"Selama angin utara, cuaca panas akan melanda Batam dan sekitarnya. Selain disebabkan oleh angin, faktor cuaca panas dikarenakan adanya asap kiriman seperti dari negara Thailand, Kamboja dan Vietnam," kata Kepala Seksi data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Agus kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (17/2).
Menurut Agus, beberapa hari sebelumnya kecepatan angin sempat melemah. Dampaknya, terdapat kumpalan awan dan berpotensi hujan. Namun dikarenakan angin kembali bertiup kencang, kumpalan awan berpindah ke wilayah lain.
"Sebelumnya memang ada awan CB. Bahkan di beberapa wilayah terjadi hujan lokal," ujar Agus.
Meski cuaca panas masih berlangsung, namun BMKG memprediksi akan terjadi hujan secara tiba-tiba. Wilayah terjadinya hujan hanya di beberapa wilayah, tidak menyeluruh.
"Hujan dan gerimis sesekali akan turun. Cuma ini hanya terjadi secara lokal saja," imbuhnya.
Tiupan angin, menurut Agus juga berdampak pada gelombang laut. di Perairan Batam dilaporkan tinggi ombak mencapai 2 meter, sedangkan di Natuna dan Anambas bahkan bisa mencapai 4 meter, bahkan lebih.
Takut Melaut
Berlangsungnya musim utara masih menjadi momok bagi nelayan. Para nelayan di Tanjunguma, misalnya, masih belum berani melaut. "Ombak masih tinggi, anginya juga kesat," ucap Khaidir, salah seorang nelayan Tanjunguma. Ia mengatakan, saat ini para nelayan hanya beraktifitas di darat. Di musim utara seperti sekarang ini, kata Khaidir, nelayan lebih banyak menghabiskan waktu memperbaiki alat tangkap dan kapal. (hk/ed)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar