Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih (Kiri) , Walikota Batam, Ahmad Dahlan (Tengah) , Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja, (kanan) dan Wakil Walikota Batam Rudi, berfoto Bersama usai menggelar pertemuan tertutup di kantor walikota Batam, Rabu (25/02)
BATAM, klik –
Menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan memenuhi tuntutan
ASEAN Comparison Implement Agreement (ACIA) atau arus investasi bebas,
Batam harus berbenah dan tidak bisa hanya mengandalkan status Free Trade
Zone (FTZ).
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih
mengungkapkan, ada empat pilar yang telah disepakati dalam mewujudkan
pasar tunggal berbasis produksi, di antara negaga anggota ASEAN dalam
mewujudkan MEA.
Empat pilar tersebut yakni, arus barang yang bebas, arus jasa yang
bebas, arus investasi yang bebas, dan arus modal yang lebih bebas. Semua
ini bertujuan untuk mendorong pembangunan ekonomi yang adil bagi
seluruh negara anggota ASEAN, serta memfasilitasi integrasi dengan
masyarakat global.
“Saya percaya, Batam pasti bisa lebih baik dari sekarang ini. Dari
sisi fasilitas, intensif dan pengelolanya. Oleh karena itu, Batam harus
berubah diera MEA dan adanya ACIA, tidak cukup hanya status FTZ,”
ungkapnya saat menggelar pertemuan dengan Pemko dan BP Batam di Kantor
Walikota Batam, Kamis (25/02).
Dia melanjutkan, saat ini pertumbuhan arus investasi intra-ASEAN
tercatat masih kecil. Karena itulah, negara anggota ASEAN berusaha
menciptakan iklim investasi kondusif, untuk meningkatkan investasi
intra-ASEAN serta meningkatkan daya saing, guna menarik investasi asing
ke kawasan ASEAN melalui payung hukum ACIA.
“Semua negara anggota ASEAN memiliki kawasan industri dan pelabuhan
bebas. Batam harus bisa bersaing di ASEAN, kalau tidak Batam akan
tertinggal. Jadi kita tidak punya pilihan, selain memajukan dan
mengembangkan Batam agar menjadi kawasan ekonomi khusus, baik itu
perdagangan, pelabuhan ataupun lainnya dan menjadi yang terdepan di
ASEAN,” ujarnya.
Untuk menghadapi hal ini, Batam sebagai Pioner kawasan Industri
khusus di Indonesia harus mempersiapkan diri dan mengambil langkah yang
tepat, untuk mendorong investasi asing masuk ke Indonesia.
“Batam tidak bisa mempertahankan pola bisnis seperti sekarang, jika
tidak ingin kalah kompetitif dengan kawasan yang sama di ASEAN dan
mengalami kemunduran. Saat ini pemerintah melakukan evaluasi, apakah
perlu penguatan, pembenahan dan perubahan. Namun saya percaya, akan ada
banyak penguatan. Sebab presiden menginginkan investasi di Indonesia
naik ke peringkat 40 dari 149 di dunia,” ungkapnya.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, dalam hal ini pemerintah
daerah siap menerima keputusan dari pemerintah pusat terhadap perubahan
status Batam.
“Terpenting Batam harus lebih maju dan berdaya saing, untuk menghadapi MEA,” katanya singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar