Rabu, 01 May 2013 (sumber : Haluan Kepri)
" Kami hanya mempersiapkan perusahaan atau bibitnya. Suatu saat nanti pemerintah yang akan mengambil perusahaan industri pesawat itu. Makanya, saya buat industri pesawat," kata mantan Presiden RI ke-3 itu, melalui rekaman ulang yang perdengarkan Humas BP Batam, kemarin.
Rekaman ulang tersebut merupakan sambutan Habibie yang disampaikan sesaat sebelum penandatanganan MoU dengan BP Batam terkait rencana pembangunan industri pesawat terbang. Rencannya, industri tersebut sepenuhnya dikelola swasta dan Habibie sebagai Ketua Dewan Komisaris.
" Sementara ini bentuknya swasta. Saya sendiri yang pegang. Saya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisaris. Tapi nanti saya mau saham mayoritas dipegang Dirgantara," katanya.
Ia sengaja tidak melibatkan Dirgantara secara langsung untuk sementara ini. Karena kalau dirgantara terlibat sahamnya tak lebih dari 15 persen. Sebab jika lebih dari 15 persen dikhawatirkan akan mengganggu perjalanan perusahaan.
" Kalau lebih (15 persen), nanti komisi I, II (DPR) terlalu banyak ikut. Jadi kacau. Saya tidak mau kacau,"katanya.
Ia berencana, dalam tiga tahun setelah perusahaan itu berjalan, Habibie akan mengundurkan diri.
" Insya Allah, 3 tahun lagi (perusahaan) berjalan dan maju. Nanti saya akan mundur, saham saya hanya menjadi 5 persen. Selain itu, saya juga berharap, pemegang saham mayoritas di industri pesawat di Batam dan Bandung, Dirgantara Indonesia. Karena itu, semua pihak harus komit, agar perusahaan yang akan dikembangkan, berjalan," tambah mantan Ketua OB itu.
" Jadi, single mayoritas dipegang Dirgantara. Sekarang swasta, nanti akan menjadi milik pemerintah. Saya akan mundur. Saya akan pensiun. Saya persiapkan untuk saya berikan kepada Anda-Anda,"katanya.
Karena itu, Habibie mendorong industri PT Indonesia Aero Maintence (IAM), masuk Batam. Dimana, perusahaan ini akan bergerak di bidang service pesawat. Termasuk mempersiapkan komponen pesawat di Batam. Ia berharap Batam harus bisa berkembang lebih cepat, dan mendapat untung dari Singapura.
" Jangan Singapura saja yang mendapat untung. Kita harus mendapat untung dari Singapura,"katanya. Sebelumnya, PT IAM menandatangani MoU dengan BP Batam untuk membangun industri pesawat di atas lahan senilai Rp186 miliar.(mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar