Jumat, 15 November 2013 ( sumber : Haluan Kepri )
BATAM (HK) - Menjaga relevansi dengan pembangunan nasional
dan perekonomian dunia yang dinamis, BP Batam mengambil langkah
inisiatif untuk mengevaluasi perannya serta posisi Batam sebagai lokasi
pilihan utama untuk penanaman modal asing langsung (PMA atau Foreign Direct Investment/FDI).
Untuk mendukung inisiatif tersebut, pengembangan infrastruktur terus ditingkatkan, antara lain perluasan Pelabuhan Batu Ampar, pengembangan pelabuhan transshipment/alih kapal di Tanjung Sauh, pengembangan jalan tol, pengembangan rel kereta api, pengembangan MRO pesawat, pengembangan air baku, pengembangan instalasi pengolahan limbah dan pengembangan infrastruktur IT.
"Saatnya Batam bertransformasi ke industri yang bernilai tambah lebih tinggi. Melalui pengembangan klaster-klaster industri utama di atas, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju," ujar Ilham Eka Hartawan selaku Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam melalui rilisnya, kemarin.
Terkait dengan hal tersebut, ujarnya, BP Batam mengadakan workshop pengembangan klaster industri di Gedung IT Centre BP Batam yang dibuka oleh Anggota 4/Deputi Bidang Administrasi dan Program Mohammad Prijanto, Kamis (14/11). Workshop tersebut menghadirkan Dr Hariyanto, pakar klaster dari BPPT dan Shivazi Das dari Konsultan Frost and Sullivan.
Mohammad Prijanto dalam sambutannya mengatakan, pada tahun 2011 BP Batam telah mengidentifikasi sektor industri potensial berdasarkan tiga strategi roadmap BP Batam, yaitu, melengkapi atau memajukan industri yang sudah ada seperti elektronik dan elektrik, galangan kapal, pengilangan dan penyimpanan minyak dan gas, serta pariwisata atau MICE,
Mengembangkan industri baru atau industri berkembang seperti Information and Communication Technologi (ICT), Jasa Penunjang atau shared services, dan Green Industri.
Dan membangun gateway/penghubung antara pusat produksi dan pusat kebutuhan atau pasar yang dinamakan logistic hub, seperti pelabuhan alih kapal peti kemas dan MRO.
Hadir dalam workshop tersebut dari jajaran BP Batam, Disnaker Provinsi Kepri perusahaan industri galangan kapal (BSOA), akademisi, dan kalangan lainnya. (r/pti)
Untuk mendukung inisiatif tersebut, pengembangan infrastruktur terus ditingkatkan, antara lain perluasan Pelabuhan Batu Ampar, pengembangan pelabuhan transshipment/alih kapal di Tanjung Sauh, pengembangan jalan tol, pengembangan rel kereta api, pengembangan MRO pesawat, pengembangan air baku, pengembangan instalasi pengolahan limbah dan pengembangan infrastruktur IT.
"Saatnya Batam bertransformasi ke industri yang bernilai tambah lebih tinggi. Melalui pengembangan klaster-klaster industri utama di atas, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju," ujar Ilham Eka Hartawan selaku Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam melalui rilisnya, kemarin.
Terkait dengan hal tersebut, ujarnya, BP Batam mengadakan workshop pengembangan klaster industri di Gedung IT Centre BP Batam yang dibuka oleh Anggota 4/Deputi Bidang Administrasi dan Program Mohammad Prijanto, Kamis (14/11). Workshop tersebut menghadirkan Dr Hariyanto, pakar klaster dari BPPT dan Shivazi Das dari Konsultan Frost and Sullivan.
Mohammad Prijanto dalam sambutannya mengatakan, pada tahun 2011 BP Batam telah mengidentifikasi sektor industri potensial berdasarkan tiga strategi roadmap BP Batam, yaitu, melengkapi atau memajukan industri yang sudah ada seperti elektronik dan elektrik, galangan kapal, pengilangan dan penyimpanan minyak dan gas, serta pariwisata atau MICE,
Mengembangkan industri baru atau industri berkembang seperti Information and Communication Technologi (ICT), Jasa Penunjang atau shared services, dan Green Industri.
Dan membangun gateway/penghubung antara pusat produksi dan pusat kebutuhan atau pasar yang dinamakan logistic hub, seperti pelabuhan alih kapal peti kemas dan MRO.
Hadir dalam workshop tersebut dari jajaran BP Batam, Disnaker Provinsi Kepri perusahaan industri galangan kapal (BSOA), akademisi, dan kalangan lainnya. (r/pti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar