dianggap tidak kondusif.
"Sepanjang
2 bulan lalu ada 3 perusahaan asing yang keluar dari Batam. Masalah
demo buruh ini menjadi salah satu yang menjadi hambatan iklim investasi
di Batam," kata Jon Arizal, Wakil Kepala BP Batam, di Hotel
Intercontinental, Mid Plaza, Jakarta, kemarin.
Jon
Arizal mengatakan, BP Batam sulit mengendalikan demo yang dilakukan
para buruh di Batam, sebab demo buruh di Batam juga dipicu dari gejolak
yang terjadi secara nasional.
"Buruh kan
masalah nasional. Tidak bisa dari kami, di sini (Jakarta) demo di Batam
juga pasti ikut demo, di sini ada penyesuaian upah pasti di Batam juga
nuntut. Ini mencakup nasional, susah diatur," katanya.
Selain
itu, lanjutnya, BP Batam juga selalu kerepotan mencegah tindakan
sweeping yang kerap dilakukan serikat pekerja di Batam. Aksi sweeping
ini membuat investor ketakutan, dan satu persatu mulai memindahkan
investasinya ke negara lain, karena Batam dianggap tidak kondusif.
"Makanya kami harapkan pemerintah coba imbau janganlah buruh ini melakulan sweeping, atau mengajak temannya ikut demo," katanya.
Menurutnya,
BP Batam tidak memiliki kewenangan dalam penyelesaian masalah
perburuhan, seperti pengupahan, dan penyelesaian sengketa
ketenagakerjaan lainnya.
"Kami serahkan pada
tim provinsi. Kami ikuti dari sana, karena kami kan tidak punya wewenang
walaupun kami daerah ekonomi khusus," katanya.
Kendati
begitu Jon Arizal menambahkan, meskipun Batam memiliki banyak tantangan
seperti aksi buruh dan masih kalah bersaingan dengan Singapura, Batam
masih menarik bagi investor asing. Sepanjang semester I-2015, ada 135
perusahaan asing masuk ke Batam.
"Saya
sampaikan semester pertama saja ada 135 perusahaan asing. Kalau
dibanding tahun lalu ada 31 perusahaan saja. Jadi asing masih berminat
investasi di Batam, dan apalagi perusahaan pakai dolar mereka menuju ke
negara-negara yang nggak pakai dolar, karena semakin murah investasi
pakai dolar di Batam," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar