BATAMTODAY.COM, Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan bawahannya untuk segera
menjadikan Batam-Bintan-Karimun (BBK) sebagai kawasan terpadu
perdagangan bebas pada tahun ini. Kebijakan ini dalam rangka menampung
investasi yang tidak tertampung di Singapura.
Hal itu disampaikan Menkopolhukam Luhut Panjaitan, yang juga merangkap sebagai Kepala Staf Kepresidenan, di Jakarta, kemarin.
"Ini
tindaklanjut pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri
Singapura (Lee Hsien Loong) mengenai Batam-Bintan-Karimun untuk menjadi
(kawasan) terpadu sehingga investasi yang datang dari berbagai negara
ke situ bisa lebih bagus," jelas Luhut.
Luhut
menuturkan, pemerintah akan memastikan perbaikan dan kemudahan
pengurusan izin di tiga daerah tersebut. Dengan begitu, BBK akan menjadi
wilayah alternatif bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya.
Menurutnya,
pemerintah menyasar investor yang sudah tidak bisa ditampung lagi oleh
Singapura, seperti pada industri minyak. Pengembangan ketiga daerah
tersebut juga akan memberikan nilai tambah dan efek bergulir kepada
pengembangan perekonomian masyarakat.
Jokowi
menginginkan, kata Luhut, pejabat pemerintah tidak hanya melakukan
kunjungan kerja ke luar negeri tanpa da eksekusi atau tindak lanjut yang
sifatnya kongkret.
Terkait dengan kunjungan
kerja ke Singapura, Luhut mengatakan Jokowi ingin Batam benar-benar bisa
menjadi kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ).
"Keuntungannya
banyak. Misal seperti dari perindustrian minyak, kemudian banyak
(investasi) spill over dari Singapura yang sudah tidak bisa ditampung di
sana kita bisa kelola dan itu akan punya nilai tambah untuk Indonesia,"
tuturnya.
Menurut Luhut, pembentukan kawasan
terpadu FTZ BBK harus segera dilakukan mengingat banyak permasalahan
yang menghambat investasi masuk ke kawasan tersebut.
Untuk
itu, akan dibentuk gugus tugas khusus untuk melaksanakan instruksi
presiden ini yang salah satu anggotanya Purbaya Yudhi Sadewa.
"Harus tahun ini. Tadi sudah diperintahkan untuk membuat task force," jelasnya.
Luhut
menambahkan, selama ini terdapat sejumlah industri pipa dan perminyakan
di kawasan tersebut. Hal itu menjadi nilai tambah seandainya
Batam-Bintan-Karimun sudah menjadi kawasan perdagangan bebas.
"Banyak
dari Singapura yang sudah tidak bisa ditampung. Itu kita bisa kelola,
dan akan memberikan nilai tambah untuk Indonesia," ujarnya.
Presiden
Jokowi sebelumnya mengatakan akan membangun kantor khusus yang
menangani persoalan kawasan perdagangann bebas di Batam, Bintan, dan
Karimun. kantor tersebut akan menyelesaikan persoalan regulasi, dan
kewenangan daerah di ketiga wilayah itu.
Selama
ini, ketiga kawasan tersebut menjadi tujuan utama investor asal
Singapura untuk mengembangkan usahanya, karena lokasinya yang relatif
dekat. Akan tetapi, rumitnya perizinan dan regulasi investasi dalam
negeri dianggap menghambat alur investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar