Oleh: Larno
Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan Batam mempromosikan Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Batam kepada pengusaha Inggris, untuk meingkatkan investasi asing di kawasan tersebut.
"Kamis (26/3) sudah ada pertemuan bisnis antara BP Batam dengan pengusaha asal Ingris bekerjasama dengan British Chamber of Commerce(Britcham) di Jakarta. Di antara pengusaha tersebut ada yang menyampaikan minatnya, dan kami akan tindaklanjuti pertemuan itu," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, di Batam, Selasa.
Britcham merupakan komunitas yang dibentuk dengan misi memfasilitasi hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Inggris (human resources, retail, infrastructure, energy, manufacture, and food and argiculture).
Tujuannya murni untuk membantu anggota Britcham dalam pengembangan bisnis organisasi termasuk dalam hal memulai kegiatan bisnis yang mitranya adalah Kadin, Apindo, BKPM serta beberapa kementerian terkait.
Djoko mengatakan, kegiatan business gathering tersebut dihadiri oleh Wakil Kepala BP Batam Jon Arizal, Mr Chris P Wren (Executive Director) British Chamber of Commerce Indonesia, Dr Paul Brunet (Managing Director) PT Citra Tubindo dan PT Dwi Sumber Arca Waja, Asroni Harahap selaku Penasihat BP Batam, Direktur Investasi dan Pemasaran Purnomo Andiantono.
Selain itu, hadir pula sekitar 30 pengusaha yang berasal dari Inggris yang berada di Jakarta dan bergerak di berbagai macam bidang usaha, baik industri oil and gas, perbankan, manufaktur dan jasa.
Dalam pertemuan tersebut, kata Djoko, Wakil Kepala BP Batam Jon Arizal menyampaikan kegiatan business gathering dengan tema "Batam Investment Updates 2015" dimaksudkan untuk menyampaikan informasi perkembangan Batam sebagai kawasan FTZ (Free Trade Zone) yang merupakan salah satu kawasan industri di wilayah Indonesia dan Asia.
Dengan ketersediaan infrastruktur, seperti bandara, pelabuhan, jalan, komunikasi, listrik, air bersih serta informasi dan teknologi di Batam, menjamin para investor dan calon investor dapat melakukan kegiatan investasinya dengan baik, sehingga kegiatan produksi maupun aktivitas usaha lainnya dapat berjalan dengan baik.
Jon Arizal, kata dia lagi, juga menjelaskan Batam merupakan sebuah pulau yang dikembangkan sejak 1970 oleh pemerintah pusat sebagai kawasan industri yang nantinya akan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki oleh Batam, para calon investor sudah tidak perlu lagi ke Jakarta untuk mengurus perizinan, karena di Batam sejak 2006 sudah dibentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Seluruh perizinan untuk melakukan kegiatan usaha dilakukan di tempat tersebut, yaitu gedung Sumatera Promotion Centre (SPC), kata dia pula.
Pada 2015, BP Batam menargetkan investasi 500 juta dolar AS atau setara dengan Rp6,3 triliun, mengingat perekonomian global belum sepenuhnya pulih.
Target itu mengalami kenaikan jika dibandingkan realisasi investasi sepanjang 2014, yaitu sekitar 400 juta dolar AS.
Adapun industri berbasis teknologi dan "green industry" atau industri ramah lingkungan menjadi prioritas BP Batam untuk mendatangkan investasi.
Andalan sumber investasi BP Batam adalah sektor informasi dan teknologi (IT), industri penunjang IT, dan industri ramah lingkungan seperti produksi a light-emitting diode (LED). (Antara)
Editor: Rusdianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar