(sumber Tanjung Pinang Pos)
Diposting oleh admin pada 2 Agustus, 2011
Perang hasil survei terhadap masyarakat atas tarif air bersih di Batam, terjadi antara ATB dan SPSI. Di mana ATB menyebutkan, dari hasil sosialisasi kenaikan tarif air, 80 persen masyarakat tidak mempermasalahkannya. Sementara SPSI memaparkan, hasil survey mereka, 98,104 persen warga yang disurvei, menolak kenaikan tarif ATB.
Wakil Presiden Direktur PT ATB Benny Andrianto di hadapan Komisi III dan elemen masyarakat, Senin (1/8), menyebut survey mereka lakukan saat sosialisasi. Sosialisasi berlangsung di kecamatan terkait kenaikan tarif ATB.
“Sebanyak 80 persen tidak keberatan dengan kenaikan tarif. 85 persen warga saat sosialisasi minta perbaikan kualitas air bersih,” bebernya.
Sementara itu, perwakilan SPSI Batam, Tarigan menyebutkan, survei mereka lakukan dengan masyarakat Batam. Dia menyebut, data mereka menggunakan responden dari PNS, pekerja dan pedagang. “Responden menilai, ATB hanya mencari untung,” katanya.
Akibatnya, selain kondisi keuangan masyarakat yang akan kesulitan, juga implikasi terhadap pekerja. Pekerja diakui bahkan sudah terkena dampak kenaikan tarif ATB. “Sudah ada yang menaikkan uang kost Rp25 ribu Rp50 ribu,” cetusnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III, Jauhin Hutajulu, menyebutkan penerapan tarif ATB ditunda bahkan surat penundaannya sudah ditandangani Ketua BP Kawasan Batam, Mustofa Wijaya. Benny Andrianto juga mengakui penundaan itu. Hanya saja Benny mengaku penundaan itu hanya dua bulan dan untuk pemakaian Oktober.(Martua)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar