Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam Ilham Eka Hartawan mengatakan, satu perusahaan tersebut merupakan gabungan tiga negara. Pihaknya baru mengajukan aplikasi, alasannya melihat Batam sangat potensial untuk mengembangkan pembangkit listrik.
"Tapi saya belum tau, energy terbarukan apa yang akan diolah. Apakah sampah, ombak atau panas bumi. Pastinya, saya gak tau, belum dapat laporan," kata Ilham, kemarin.
Nilai investasi dari pengajuan aplikasi yang masuk pada bulan April, Ilham melanjutkan, dari delapan perusahaan dengan nilai investasi sebesar USD 12.250 juta itu, memang perusahaan pembangkit listrik yang paling tinggi nilainya.
Selain pembangkit itu, perusahaan lainya ada bergerak dibidang plastik, paku mor dan baut, pengelolaan ikan, jasa industri dan berbagai pengerjaan khusus logam serta ekspor impor.
Adapun negaranya, berasal dari Singapura, China, Belanda, Australia dan Malaysia. Apabila perusahaan itu berjalan, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 423 orang. Sementara perusahaan yang melakukan perluasan, ada dua yang terealosasi.
"Ada dua perusahaan di bulan April yang memiliki IUT (Izin Usaha Tetap), yang sudah berjalan dengan nilai investasi USD2,2 juta yang bergerak dibidang perdagangan," kata Ilham.
Menurut Ilham, Batam saat ini memang masih menjadi tujuan investasi Penanaman Modal Asing (PMA). Terbukti dari berbagai negara masuk ke Batam, setiap bulanya, baik mengajukan aplikasi maupun perluasan. Batam, sebagai tujuan investasi, kata Ilham, memang tidak terlepas kondisi Batam yang kondusif. (mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar