Jum'at, 22 Januari 2016 (Sumber: Batam Pos)
batampos.co.id
- Badan Pengusahaan (BP) Batam sedang mencari partner untuk mengelola
Pelabuhan Batu Ampar. Saat ini, pelabuhan kontainer tersebut sedang
dilelang dengan nilai investasi sebesar Rp 2 triliun.
”Sekarang
ini kita lelang ulang. Sebelumnya sudah kita lelang, tetapi hanya dua
peminatnya. Padahal setahu saya minimal harus tiga perusahaan yang ikut
lelang,” kata Direktur Humas dan Promosi BP Batam, Purnomo Andiantono,
Kamis (21/1).
Andi mengatakan, PT Pelindo I
menyatakan minatnya untuk ikut dalam pengelolaan pelabuhan bongkar muat
peti kemas ini. Di mana perusahaan tersebut sudah melakukan peninjauan.
”Nilai
investasi yang kita lelang di sana Rp 2 triliun. Perusahaan pemenang
lelang juga harus bisa membeli crane otomatis di sana,” katanya.
Menurut
Andi, crane pengangkut barang di sana wajib ada dan harus canggih untuk
melayani bongkar muat barang. Sebab,selama ini bongkar muat barang dari
kapal di Pelabuhan Batu Ampar hanya mengandalkan crane yang ada di
dalam kapal itu sendiri.
Kapastitas pelabuhan
tersebut maksimal 200 ribu twenty-foot equivalent units (TEUs). Tetapi
setiap tahunnya Pelabuhan Batu Ampar hanya menampung sekitar
80.000-100.000 TEUs atau hanya sekitar 50 persen setiap tahun.
”Kita
akui memang sangat minim. Setiap bulannya maksimal 30 ribu TEUs, itu
sudah termasuk bongkar muat lokal dan ekspor impor,” jelasnya.
Andi
menuturkan, kondisi tersebut juga tidak lepas dari panjang dermaga
selatan Batu Ampar yang sangat terbatas. Hanya sekitar 600 meter.
Kedalaman lautnya pun sangat dangkal, hanya sekitar 9 meter. ”Jadi wajar
kalau kapal bersandar di sana (Pelabuhan Batu Ampar) hanya kapal-kapal
kecil,” ujarnya.
Padahal, sambungnya, sering kapal
berukuran besar atau mother vessel yang hendak bongkar di Batam. Tetapi
akhirnya mengalihkan bongkar muatnya di Singapura karena infrastruktur
pelabuhan di Batam yang jauh ketinggalan. Sebab, untuk mother vessel
minimal kedalaman lautnya 12 meter.
”Kalau kapal
mother vessel sandar di Batam, tidak akan bisa. Lautnya terlalu dangkal.
Tidak seperti di Singapura yang memang sudah sangat maju,” terangnya.
Ditanya
mengenai dwelling time di Pelabuhan Batu Ampar, Andi menegaskan sangat
singkat. Bahkan bisa dikatakan hanya hitungan jam. Apalagi, fasilitas
FTZ yang disematkan ke Batam sangat membantu karena tidak diperlukan
lagi pengecekan dari Bea Cukai dan instansi lainnya.
”Untuk saat ini, sangat singkat. Kapal sandar di pelabuhan langsung bongkar dan langsung selesai,” sebutnya. (ian)
- See more at:
http://batampos.co.id/read/2016/01/22/33338/BP-Batam-Lelang-Pelabuhan-Batu-Ampar-Rp-2-Triliun#sthash.zzhc21r0.dpuf
batampos.co.id - Badan Pengusahaan (BP) Batam
sedang mencari partner untuk mengelola Pelabuhan Batu Ampar. Saat ini,
pelabuhan kontainer tersebut sedang dilelang dengan nilai investasi sebesar Rp
2 triliun.