Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 28 Juni 2010

Seminar Kesehatan dengan Afdhalun Hakim, Spesialis Jantung RSOB




Ditulis oleh Evi Risdianti ,
Kamis, 24 Juni 2010 08:42 (sumber Batam Pos,versi asli)

Gejala Tak Kelihatan, Wanita Rentan Hipertensi


Afdhalun Hakim, dokter spesialis jantung Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) mengatakan, penyakit hipertensi (darah tinggi) merupakan the silent killer. Di Indonesia, penderitanya didominasi kaum perempuan.

Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Disebut the silent killer karena penyakit ini memiliki mortalitas (tingkat kematian) yang tinggi, sering muncul bersama penyakit lain. Penderitanya tak menyadari, karena tak ada gejala serta semakin tahun jumlah penderitanya semakin bertambah.


Menurut Afdhalun, kebanyakan hipertensi karena faktor keturunan dan kegemukan. Orang ras kulit hitam (Afrika) lebih rentan terkena penyakit ini. ”Juga disebabkan punya penyakit diabetes, pecandu alkohol, kurang olahraga dan tingkat stres yang tinggi,” katanya saat memberikan seminar kesehatan kepada karyawan Riau Pos Group Divre Batam di Graha Pena Batam Centre, Rabu (23/6).


Ayah tiga putri ini menuturkan, pola memakan makanan cepat saji meningkatkan risiko hipertensi dan jantung koroner. ”Penduduk di negara maju sudah meninggalkan makanan siap saji. Sedangkan di Indonesia mulai digandrungi. Tak heran hipertensi semakin tinggi,” sebutnya.

Dari data yang dimiliki dokter lulusan FK UI itu, 1 di antara 3 orang Amerika menderita hipertensi dan 1 di antara 5 orang Indonesia menderita penyakit tersebut. Dari data tersebut, jumlah penderita hipertensi di Indonesia mencapai 43 juta orang, menempati urutan keempat setelah China, India dan Amerika.

Afdhalun menjelaskan, semakin usia bertambah, risiko hipertensi semakin tinggi. ”Dari hasil riset, wanita lebih rentan terkena hipertensi. Hal ini disebabkan segala gejala yang terasa tak pernah dirasakan karena wanita mempunyai ambang batas sakit yang lebih tinggi dari pada pria. Wanita juga lebih cepat stres dari pada pria,” terangnya.

Hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi. Menurut hasil Riskesdas Tahun 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini tentunya sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat.

Lebih lanjut Afhdalun meyebutkan, dari datanya masyarakat wilayah pedesaan lebih tinggi terkena risiko hipertensi dari pada perkotaan. ”Hal ini lebih pada pola makanan yang dikonsumsi sehari-hari,” jelasnya.
Masih dari data Afdhalun, wilayah Kabupaten Natuna merupakan kabupaten/kota dengan pengidap hipertensi tertinggi di Indonesia. ”Hal ini juga disebabkan pola makan yang tidak sehat. Dari hasil riset, penduduk Natuna lebih banyak mengkonsumsi garam,” katanya.

Afdhalun juga mengatakan, dari pasien yang berobat di tempatnya, didominasi penyakit hipertensi. Selama kurun waktu 2009, sudah tercatat 786 orang di Batam menderita hipertensi dan berobat di RSOB.

Afdhalun menambahkan, hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko. Caranya, pertahankan berat badan dalam kondisi normal. Atur pola makan, dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah lemak serta perbanyak konsumsi sayur dan buah. Lakukan olahraga dengan teratur. Atasi stres dan emosi, hentikan kebiasaan merokok, hindari minuman beralkohol, dan periksa tekanan darah secara berkala. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar