Selasa, 19 Mei 2015 (Sumber: Antara Kepri)
Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan Batam menghitung ulang kemampuan pengembalian investasi (internal rate of return/IRR) pembangunan jalan tol sepanjang 25 kilometer agar disetujui oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) sebelum melanjutkan proyek tersebut.
"Kemenpupera meminta perhitungan kembali terutama internal rate of return (IRR) proyek yang pada kajian awal masih sangat kecil dan belum ideal untuk masuk pendanaan skema kerjasama public-private partnership (PPP) atau kerjasama pemerintah swasta," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono di Batam, Senin.
Ia mengatakan, pada kajian awal IRR proyek jalan tol Batam masih dibawah 12 persen sehingga dinilai tidak layak bagi investasi proyek. Dengan skema pendanaan proyek melalui PPP, sesuai ketentuan harus pada kisaran 12-15 persen.
"Kami sudah ajukan kembali perhitungan kembali sesuai dengan persyaratan (12-15 persen). Saat ini sedang direview Kemenpupera," kata dia.
Jika proses di Kementerian sudah selesai, kata dia, tahun ini juga akan dilakukan lelang.
"Kami memang harus menghitung ulang nilai proyek termasuk menentukan IRR ideal dan konsesi rata-rata 35 tahun untuk mengejar agar proyek itu bisa segera dilelang tahun ini," kata Andi.
Proses lelang tersebut juga harus disinkronisasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) agar BP Batam bisa melelang sendiri proyek tanpa harus lewat BPJT sebagai upaya percepatan proyek.
"Soal lelang berdasarkan UU Jalan Tol, harus lewat BPJT. Namun karena di Batam ada UU FTZ, kami upayakan agar bisa lelang sendiri sehingga lebih cepat," kata dia.
Andi mengatakan bahwa Batam membutuhkan infrastuktur jalan tol sebagai upaya strategis mengendalikan pergerakan kendaraan industri berat dan kendaraan pribadi demi kelancaran arus barang industri.
Sebelumnya Kepala BP Batam Mustofa Widjaja mengungkapkan pertumbuhan jalan sebagai akses jalur darat pengiriman produk industri dari pabrik ke pelabuhan belum mampu mengimbangi permintaan efesiensi lalu lintas barang dari industri yang ada di FTZ Batam.
"Pembangunan jalan tol khusus kendaraan industri akan menjadi infrastruktur terdepan yang menjadi prioritas BP Batam untuk segera direalisasikan , sebelum kepadatan jalan raya semakin sulit dicarikan jalan keluar," kata dia.
Ia mengatakan, distribusi barang industri melalui jalur darat menghadapi pertumbuhan kendaraan pribadi di kawasan Batam sehingga butuh jalur khusus.
"Kendaraan industri kerap berbagi akses jalur darat dengan kendaraan pribadi sehingga menghambat distribusi. Sementara pengembangan infrastruktur jalan belum terlalu menggembirakan," kata Mustofa. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar