Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 18 Agustus 2011

40.000 RUMAH TIDAK BERIZIN TERSEBAR DI BATAM


* Copyright:ANTARA
* Date:Aug 16 2011
Previous

Batam, 16/8 (ANTARA) - Hingga pertengahan 2011, Pemerintah Kota Batam mencatat masih ada 40.000 rumah tidak berizin yang tersebar di penjuru pulau utama Batam.

"Sampai sekarang masih ada 40.000 ruli (rumah liar-red)," kata Kepala Dinas Tata Kota Batam Gintoyono Batong, Selasa.

Rumah tidak berizin adalah bangunan yang didirikan masyarakat di atas tanah milik pemerintah yang dikuasai Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Masyarakat dan pemerintah daerah biasa menyebutnya rumah liar (ruli).

Ia mengatakan umumnya rumah tidak berizin menjamur di sekitar kawasan industri yang tersebar di beberapa lokasi kota.

"Tapi, ada juga yang dibangun di kawasan hutan lindung," kata dia.

Pemerintah kota, kata dia, berupaya mengalokasikan penduduk rumah tidak berizin ke lokasi yang lebih nyaman.

Selain merusak keindahan kota, rumah tidak berizin juga dapat mengganggu investasi karena berdiri di atas tanah yang dikuasai BP KPBPB Batam.

Ia mengatakan pemkot membangun rusun sebagai pengganti tempat tinggal penduduk rumah tidak berizin.

"Kami terus berupaya meminimalisir rumah liar dengan menyiapkan rumah susun sewa murah," kata Gintoyono.

Untuk memindahkan seluruh penduduk rumah tidak berizin ke rusun, ia mengatakan dibutuhkan sekitar 700 blok. Sementara saat ini baru terdapat sekitar 120 blok rusun, termasuk yang dikelola BP KPBPB Batam dan Jamsostek.

Rusun yang ada sekarang, kata dia, hanya mampu menampung sekitar 19.200 orang.

Di tempat terpisah, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan menyatakan pemkot akan menertibkan bangunan rumah tidak berizin.

"Penertiban ruli menjadi komitmen kami. Ini sesuai dengan visi pemerintah mewujudkan Batam menjadi bandar dunia madani yang modern," kata Wali Kota Batam.

Kepala BP KPBPB Batam, Mustofa Widjaja mengatakan pembangunan Rusun oleh pihaknya diutamakan untuk menampung pekerja.

"Rusun itu untuk pekerja yang belum memiliki keluarga dan sewaktu-waktu pindah dari Batam," kata Mustofa.

Di kawasan industri, kata dia, para pekerja dapat tinggal di asrama.

Menurut dia, saat ini, rusun yang ada hanya mampu menampung sekitar 20 persen dari kebutuhan.

(T.Y011/B/E001/E001) 16-08-2011 12:23:16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar