( sumber Tribun Batam,versi asli)
Tribun Batam - Selasa, 18 Januari 2011 20:40 WIB
Tribunnewsbatam / sihat manalu
Delegasi Afsel Studi Banding ke Batam.
Laporan Sihat Manalu Wartawan Tribunnews Batam
TRIBUNNEWSBATAM, BATAM - Pemerintah Provinsi Kepri menyambut baik kedatangan tamu dari Delegasi kawasan pengembangan industri COEGA Afrika Selatan.
Rombongan yang datang terdiri manager yakni Fezile Ndema dan Siyambonga Simayi, juga dari kedubes Indonesia di Afsel yakni Sekretaris ketiga, Aulia Rinaldi Ahza dan dari Kementrian perdagangan.
Mereka datang melakukan studi banding terkait dengan perizinan yang akan diterapkan di kawasan industri COEGA Afrika Selatan.
Aulia Rinaldi Ahza mengatakan kedatangan ke Batam untuk menindaklanjuti join kerjasama kommision Afsel -Indonesia yang digagas tahun 2008 lalu. Mereka datang untuk studi banding ke Batam yang sudah lama menerapkan FTZ.
COEGA Afrika Selatan belajar bagaimana prosedur perizinan dan hambatan yang dihadapi pengusaha selama ini di Batam.
Sekretaris Dewan Kawasan, Drs Jon Arizal mengatakan kedatangan delegasi merupakan satu penghargaan bagi Kepri. Mereka datang jauh dari benua hitam untuk kerjasama dan studi banding terkait dengan pelaksanaan FTZ.
Untuk menindaklanjuti ini Kedubes Indonesia akan mengadakan join meeting dengan Afrika Selatan (Afsel), yang diperkirakan akan dimulai Juni atau September mendatang.
"Saat ini investasi meningkat sampai 12 persen dan investasi yang masuk itu diantaranya shipyard, logam dan offshore. Dengan adanya FTZ ini diharapkan iklim investasi di Batam, Bintan dan Karimun (BBK) bisa terus berkembang. Kita mengakui masih ada hambatan yang dirasakan pengusaha, tapi sudah diperbaiki dengan membuat aturan baru," papar Jon.
Selama ini semua barang yang masuk selalu terhambat dan dalam pengawasan Bea Cukai (BC), kini aturannya sudah dirubah menjadi Tata Laksana Pemasukan Barang. Dengan aturan baru ini diharapkan para pelaku bisnis dan pengusaha bisa memanfaatkan kemudahan tersebut.
Delegasi dari COEGA Afrika Selatan diterima Noeraida Moeksin, Sekretaris Dewan Kawasan, Jon Arizal, Kepala Disnaker Tagor Napitupulu, Amir Faisal, Azman Taufik dan pejabat lainnya di lingkungan Pemprov Kepri.
Noeraida Moeksin menjelaskan kemudahan yang dirasakan pengusaha setelah pemerintah menerapkan Free Trade Zone (FTZ) di Batam, Bintan dan Karimun.
"Kita berikan kemudahan kepada pengusaha, dan proses perizinan bisa berjalan dengan cepat sehingga pengusaha merasa nyaman untuk berinvestasi," paparnya.
TRIBUNNEWSBATAM, BATAM - Pemerintah Provinsi Kepri menyambut baik kedatangan tamu dari Delegasi kawasan pengembangan industri COEGA Afrika Selatan.
Rombongan yang datang terdiri manager yakni Fezile Ndema dan Siyambonga Simayi, juga dari kedubes Indonesia di Afsel yakni Sekretaris ketiga, Aulia Rinaldi Ahza dan dari Kementrian perdagangan.
Mereka datang melakukan studi banding terkait dengan perizinan yang akan diterapkan di kawasan industri COEGA Afrika Selatan.
Aulia Rinaldi Ahza mengatakan kedatangan ke Batam untuk menindaklanjuti join kerjasama kommision Afsel -Indonesia yang digagas tahun 2008 lalu. Mereka datang untuk studi banding ke Batam yang sudah lama menerapkan FTZ.
COEGA Afrika Selatan belajar bagaimana prosedur perizinan dan hambatan yang dihadapi pengusaha selama ini di Batam.
Sekretaris Dewan Kawasan, Drs Jon Arizal mengatakan kedatangan delegasi merupakan satu penghargaan bagi Kepri. Mereka datang jauh dari benua hitam untuk kerjasama dan studi banding terkait dengan pelaksanaan FTZ.
Untuk menindaklanjuti ini Kedubes Indonesia akan mengadakan join meeting dengan Afrika Selatan (Afsel), yang diperkirakan akan dimulai Juni atau September mendatang.
"Saat ini investasi meningkat sampai 12 persen dan investasi yang masuk itu diantaranya shipyard, logam dan offshore. Dengan adanya FTZ ini diharapkan iklim investasi di Batam, Bintan dan Karimun (BBK) bisa terus berkembang. Kita mengakui masih ada hambatan yang dirasakan pengusaha, tapi sudah diperbaiki dengan membuat aturan baru," papar Jon.
Selama ini semua barang yang masuk selalu terhambat dan dalam pengawasan Bea Cukai (BC), kini aturannya sudah dirubah menjadi Tata Laksana Pemasukan Barang. Dengan aturan baru ini diharapkan para pelaku bisnis dan pengusaha bisa memanfaatkan kemudahan tersebut.
Delegasi dari COEGA Afrika Selatan diterima Noeraida Moeksin, Sekretaris Dewan Kawasan, Jon Arizal, Kepala Disnaker Tagor Napitupulu, Amir Faisal, Azman Taufik dan pejabat lainnya di lingkungan Pemprov Kepri.
Noeraida Moeksin menjelaskan kemudahan yang dirasakan pengusaha setelah pemerintah menerapkan Free Trade Zone (FTZ) di Batam, Bintan dan Karimun.
"Kita berikan kemudahan kepada pengusaha, dan proses perizinan bisa berjalan dengan cepat sehingga pengusaha merasa nyaman untuk berinvestasi," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar