Duta besar Rusia untuk Indonesia, H.E. Galuzin bersama rombongan ke BP Batam
BATAM, BP Batam - Dalam rangka
menjajaki kerjasama antara Rusia dengan Indonesia, Duta besar Rusia
untuk Indonesia, H.E. Galuzin didampingi Kepala Trade Mission Rusia, Mr.
Rossonakhov, Konsuler Economic Kedutaan Rusia, Mrs. Veronika Novoselte
melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala BP Batam, Mustafa Widjaya.
Pertemuan khusus tersebut bertempat di Kantor Perwakilan BP Batam,
Jakarta pada Jumat (11/9/2015) pekan lalu.
Hadir
dalam pertemuan tersebut Anggota 2/Deputi Bidang Perencanaan dan
Pengembangan, I Wayan Subawa, Staf Khusus Ka. BP Batam bidang
Infrastruktur, Ir. Asroni Harahap, Staf Khusus Bidang Promosi dan HLN,
Koernia R. Asih, Staff Khusus Bidang Partisipasi Masyarakat dan Humas,
Hasbi Armia, Ka. Biro Perencanaan & Program dan Litbang, Horman
Pudinaung, Direktur Promosi dan Humas, Purnomo Andiantono. Kemudian
turut hadir juga Direktur For Central and Eastern Europe Affairs
Kemenlu, Witjaksono Adji, dan Direktur Operasi PLN Batam, M. Tagor EB
Sidjabat.
Duta besar Rusia untuk Indonesia,
H.E. Galuzin mengucapkan rasa terimakasih atas sambutan yang diberikan.
Ia meyakini pertemuan ini memberikan manfaat bagi kedua negara khususnya
Batam. Batam sebagai kawasan FTZ (Free Trade Zone) merupakan salah satu
kawasan industri yang berkembang di Indonesia dan cukup kompetitif di
wilayah Asia Pasifik.
Ia menjelaskan teknologi
nuklir Rusia adalah yang terbaik di dunia dan telah berpengalaman selama
lebih dari 50 tahun. Perusahaan negara yang membidangi nuklir di Rusia
adalah Rosatom yang memiliki teknologi berbasis nuklir berbahan bakar
uranium dan mengoperasikan berbagai pembangkit listrik tenaga nuklir
(PLTN) di Rusia.
"Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN) RI dan Rosatom telah menandatangani MoU mengenai penggunaan
teknologi nuklir untuk tujuan damai, misalnya sebagai energi alternatif
pembangkit listrik atau dapat distilahkan sebagai electricity
generation," katanya.
Galuzin juga meyakini
dengan adanya kerjasama teknologi nuklir akan meningkatkan iklim
investasi di Batam seperti penyediaan energi untuk pengembangan proyek
monorail, airport, seaport, dan teknologi manufaktur.
"Setelah
pertemuan ini kami akan memberi informasi kepada pemerintahan Rusia,
kepada asosiasi asosiasi pengusaha Rusia bahwa terdapat peluang
investasi di Batam," katanya kepada Mustafa.
Kepala
Trade Mission Rusia, Mr. Rossonakhov mengatakan ketertarikannya untuk
menanamkan investasi di Batam terkait pengembangan listrik untuk nuklir.
Selain itu, ia berupaya akan mengunjungi Kota Batam bersama delegasi
asosiasi atau Rusia Business Community (Kadin) dan membicarakan peluang
investasi diantaranya seaport, airport dan aircraft, transhipment, toll
road, manufaktur, dan lainnya.
Menanggapi
adanya kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dan peluang investasi
Kepala BP Batam, Mustafa Widjaya, mengatakan BP Batam terlebih dahulu
akan mempelajari, mengkaji, dan melakukan studi terkait teknologi
nuklir.
"Kami akan mendukung penuh program
pemerintah dalam pengembangan teknologi nuklir sebagai energi alternatif
namun kami akan terlebih dahulu melakukan studi," sambut mustafa.
Menurutnya,
teknologi nuklir sebelum diterapkan dan disosialisasikan akan lebih
baik dilakukan studi kelayakan untuk setiap daerah khususnya pulau
Batam. Ia meyakinkan, area kerja BP Batam meliputi Batam, Rempang,
Galang (Barelang) memungkin tersedianya lahan untuk setiap investasi
yang masuk. Kemudian Mustafa menambahkan BP Batam akan me-review
masterplan BP Batam di akhir tahun 2015, agar pembangunan pembangkit
nuklir juga masuk di dalam masterplan tersebut.
"BP
Batam memiliki roadmap setiap lima tahun, dan di akhir lima tahun ini
kami akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, terkait
teknologi nuklir agar nantinya dapat dimasukkan dalam roadmap BP Batam,"
katanya.
Pada kesempatan tersebut, Purnomo
Andiantono, Direktur Promosi dan Humas memberikan pemaparan terkait
dasar hukum BP Batam. Adanya UU no. 44 tahun 2007 menetapkan Batam
Bintan dan Karimun sebagai kawasan FTZ dan melalui PP no 46 tahun 2007
menyiratkan BP Batam sebagai pengelola pulau Batam. Andiantono
menjelaskan terkait rencana pengembangan teknologi tersebut akan
terlebih dahulu dikaji dan kemudian dapat disosialisasikan kepada
masyarakat. Ia berharap nantinya baik Rosatom maupun delegasi Rusia
lainnya dapat mengunjungi Kota Batam untuk lebih mengenal Batam secara
lebih dekat.
Ada beberapa pertanyaan yang
diajukan antara lain perusahaan yang dominan di Batam, bagaimana
legalitas dan kemudahan perolehan VISA untuk Batam, insentif yang
diberikan Batam untuk para calon investor, serta industri yang saat ini
sedang berkembang dan rencana pengembangan ke depan.
Direktur
Opersasi PLN Batam, M. Tagor EB Sidjabat menyikapi baik rencana Rusia
dalam bidang PLTN. Ia mengatakan untuk energi PLN di Batam selama ini
berasal dari 70 persen gas dan 30 persen batu bara. Ke depan, PLN
memiliki rencana untuk menghubungkan aliran listrik antara Batam dengan
Barelang dan Bintan dengan pemasangan kabel bawah laut / sea cable.
Kunjungan
tersebut ditutup dengan tekad dari kedua belah pihak untuk semakin
meningkatkan kerjasama antara kedua negara, dan lebih khusus lagi antara
kawasan ekonomi khusus, misalnya antara FTZ Batam dan Vladivostok,
Rusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar