Jum'at, 6 Februari 2015 (Sumber: Haluan Kepri)
Masa depan ASEAN dalam Komunitas Ekonomi Global
BATAM
(HK)- Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat menghadirkan ratusan CEO dan
pimpinan korporasi BUMN, korporasi non-BUMN, petinggi pers serta
pimpinan praktisi Kehumasan Se-ASEAN dalam sebuah diskusi berskala
regional yang digelar di Hotel Haris Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau
selama tiga hari, Kamis-Jumat-Sabtu (5-7/2).
Isu tentang “Masa Depan ASEAN dalam Komunitas Ekonomi Global”,
menjadi bahan diskusi penting yang dikemas dalam tiga event dalam
rangkaian Hari Pers Nasional tersebut.
Ketiga acara itu masing-masing The 1st AsEAN Summit for State-owned
Enterprises and Media (ASSOEM), The 1st ASEAN Public Relations Summit
(APRS), dan The 1st ASEAN Corporate Investment Expo (ACIE). Ketiga event
besar ini didukung Badan Pengusahaan (BP) Batam, Pemerintah Kota
(Pemko) Batam, dan ASEAN Public Relations Network (APRN) ini itu juga
akan mengawali kegiatan Kongres XXIV SPS yang akan memilih Ketua Umum
dan pengurus baru periode 2015 - 2019.
Presiden APRN, Prita Kemal
Gani mengatakan kegiatan ini dihadiri sejumlah narasumber yang akan
menyampaikan pandangannya tentang kesiapan dan visinya dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Narasumber itu adalah adalah Wakil Presiden RI
M Jusuf Kalla, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Ketua Umum SPS Pusat
Dahlan Iskan (mantan Menteri BUMN RI), para CEO BUMN regional seperti
CEO Temasek Holding Co Mr Lim Boon Heng, Managing Director Khazanah
Nasional Berhad, Tan Sri Dato’ Azman bin Hj. Selanjutnya Mokhtar, CEO PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, Alex J Sinaga, CEO PT Bank
Negara Indonesia (Persero), Tbk, Gatot M Suwondo, Wakil Presiden
Direktur PT Adhya Tirta Batam Benny Andrianto A, CEO Singapore Press
Holdings Ltd Mr Alan Chan Heng Loon, Gubernur Kepri, HM Sani dan Ketua
BPB Batam, Mustofa Wijaya.
Kata Prita, acara ASSOEM merupakan
forum untuk mengkomunikasikan keberhasilan perusahaan - perusahaan milik
negara dan swasta di kawasan ASEAN dalam mengembangkan bisnis mereka
yang berkelanjutan sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat di
kawasan.
" Forum ini juga menjadi tempat bertemunya para investor
Se-Kawasan ASEAN guna menemukan berbagai potensi bisnis yang tersedia
di negara-negara tersebut," katanya, Rabu (4/2).
Selain ASSESOM,
digelar acara APRS yakni forum gathering regional bagi para praktisi
public relation Se- Asean. APRS ini menjadi media untuk
mengkomunikasikan dinamika profesi dan industri public relations di
kawasan ASEAN, sekaligus menjadi ajang bencmarking kinerja praktisi
public relations.
Begitu juga dengan acara ACIE serta BUMN
Outlook 2015. Kegiatan ini merupakan pameran investasi dan daya saing
korporasi mulai BUMN, korporasi swasta, perusahaan multinasional hingga
perusahaan investasi di Asia Tenggara. Disamping itu lanjutnya akan ada
pertemuan antara BUMN dalam negeri dan BUMN luar negeri Se-Asia
Tenggara. Mereka akan membahas etika Kehumasan dalam menjalankan
tugasnya di masing- masing negara seperti Malaysia, Thalaind, Philipina.
Hal ini agar adanya keseragaman dalam bidang Kehumasan. Selain
Kehumasan juga dibahas masing masing budaya yang berbeda sehingga dalam
menjalankan tugas mereka harus mengetahui bagaimana membawakan budayanya
masing-masing negara.
"Itulah tujuan ASEAN Publik Relation
didirikan. Bagaimana bisa menyatukan Humas yang ada di ASEAN dan
menyatukan praktisi untuk menghasilkan infek untuk ASEAN," ujar Prita.
Di
tempat yang sama Ketua Harian SPS Pusat, M Ridlo Eisy mengatakan SPS
merupakan saudaranya wartawan. Jadi, mulai hari ini (kemarin)
bertepatan dengan Hari Pers Nasional maka akan dilakukan banyak
kegiatan.
"Bertepatan dengan Hari Pers Nasional, jadi mulai hari
ini (kemarin) kita akan banyak kegiatan dan saya sangat berterima kasih
kepada BP Batam dalam mendukung kegiatan ini," ujarnya.
Menurut
Ridlo, melalui penyelenggaraan ketiga event regional itu, SPS ingin
mendorong agar seluruh komponen bangsa, terutama kalangan korporasi BUMN
dan non BUMN semakin meningkatkan daya saing mereka terhadap kompetitor
sejenis dari kawasan ASEAN. “Supaya Indonesia tidak sekedar menjadi
pasar bagi banyak produk dari negara-negara di ASEAN, melainkan juga
bisa menjadi pemain dalam panggung besar Masyarakat Ekonomi ASEAN,”
imbuh Ridlo. Salah satu kepemimpinan Indonesia di kawasan ASEAN
sejatinya disumbang oleh industri media. “Boleh dibilang Indonesia
adalah pemimpin di bidang kemerdekaan pers di tingkat regional bahkan
global,” lanjut Ahmad Djauhar, Sekretaris Jenderal SPS Pusat.
Melalui
forum sharing session, gathering, dan pameran selama tiga hari di Batam
itu nantinya, SPS ingin mengingatkan kepada para pelaku bisnis dan
industri nasional untuk saling bersinergi mengambil manfaat besar dari
penyatuan pasar di ASEAN,” kata Djauhar.
Sementara itu Humas BP
Batam, Djoko Wiwoho menyampaikan ASEAN Summit merupakan kegiatan yang
sangat istimewa. Batam katanya memang sudah menjalankan perdagangan
bebas, namun sistem ketenagakerjaan yang masih ada batasan-batasan yang
diberikan untuk Se-ASEAN.
"Jadi besok (hari ini) akan ada
pameran eksebisi beberapa perusahaan yang dibuka langsung oleh Ketua BPB
Batam, Mustofa Wijaya," katanya. Dengan dibukanya arus ekonomi ASEAN
ini maka rencananya setiap bulannya akan dilakukan dialog bersama.
Serikat
Perusahaan Pers (SPS) adalah organisasi dari perusahaan penerbit media
cetak dan online beranggotakan 471 perusahaan pers Se-Indonesia.
Berdiri sejak 8 Juni 1946, SPS Pusat kini dipimpin oleh Ketua Umum
Dahlan Iskan dan Ketua Dewan Pertimbangan Jakob Oetama. Kegiatan
terbesar SPS selama ini adalah melakukan pendidikan bagi awak redaksi
dan pemasaran media, edukasi dan kampanye minat baca bagi anak-anak
muda, riset dan monitoring media, pendidikan manajemen kehumasan dan
media bagi para praktisi PR, serta melakukan advokasi bagi anggotanya
yang terbelit sengketa pemberitaan pers. (yus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar