Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 23 Desember 2013

Lahan Industri di Batam Tinggal 463 Hektare




ilustrasi
ilustrasi

Kota Batam yang memasuki usia ke-184 tahun, terus mengalami perkembangan pesat menuju kota metropolitan berbasis internasional. Pesatnya pembangunan Batam, menyebabkan lahan untuk kawasan industri semakin sempit yang saat ini tersisa sekitar 463,9 hektare. Demikian paparan yang bisa dipetik saat DPRD Kota Batam menggelar sidang paripurna istimewa hari jadi Kota Batam ke-184 di gedung paripurna DPPRD Kota Batam, Rabu (18/12).

Wakil Wali Kota Batam Rudi SE, dalam paripurna tersebut mengatakan Batam dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Meski memang harus diakui masih banyak yang masih harus dibenahi, termasuk kawasan Rempang-Galang (Relang) masih status quo supaya segera bisa diselesaikan untuk dibangun. Sebab, saat ini luas lahan untuk industri di Batam masih tersisa sekitar 463,9 hektare, di mana yang sudah terisi seluas 526 hektare.

Meski demikian, Rudi mengaku daya dukung lahan (land availabity) masih memungkinkan terhadap pengembangan kegiatan industri, perdagangan, dan pariwisata di Kota Batam. Saat ini, ada 26 kawasan industri di Batam yang tersebar di daerah Sekupang, Kabil, Batuampar, Mukakuning, dan Batam Center.
”Luas lahan untuk pemanfaatan kawasan industri cukup luas yaitu sebesar 1.029 hektare, dengan kondisi yang sudah terisi 526,1 hektare dan yang masih tersedia 463,9 hektare dengan kapasitas utilitas sebesar 51,12 persen,” bebernya.

Selain itu, potensi pulau Rempang, Galang, dan Galang baru juga memiliki lahan yang cukup luas bagi pengembangan kota. Apalagi, gugusan pulau-pulau tersebut sudah terhubung dengan pulau Batam melalui enam buah jembatan dan jaringan jalan yang baik. Di samping itu, Kota Batam juga mempunyai kawasan strategis terhadap pertumbuhan ekonomi yang berada di lintas jalur perdagangan dunia Selat Malaka.
”Relang ini akan terus kita perjuangkan agar bisa diperuntukkan untuk yang lain. Ini sangat penting untuk menunjang pembangunan di Kota Batam,” katanya.

Selain itu, Rudi mengaku ditetapkannya Batam sebagai salah satu kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang menunjukkan berbagai kemajuan investasi di bidang industri, pariwisata, perdagangan, dan jasa yang ditopang dengan infrastruktur yang cukup kuat di bidang jalan, pelabuhan udara dan laut, telekomunikasi, listrik, utilitas perkotaan, sumber daya air dan sarana dan prasarana pemerintahan serta kesiapan sumber daya manusia Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Saat ini, jumlah perusahaan yang terdaftar sesuai kelompok lapangan usaha sebanyak 5.328 perusahaan. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, sekitar 54,01 persen di antaranya berkerja pada sektor industri yang merupakan sektor unggulan utama di Kota Batam.

Kemudian, diikuti di tempat kedua sampaikelima terbanyak berkerja pada sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor konstruksi, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. ”Industri dan jasa masih tetap yang paling atas. Tetapi, bidang lain akan terus kita upayakan untuk mengembangkannya,” katanya.

Sementara jumlah tenaga kerja Kota Batam hingga saat ini sebanyak 330.592 orang, meningkat sebesar 2,40 persen dibanding tahun 2012 lalu.

”Kebanyakan bekerja di perusahaan elektronik dan galangan kapal,” tambah Rudi.

Rudi berharap kepada semua elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun Kota Batam dengan memelihara ketertiban, keamanan, dan kenyamanan bersama. Menurutnnya, dengan rasa aman maka innvestor akan terus berdatangan ke Batam. (ian/ash)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar