Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 06 April 2015

Batam, Pulau Belukar yang Tumbuh Jadi Pusat Industri

Jum'at, 3 April 2015 (Sumber: Batam Today)

 

Bedah Buku 'Mengungkap Fakta Pembangunan Batam' terbitan yang digelar di Kantor perpustakaan Nasional RI di Jakarta, Kamis (2/4/2015). (Foto: Roni Ginting/BATAMTODAY.COM)

JAKARTA, BP Batam - Kota Batam merupakan kawasan yang dikenal sebagai pusat industri dan menjadi mercusuar ekonomi di Indonesia. Pembangunan di Batam, dari awal hingga saat ini, dimuat dalam buku "Mengungkap Fakta Pembangunan Batam" berisi tentang kilas balik pembangunan yang termuat dalam tiga buku, yakni era kepemimpinan Ibnu Sutowo - JB Sumarlin, lalu era BJ Habibie dan buku ketiga di era JE Habibie - Ismeth Abdullah - Mustofa Widjaja.


Buku sejarah perkembangan Batam yang diterbitkan Badan Pengusahaan (BP) Batam tersebut, dikupas dalam acara bedah buku yang digelar di Kantor Perpustakaan Nasional RI di Jakarta, Kamis (2/4/2015), dengan narasumber Gani Lasya selaku penanggung jawab, budayawan Dr Anhar Gonggong, dan Ketua Ombudsman RI, Danang Girindrawadhana, yang menilai dari segi pelayanan publik.

Acara diawali sambutan Kepala Perpustakaan RI, Sri Sularsih, yang mengatakan sangat berbahagia dan bangga atas inisiatif BP Batam yang menerbitkan buku tersebut karena sangat penting sebagai informasi dan pengetahuan bagi generasi muda. "Buku ini akan menambah kekayaan buku sejarah pembangunan. Berisi pemahaman bagaimana perjuangan dalam mengembangkan wilayah," kata Sri. "Berharap agar terbit buku-buku lainnya tentang Batam," tambahnya.

Sedangkan Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja, mengatakan, buku tentang Batam pembuatannya memang lambat dan pelan-pelan. Diharapkan buku "Mengungkap Fakta Pembangunan Batam" bisa memancing buku-buku lainnya.

Acara dilanjutkan dengan bedah buku. Gani Lasya menuturkan tentang latar belakang penulisan buku tersebut, yang berawal sekitar tiga tahun lalu ketika akan menentukan HUT BP Batam. Acara itu mengilhami perlunya buku tentang pembangunan Batam agar kelak generasi muda akan mengerti tentang pembangunan Batam.

"Penulisan dibantu oleh pakar budaya dan pakar bahasa serta tim penyusun dari pegawai BP Batam," ujarnya.

Ia mengakui, dalam pembuatan buku tersebut mengalami banyak kesulitan, yakni dalam pengumpulan data-data. Karena sebagian tokoh dan saksi sejarah sudah ada yang meninggal dan tidak diketahui alamatnya.

"Kita mencari data dari instansi terkait hingga tokoh-tokoh masyarakat sebelum Batam dibangun. Dari pulau belukar menjadi pulau industri," tuturnya.

Narasumber lainnya, Dr Anhar Gonggong, menelisik dari segi perspektif sejarahnya. Ia mengatakan bukan sebagai penulis buku, hanya sebagai konsultan dalam penyusunan buku. Buku ini merupakan fakta-fakta yang ada bagaimana proses pembangunan Batam dari awal sampai sekarang.

"Adapun pesan yang ingin disampaikan, bahwa seharusnya bukan hanya Batam yang bisa menjadi sebuah pulau yang berkembang pesat, tetapi pulau lain di Indonesia juga bisa asal dikerjakan dengan benar," tuturnya.

Lebih lanjut disampaikan, ide membangun Batam ini sudah disimpan oleh Presiden RI kedua, Soeharto. Soeharto datang ke Batam, melihat Singapura dan dalam otaknya terus tersimpan kalau Batam bisa seperti Singapura.

Setelah mendapat kesempatan, rancang pembangunan diberikan kepada Ibnu Sutowo, lalu dilanjutkan oleh JB Sumarlin yang saat itu menjabat Wakil Kepala Bapennas. "Tetapi menurut saya yang jadi momentum jadi seperti sekarang karena dipegang oleh Prof Dr Habibie," ungkapnya.

Menurut Anhar Gonggong, Habibie bisa membuat Batam karena dikembangkan dengan konsep jelas. Itu ada kaitan semua dari segi ekonomi, faktor pertahanan ketahanan nasional. "Sehingga Batam bisa seperti sekarang karena proses pembangunan yang sistematis dan memiliki konsep yang jelas," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa buku "Mengungkap Fakta Pembangunan Batam" tidak bertujuan untuk memberikan pujian-pujian kepada yang pernah berkuasa. Tapi yang ada dalam buku ini adalah fakta. Sajiannya fakta bagaimana proses pembangunan Batam," kata Anhar.

Sedangkan menurut kacamata pelayanan publik, Ketua Ombudsman RI, Danang Girindrawardhana, menuturkan, bahwa Batam unik karena satu dari dua kawasan bebas di Indonesia. "Mengapa ini unik? Pertama, muatan historikalnya tinggi bicara dari masa lalu sampai kini," kata Danang.

Sedangkan alasan kedua, bahwa buku tersebut adalah tentang kisah sukses bukan untuk membanggakan diri pimpinannya. Tapi ia mengkritik karena dalam buku tersebut kurang menunjukkan tantangan-tantangan dalam pembangunan Batam.

"Kurangnya dalam buku ini hanya menunjukkan perkembangan, terjadi tapi lupa tantangannya karena belum terkomunikasikan secara eksplisit dalam buku," kritik Danang.

Alasan ketiga mengapa buku tersebut sangat menarik, adalah Batam yang tidak memiliki sumber daya alam namun bisa berkembang pesat. Hal tersebut karena memiliki kerja keras seluruh jajaran BP Batam. "Satu padu yang membuat Batam lepas dari ego sektoral. Maunya tidak diganggu oleh pemerintah daerah," katanya.

Sedangkan alasan keempat, karena buku ini memiliki koqnitif tinggi. Tapi, ia juga mengatakan ada satu aspek yang terlupakan, yakni kondisi Batam memiliki humanisme tinggi.

"Batam itu miniaturnya Indonesia. Nilai humanis dicantumkan dalam bukunya. Karena itu pendekatan terhadap Batam jangan lupa pendekatan budayanya," tutur Danang.

Acara ditutup dengan penyerahan buku "Mengungkap Fakta Pembangunan Batam" kepada narasumber bedah buku dan kepada Perpustakaan Nasional RI. (*)

Editor: Roelan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar