|
Rabu, 30 Desember 2009 ( sumber Sijori Mandiri, klik versi asli ) | |
BALOI-- Rencana pembangunan Dam di Tanjung Piayu ditolak nelayan karena berdampak pada mata pencaharian masyarakat sekitar yang umumnya nelayan. Pembangunan Dam dilakukan mulai dari Sungai di Tembesi menyambung hingga Dam Duriangkang-Tanjung Piayu yang digunakan sebagai waduk untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang dikelola ATB. Sementara sungai ini, merupakan mata pencaharian utama bagi nelayan yang ada di sekitar kawasan tersebut. "Tidak ada keuntungannya pembangunan dam tersebut bagi masyarakat pulau, justru merugikan. Ibarat pecahnya periuk nasi, jika pembangunan ini tetap diteruskan," ujarnya Ketua Umum Forum Musyawarah Masyarakat Pulau (Formmap) Kota Batam, Usman Komong didampingi Ketua Bidang Lingkungan Formmap Kota Batam, Sofyan M Yahya, kemarin. Menurut Usman, seharusnya pihak terkait dapat melakukan kajian dan komunikasi terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar terkait rencana pembangunan Dam tersebut. Ini agar masyarakat tidak dirugikan dengan hilangnya mata pencaharian dari dampak pembangunan tersebut. Dampak yang akan ditimbulkan di antaranya rusaknya ekosistem yang ada dan hilangnya ikan yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian nelayan. Dampak tersebut akan dialami seumur hidup oleh masyarakat dan tidak akan tergantikan hanya dengan pemberian kelong. Hal senada juga dinyatakan Sofyan. Dia mengatakan rencana pembangunan Dam itu merupakan wujud minimnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat pulau. Kebijakan dan arah pembangunan selama ini hanya mementingkan wilayah perkotaan. Sementara di pesisir hingga kepulauan, nyaris tak tersentuh.Bahkan dengan adanya pembangunan Dam justru mematikan sumber kehidupan masyarakat pulau. Tidak hanya pemerintah ataupun Badan Pengusahaan Kawasan (Otorita Batam), Sofyan juga mendesak agar DPRD Kota Batam dapat melihat permasalahan yang dialami masyarakat pulau lebih dekat lagi. "Reses anggota dewan juga harus dapat menginventarisir permasalahan yang ada di pulau. Karena masyarakat pulau juga menjadi bagian dari daerah pemilihan (dapil) mereka, dan bagian dari Kota Batam. Jangan suara kami saja yang dibutuhkan, namun kepentingan kami diabaikan," ujarnya. Menurut Sofyan, jika alasan pembangunan Dam untuk menambah stok air dalam memenuhi kebutuhan air bersih di masyarakat, dinilai tidak masuk akal. Sebab selama ini masyarakat pulau belum terlayani kebutuhan air bersih.Bahkan untuk mengurusnya pun sangat sulit. Sebagaimana kebutuhan air bersih di Pulau Buluh yang hingga saat ini juga belum dipenuhi. (sm/33) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar