Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam mengatakan,
warga Kota Batam Kepulauan Riau dinilai terlalu boros dalam menggunakan
air bersih hingga menyebabkan pasokan air bersih di kota itu berkurang
lebih cepat dari yang diestimasi sebelumnya.
Direktur Pengelolaan Air dan Limbah Badan Pengusahaan Kawasan Batam, Tato Wahyu di Batam, Selasa, menyatakan seorang warga Batam rata-rata mengkonsumsi 170 liter air bersih setiap hari, jauh lebih tinggi dari rata-rata penggunaan air bersih orang di Indonesia yang hanya 60 liter per hari.
Direktur Pengelolaan Air dan Limbah Badan Pengusahaan Kawasan Batam, Tato Wahyu di Batam, Selasa, menyatakan seorang warga Batam rata-rata mengkonsumsi 170 liter air bersih setiap hari, jauh lebih tinggi dari rata-rata penggunaan air bersih orang di Indonesia yang hanya 60 liter per hari.
"Standar hidup kami lebih tinggi. Di Batam setiap rumah menggunakan mesin cuci dan sebagainya. Sebenarnya wajar saja," kata Tato.
Penggunaan mesin cuci untuk pakaian dinilai lebih boros air ketimbang mencuci menggunakan tangan.
Ia meminta warga untuk mengurangi konsumsi air bersih selama beberapa waktu, mengingat pasokan air yang semakin berkurang.
Tato meyakinkan pihaknya sudah melakukan perencanaan matang untuk memastikan kecukupan air di Batam, dengan mempersiapkan waduk-waduk baru. Namun penggunaan air yang berlebihan membuat penurunan debit air lebih cepat dari yang diperkirakan.
Berdasarkan data BP Kawasan Batam, debit air di waduk paling besar di Batam, Waduk Duriangkang sudah berkurang dari 3.000 liter per detik setiap hari menjadi 2.000 liter per detik setiap hari.
"Kami sudah persiapkan semuanya dengan baik. Tapi pengelolaannya tidak gampang," kata dia.
Senada dengan Tato, perusahaan pengelola air bersih Adhya Tirta Batam (ATB) juga meminta pelanggannya untuk menghemat air bersih.
Corporate Communication Manager ATB Enriqo Moreno mengimbau warga mengubah pola pemakaian air, hingga lebih hemat. Warga diminta mengurangi penggunaan air bersih untuk kegiatan yang tidak terlalu penting, seperti menyiram tanaman dan mencuci kendaraan setiap hari. Air lebih diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia.
"Ketersediaan air baku adalah segalanya. Setiap tetes air sangat berarti bagi kelangsungan hidup. Kesia-siaan penggunaan air akan menjadi bencana bagi kami semua," kata dia.
Ketersediaan sejumlah waduk di Batam menyusut, antara lain Dam Sei Harapan turun 3,82 meter serta Dam Sei Ladi turun 2,79 meter.
Untuk mengantisipasi krisis air, ATB memberlakukan distribusi bergilir air bersih di beberapa daerah di Batam, seperti sebagian Tiban dan Sekupang mulai Selasa (1/9). (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar