BATAMTODAY.COM, Batam
- Menyikapi program rationing yang diberlakukan oleh PT Adhya Tirta
Batam (ATB), Komisi III DPRD Batam memanggil pihak Badan Pengusahaan
(BP) Batam selaku pengelola waduk.
Direktur
Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Tato Wahyu menyampaikan dalam
mengembangkan Batam dari dulu memang ketersediaan air sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ia
menjelaskan jumlah produksi waduk secara keseluruhan yaitu sekitar 3.800
liter/detik, dan jika dihitung secara matematis secara umum jumlah
tersebut untuk saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Namun
berdasarkan data dari BMKG, dampak dari El Nino itu hujan diprediksi
baru akan turun sampai tahun depan. Sehingga kita perlu mengambil
langkah untuk antisipasi," kata Tato dalam rapat dengar pendapat dengan
anggota Komisi III DPRD Batam, Rabu (2/9/2015).
Ia mengatakan bahwa dibandingkan dengan tahun sebelumnya curah hujan di Batam memang menurun.
Kendati
demikian Tato menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan ATB agar
memaksimalkan DAM Duriangkang untuk menyuplai DAM yang saat ini sudah
kekeringan.
Menanggapi hal itu anggota Komisi
III DPRD Batam, Edward Brando mengatakan memang sudah seharusnya BP
Batam segera koordinasi dengan ATB untuk memaksimalkan DAM Duriangkang.
"Saya
sepakat, kita memang harus segera mencari solusi untuk mengatasi
masalah ini memang tidak jangka pendek tetapi juga perlu jangka
panjang," katannya.
Anggota Fraksi PAN itu juga
menyampaikan agar BP Batam melakukan pengawasan dan penjagaan terhadap
hutan lindung di sekitar DAM guna untuk penyerapan air karena menurutnya
sekarang banyak yang rusak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar