Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 28 Juni 2010

Butuh Waktu Tiga Tahun untuk Dinikmati





Ditulis oleh Redaksi ,
Senin, 28 Juni 2010 11:01 (sumber Batam Pos,versi asli)

Rencana OB ”Karpeti” Median Jalan

”Midori, midori, doko de mo midori. Suki desu.”

Kalimat di atas adalah komentar seorang turis asal Jepang. Ia suka sekali dengan banyaknya pohon yang berderet di sepanjang jalan. Warna hijau (midori) membuat ia senang berada di sini (Batam).

Sebagai sebuah kota metropolitan, Batam memang boleh dibilang sangat peduli dengan penghijauan di jalan raya. Di sepanjang jalan raya mudah kita temukan pepohonan yang sengaja ditanam untuk menjaga kesejukan kota sekaligus memberi nilai tambah tersendiri, keindahan.

Tanaman itu tak tumbuh dengan sendirinya, ia sengaja ditanam dan diatur sedemikian rupa. Siapa yang bertanggungjawab? Direktorat Pertamanan dan Estetika Otorita Batam (OB). Di bawah Kasub Direktorat Pertamanan dan Estetika OB Januar Siregar memiliki rencana besar yang akan dilakukan di tahun depan.
Rencana besar tersebut adalah akan mengganti rumput di median jalan dengan warna–warni tanaman perdu. ”Kami bermaksud memanfaatkan median jalan sebagai pot besar,” jelas Januar saat ditemui di kebun bibit OB, Seitemiang, akhir pekan lalu. Di sana persiapan itu nampak dilakukan. Hamparan tanaman perdu tengah disiapkan untuk kemudian ditanam di ”pot besar” tadi.

Ini kerja besar, untuk lahan satu meter persegi saja membutuhkan seratus batang tanaman perdu, demikian jelas Hadjad Widagdo, Kasi Pertamanan Kota OB. Bisa dibayangkan butuh berapa ribu bahkan juta batang tanaman untuk semua median jalan di Batam. Tentu saja butuh tempo yang lama maklumlah tanaman tak bisa dikebut atau dilembur seperti membuat gedung.

”Semua bibit dari sini saja, lalu kami semaikan,” imbuh Januar. Yang Januar maksud adalah bibit perdu didapat dari jalan menyetek tanaman yang sudah ada.

Ada petugas khusus yang bertugas untuk mencek keadaan taman yang menjadi tanggung jawab OB. Petugas ini sembari mencek juga mengambil bibit yang akan disemaikan. Dalam satu hari setidaknya kebun bibit OB menyemaikan 200 kantung (polybag) bibit.

Januar berharap awal tahun 2011 proyek ini bisa dilakukan. ”Kami memilih tumbuhan perdu yang mudah dirawat,” jelas Januar. Tanaman perdu yang dipilih adalah yang memiliki warna daun berbeda satu sama lain sehingga saat ditanam akan menimbulkan harmoni tersendiri.

Sssttt... Meski telah ditanam jangan buru-buru senang, proyek ini tidak bisa langsung dirasakan. ”Tiga tahun,” sahut Januar saat ditanya berapa lama proyek membuat karpet alam itu bisa dinikmati keindahannya oleh warga Batam. Saat ini ia bersama tim tengan melakukan ujicoba di bundaran OB.
Januar berharap rencana ini bisa berhasil dan bisa menambah keindahan Kota Batam. Salah satu cara untuk berhasil, menurutnya, adalah termasuk peran serta masyarakat. Hama bisa diobati dengan pestisida tetapi kalau ulah jahil manusia sangat susah untuk diobati.

Januar mengisahkan pengalamannya membuat taman di pinggir jalan. Pernah sebuah truk menabrak taman yang ia bikin. Bisa dibayangkan, taman itu rusak. Bukan hanya butuh tanaman banyak untuk mengganti tanaman yang rusak, lebih dari itu butuh waktu lama untuk membuat sebuah taman jadi dan nampak cantik. Gangguan lain adalah baliho reklame yang pemasangannya tidak mengindahkan aturan yang ada.

Pemilik gelar Master di bidang Pengembangan Wilayah Kota ini memang memiliki tanggung jawab yang besar untuk membuat Kota Batam bertambah cantik. Ia harus menelisik mana saja wilayah kerjanya yang belum tersentuh penghijauan, ia juga harus melihat jauh ke depan terhadap perkembangan kota sehingga tanaman yang ia tanam hari ini akan bermanfaat hingga tahun-tahun ke depan. Begitu susahnya menumbuhkan sebuah tanaman, ia tak mau menanam di wilayah yang sebentar kemudian harus dipangkas karena pelebaran jalan.

Jadi jangan heran jika ia ”sakit” jika melihat tanaman yang ia tanam dipangkas seenaknya sendiri oleh orang tak bertanggung jawab. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar