* Copyright:ANTARA
* Date:Jul 31 2011
Batam, 31/7 (ANTARA) - Tarif air bersih Batam yang dilayani perusahaan air minum PT Adhya Tirta Batam tetap naik per 1 Agustus meski Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Mustofa Widjaja menyatakan menunda peningkatan harga.
"Selagi belum ada SK terbaru menggantikan SK nomor 7 bulan Juni lalu, kami tetap akan melaksanakan keputusan sesuai SK tersebut," kata Corporate Communication Manager PT Adhya Tirta Batam, Enriqo Moreno di Batam, Minggu.
Ia mengatakan ATB memberlakukan kenaikan tarf air mulai 1 Agustus ini yang berlaku pada rekening September karena belum ada keputusan tertulis dari Kepala BP KPBPB Batam.
Lagi pula, kata dia menambahkan, ATB telah melakukan serangkaian sosialisasi kenaikan tarif kepada masyarakat, baik melalui delapan kecamatan maupun melalui media massa.
Menurut dia, dari sosialisasi yang dilakukan secara langsung, tidak ada penolakan kenaikan tarif air dari masyarakat.
"Dari hasil sosialisasi ternyata mayoritas masyarakat tidak keberatan dengan rencana kenaikan tarif ini. Yang penting ATB harus terus lebih baik, meningkatkan pelayanan," kata Enriqo.
Petugas ATB, kata dia, telah menjelaskan dasar-dasar alasan kenaikan tarif kepada masyarakat di delapan kecamatan di pulau utama Batam, dan masyarakat dapat menerimanya.
Dari sosialisasi itu, ATB justru mendapatkan masukan terkait peninghkatan pelayanan.
ATB, kata dia, akan melakukan perbaikan pelayanan kepada masyarakat sebagai konpensasi dari kenaikan tarif air bersih.
Manajemen akan lebih proaktif mengawasi petugas pencatat meteran agar melakukan tugasnya dengan baik, sesuai dengan permintaan masyarakat, kata dia.
"Untuk pencatat meteran ini salah satu hal yang akan kami lakukan yaitu dengan meng-outsourcing-kannya. Kemarin sudah diumumkan lelangnya. Saat ini sedang proses," kata Enriqo.
ATB juga akan memperbaiki penyaluran air dan meningkatkan kualitas air yang disalurkan kepada masyarakat, kata Enriqo.
Optimalisasi penyaluran air terutama dilakukan di Kecamatan Bengkong dan Batu Ampar.
"Seperti di Bengkong, Batuampar, mereka meminta suplai air agar lebih bagus. Jadi sebenarnya masyarakat hanya mengeluhkan lebih kepada operasional dan teknis pelayanan," kata Enriqo.
(T.Y011/B/A013/A013) 31-07-2011 16:39:49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar