Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 26 Februari 2016

Tak Ada Investor yang Hengkang dari Batam, tetapi...

Jum'at, 26 Februari 2016 (Sumber: Kompas)

 
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA Kantor pusat Badan Pengusahaan Batam, Kepulauan Riau. Pemerintah tengah membahas dualisme pengelolaan Batam antara BP dan Pemerintah Kota Batam. Dualisme disebut sebagai salah satu penyebab Batam semakin tidak kompetitif sebagai kawasan industri.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Mustofa Widjaja menampik adanya kabar 30 persen investor yang memutuskan untuk hengkang dari Batam.


Ia menyatakan, hingga saat ini tidak ada investor yang "kabur" dari kawasan tersebut.

"Tidak, di mana, sebelah mana yang mau kabur. Investor kan jelas namanya apa. Saya kira tidak ada," kata Mustofa kepada wartawan di hanggar Batam Aero Technic, Kepulauan Riau, Rabu (24/2/2016).

Meskipun demikian, Mustofa mengakui ada beberapa pabrik yang tutup di Batam beberapa waktu lalu.

Hal ini, kata Mustofa, terjadi lantaran ada perubahan bisnis yang tidak dapat disesuaikan dan akhirnya pabrik terpaksa harus ditutup.

"Misalnya, dulu dia membuat baterai nicad cadmium. Sekarang itu sudah tidak dipakai lagi dan ganti ke lithium. Kalau sudah berubah teknologi ya mereka tutup," ungkap Mustofa.

Lebih lanjut, Mustofa menuturkan, di Batam ada sekitar lebih dari 500 industri.

Dari angka tersebut, 400 industri berlokasi di kawasan khusus dan lebih dari 100 industri lainnya berlokasi di luar kawasan khusus.

Beberapa waktu lalu dikabarkan, kekacauan pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam mulai menimbulkan dampak besar.

Investor dikabarkan akan rame-rame hengkang dari kawasan tersebut.

Nuryanto, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri yang juga mantan Pejabat Gubernur Kepulauan Riau, mengatakan, investor hengkang karena buruknya pengelolaan kawasan tersebut.

Rencananya, investor tersebut akan hengkang ke Vietnam dan Malaysia.

"Persentasenya mencapai 30 persen dari total pabrik karena Malaysia dan Vietnam tawarkan yang lebih baik," kata Nuryanto. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar