BATAM, Batam - Badan Pengusahaan
(BP) Batam menggelar Coffee Morning dengan para Serikat Pekerja yang ada
di Batam dengan tema "Mari Ciptakan Batam Nyaman", Rabu (5/8/2015)
bertempat di Gedung Marketing Centre BP Batam.
Kegiatan
ini yang masih dalam suasana syawal dipimpin oleh Deputi Bidang
Pelayanan Umum BP Batam, Fitrah Kamaruddin. Hadir dalam kegiatan
tersebut Dirpam Obvit Polda Kepri, Yusri Yunus, Kepala Disnaker Kota
Batam, Zarefriadi, perwakilan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia (KSBSI), Masmur Siahaan, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(SPSI), Syaiful Badri, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI),
Yoni M.W., serta para pejabat di lingkungan BP Batam.
Tujuan
dari kegiatan tersebut adalah selain menjalin silaturahim dan membangun
komunikasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan juga dalam rangka
menindaklanjuti kunjungan Presiden RI, Jokowi ke Batam dan ke Singapura
pada tanggal 28 Juli 2015 yang memprioritaskan kawasan BBK dari 6
agenda utama kerja sama bilateral dengan Pemerintah Singapura.
"Yang
pada akhirnya untuk menjaga kesinambungan perekonomian Batam agar terus
meningkat dan berkelanjutan serta memfasilitasi kepentingan pelaku
bisnis di Batam dengan instansi terkait yang ada di Batam maupun pusat
agar terjalin sinergitas dan pemahaman yang sama," kata Fitrah
Kamaruddin.
Fitrah mengatakan pertemuan ini selain
tindak lanjut kunjungan Presiden juga pertemuan dengan para pengusaha
pada tanggal 30 Juli 2015 lalu di tempat yang sama. “Presiden sangat
peduli kepada daerah kita terutama Batam, oleh karena itu mari kita
bersama membantu program Presiden dengan bersinergi diantara
pemerintahan, pengusaha dan serikat pekerja,†kata Fitrah.
Ia
menambahkan BP Batam akan berkomitmen mengadakan kegiatan rutin
pertemuan tersebut untuk keterbukaan informasi mendapatkan masukan,
saran, ide dari para stakeholder sehingga iklim investasi Batam tetap
menarik di mata investor.
Dalam pertemuan tersebut
BP Batam mendapat banyak masukan, saran serta ide dari para tamu
undangan yang hadir. Diantaranya, perwakilan FSPMI, Yoni M.W mengusulkan
bahwa perlu pemahaman dan persamaan persepsi pengertian demo/unjuk rasa
dan mogok kerja. Menurutnya, pemberitaan media mengenai demo dan mogok
buruh di Batam terkadang tidak sesuai sehingga menimbulkan citra atau
persepsi negatif terhadap iklim investasi di Batam.
Kemudian
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Syaiful Badri meminta kepada
pemerintah dapat membuat sebuah konsep terkait ketenagakerjaan di Batam.
Masalah yang muncul akibat benturan budaya, kesenjangan pendapatan,
tuntutan kenaikan gaji (UMK) yang berakibat tindakan unjuk rasa/demo dan
mogok kerja akan terselesaikan.
"Pada
dasarnya kenaikan upah minimum bukanlah menjadi masalah bagi pengusaha
namun ketidakstabilan kemananlah yang menjadi pokok pengusaha,"
tegasnya.
Selain itu perwakilan Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Masmur Siahaan, mengatakan
pemasalahan yang terjadi tidak selalu berada pada pekerja.
"Kami akan sangat mengapresiasi pengusaha atau manajemen perusahaan ketika mengakui terjadi kesalah internal,†katanya.
Ia
juga mengusulkan kepada BP Batam dan Pemerintah Kota agar program
peningkatan SDM lebih ditingkatkan kembali melalui balai diklat industri
atau pelatihan lainnya.
Kepala Disnaker Kota
Batam, Zarefriadi mengakui bahwa eksistensi serikat pekerja didukung
legimitasinya di dalam Undang undang. Menurutnya, serikat pekerja adalah
perpanjangan tangan pemerintah agar tidak terjadi eksploitasi tenaga
kerja.
Baik BP Batam, Disnaker maupun Polri
mengharapkan agar bersama menjaga Batam sebagai upaya peningkatan
investasi dan meningkatkan hubungan industrial menjadi lebih harmonis.
Selain itu, kegiatan seperti ini akan rutin diadakan sebagai komitmen
pemerintah dalam menyelesaikan masalah perburuhan dan keamanan
berinvestasi di Batam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar