Batam, 19/12 (ANTARA) - Investasi di Kota Batam diperkirakan tumbuh 10 persen pada semester terakhir 2010, yang ditandai dengan makin tingginya tingkat isian pabrik di beberapa kawasan industri.
"Angka pastinya belum didapat, tapi saya pikir sampai 10 persen," kata Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Ahmad Hijazi di Batam, Minggu.
Ia mengatakan, banyak pengusaha melapor kepada pemerintah mengenai permintaan isian kawasan industri, terutama di Tunas, Citra Buana dan Kabil.
Menurut dia, pertumbuhan investasi di Batam merupakan dampak dari pembatasan impor produk China yag dilakukan Pemerintah Amerika Serikat.
Selain itu, juga karena industri Batam mendapatkan fasilitas pengurangan bea masuk.
Senada dengan Hijazi, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan pesanan ekspor berbagai macam produk elektronik dan garmen di Batam meningkat setelah Amerika Serikat membatasi impor China.
"Order barang Batam meningkat karena Amerika membatasi impor dari China sedangkan dari Indonesia tidak dibatasi," kata Wali Kota.
Ia mengatakan permintaan impor hasil industri elektronik dan garmen Batam meningkat untuk memenuhi kebutuhan warga AS, pascappembatasan impor dari China.
"Kuota impor China dibatasi, sedangkan dari Indonesia tidak," kata Ahmad Dahlan.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan pemerintah provinsi menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,3 persen pada 2011.
"Target kami sama dengan semester awal 2010, pertumbuhan 2011 sebesar 8,3 persen," kata Sani.
Angka pertumbuhan itu, kata dia, tertama didorong oleh peningkatan ekonomi di Kawasan Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (FTZ BBk).
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah provinsi akan mempercepat penyelesaian peraturan terkait FTZ yang masih belum selesai di pemerintah pusat.
Bila masalah peraturan FTZ BBK dapat diatasi, pertumbuhan ekonomi FTZ BBK dan Kepri akan melejit, kata dia.
(T.Y011/B/N002/N002) 19-12-2010 14:24:36 NNNN
Copyright © ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar