Batam (Antara Kepri) - Direktur Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu)
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Nana Yuliana berpesan agar BP
Batam berhati-hati dalam menerima investasi asal Tiongkok khususnya di
sektor perkapalan.
"Soal rencana investasi China (Tiongkok) sektor perkapalan perlu diwaspadai. Jangan hanya dilihat dari nilai investasinya saja," kata dia di Batam, Rabu.
Hal tersebut disampaikan merespons pernyataan Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono yang menyatakan akan menerima delegasi Tiongkok yang akan merelokasi sejumlah perkapalan ke Batam.
"Belakangan ini kapal Tiongkok banyak berada di Laut China Selatan dekat Natuna. Kedaulatan negara harus menjadi pertimbangan utama, bukan mengenai investasi saja," kata Nana.
Menurutnya jika perusahana perkapalan asal Tiongkok hendak melakukan relokasi ke Batam, bisa dimungkinkan juga agar lebih mudah bergerak ke Laut China Selatan dan memperkuat armada di sana.
"Harus juga dilihat dari segi keamanan negara. Apalagi biasanya kalau menandatangani investasi dengan Tiongkok, seluruh tenaga kerja juga dari negara itu. Termasuk yang bukan tenaga ahli," kata dia.
Sebelumnya Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono mengatakan pada April investor Tiongkok akan berkunjung ke Batam.
Hal tersebut disampaikan saat sebanyak 35 peserta Diklat Diplomat Kemenlu berkunjung ke BP Batam untuk mengumpulkan sejumlh informasi mengenai kawasan Batam.
Saat ini, Batam memiliki lebih 100 galangan kapal meskipun secara umum tengah lesu dan tidak berproduksi dampak kondisi global yang belum membaik.
BP Batam mencatat hanya sekitar 20 persen fasilitas perkapalan di Batam yang beroperasi untuk memproduksi kapal-kapal sesuai pesanan.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam Zarefriadi mengatakan banyak menerima informasi pemutusan hubungan kerja dari. Perkapalan akibat minimnya pesanan.
"Kondisinya memang sedang menurun. Banyak informasi PHK terhadap karyawan perusahaan perkapalan," kata dia. (Antara)
"Soal rencana investasi China (Tiongkok) sektor perkapalan perlu diwaspadai. Jangan hanya dilihat dari nilai investasinya saja," kata dia di Batam, Rabu.
Hal tersebut disampaikan merespons pernyataan Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono yang menyatakan akan menerima delegasi Tiongkok yang akan merelokasi sejumlah perkapalan ke Batam.
"Belakangan ini kapal Tiongkok banyak berada di Laut China Selatan dekat Natuna. Kedaulatan negara harus menjadi pertimbangan utama, bukan mengenai investasi saja," kata Nana.
Menurutnya jika perusahana perkapalan asal Tiongkok hendak melakukan relokasi ke Batam, bisa dimungkinkan juga agar lebih mudah bergerak ke Laut China Selatan dan memperkuat armada di sana.
"Harus juga dilihat dari segi keamanan negara. Apalagi biasanya kalau menandatangani investasi dengan Tiongkok, seluruh tenaga kerja juga dari negara itu. Termasuk yang bukan tenaga ahli," kata dia.
Sebelumnya Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono mengatakan pada April investor Tiongkok akan berkunjung ke Batam.
Hal tersebut disampaikan saat sebanyak 35 peserta Diklat Diplomat Kemenlu berkunjung ke BP Batam untuk mengumpulkan sejumlh informasi mengenai kawasan Batam.
Saat ini, Batam memiliki lebih 100 galangan kapal meskipun secara umum tengah lesu dan tidak berproduksi dampak kondisi global yang belum membaik.
BP Batam mencatat hanya sekitar 20 persen fasilitas perkapalan di Batam yang beroperasi untuk memproduksi kapal-kapal sesuai pesanan.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam Zarefriadi mengatakan banyak menerima informasi pemutusan hubungan kerja dari. Perkapalan akibat minimnya pesanan.
"Kondisinya memang sedang menurun. Banyak informasi PHK terhadap karyawan perusahaan perkapalan," kata dia. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar