Batam, 9/12 (ANTARA) - Unjuk rasa aktivis Gelombang Gerakan Rakyat (G-Ger) Batam memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia di Kantor Pemerintah Kota Batam, Kamis, berujung ricuh.
Pengunjuk rasa dan aparat kepolisian sempat saling mendorong sebelum sejumlah aktivis akhirnya berlarian dan dikejar polisi hingga ke Masjid Agung Batam.
"Kami mendorong mereka ke luar karena mereka memaksakan kehendak dan memukul polisi," kata Kapoltabes Batam, Rempang Galang (Barelang) Kombes Pol Eka Yudha.
Sebelum aksi saling dorong, para pengunjuk rasa juga sempat membakar lembaran kertas karton berisi tuntutan pemberantasan korupsi.
Menurut Kapoltabes, para pengunjuk rasa ingin melakukan pengrusakan sehingga polisi terpaksa membubarkan aksi mereka demi keamanan dan ketertiban.
Dalam insiden itu, polisi sempat mengamankan seorang aktivis yang diduga sebagai provokator, namun telah dilepaskan kembali.
Kapoltabes mengatakan akan memanggil Koordinator Lapangan G-Ger untuk meminta keterangan terkait insiden itu.
"Besok korlapnya, Azhari, kami panggil," kata dia.
Aktivis meminta bertemu dengan Wali Kota Ahmad Dahlan untuk mendiskusikan masalah korupsi yang melibatkan aparat pemerintahan.
"Kami meminta Wali Kota turun, temui kami, jangan hanya di kantor saja. Kami mendukung pemberantasan korupsi," teriak seorang pengunjuk rasa.
Unjuk rasa yang dilakukan G-Ger hanya berlangsung sekitar 15 menit, karena kondisi langsung menghangat, sebelum dibubarkan polisi.
Usai dibubarkan polisi, pengunjuk rasa langsung menghilang.
Ketika ingin dikonfirmasi lebih lanjut, telepon selular koordinator lapangan G-Ger, Azhari, tidak aktif.
Peringatan Hari Anti Korupsi Dunia di Batam diwarnai dengan rangkaian unjuk rasa yang digawangi sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat.
Sebelum G-Ger, LSM Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak), Kelompok Diskusi Anti 86 dan Serikat Pemuda Indonesia juga melakukan rangkaian unjuk rasa dan berjalan damai.
(T.Y011/B/A041/A041) 09-12-2010 17:02:40 NNNN
Pengunjuk rasa dan aparat kepolisian sempat saling mendorong sebelum sejumlah aktivis akhirnya berlarian dan dikejar polisi hingga ke Masjid Agung Batam.
"Kami mendorong mereka ke luar karena mereka memaksakan kehendak dan memukul polisi," kata Kapoltabes Batam, Rempang Galang (Barelang) Kombes Pol Eka Yudha.
Sebelum aksi saling dorong, para pengunjuk rasa juga sempat membakar lembaran kertas karton berisi tuntutan pemberantasan korupsi.
Menurut Kapoltabes, para pengunjuk rasa ingin melakukan pengrusakan sehingga polisi terpaksa membubarkan aksi mereka demi keamanan dan ketertiban.
Dalam insiden itu, polisi sempat mengamankan seorang aktivis yang diduga sebagai provokator, namun telah dilepaskan kembali.
Kapoltabes mengatakan akan memanggil Koordinator Lapangan G-Ger untuk meminta keterangan terkait insiden itu.
"Besok korlapnya, Azhari, kami panggil," kata dia.
Aktivis meminta bertemu dengan Wali Kota Ahmad Dahlan untuk mendiskusikan masalah korupsi yang melibatkan aparat pemerintahan.
"Kami meminta Wali Kota turun, temui kami, jangan hanya di kantor saja. Kami mendukung pemberantasan korupsi," teriak seorang pengunjuk rasa.
Unjuk rasa yang dilakukan G-Ger hanya berlangsung sekitar 15 menit, karena kondisi langsung menghangat, sebelum dibubarkan polisi.
Usai dibubarkan polisi, pengunjuk rasa langsung menghilang.
Ketika ingin dikonfirmasi lebih lanjut, telepon selular koordinator lapangan G-Ger, Azhari, tidak aktif.
Peringatan Hari Anti Korupsi Dunia di Batam diwarnai dengan rangkaian unjuk rasa yang digawangi sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat.
Sebelum G-Ger, LSM Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak), Kelompok Diskusi Anti 86 dan Serikat Pemuda Indonesia juga melakukan rangkaian unjuk rasa dan berjalan damai.
(T.Y011/B/A041/A041) 09-12-2010 17:02:40 NNNN
Copyright © ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar