Kamis, 19 Maret 2015 (Sumber: Haluan Kepri)
BATAM CENTR (HK) – Kota Batam serius mengembangkan investasi sektor transhipment. Selama ini, Batam hanya menjadi penonton, padahal ada 55 juta peti kemas yang diangkut kapal lewat di Selat Malaka.
Selama ini, peluang ini hanya dimanfaatkan Singapura dan Malaysia. Sementara Batam belum pernah serius menggarap sektor transhipment, padahal potensinya sangat besar.
“ Potensi transhipment di Batam ini cukup tinggi. Ada sekitar 55 juta peti kemas yang diangkut kapal-kapal lewat di Selat Malaka. Sebagian besar dimanfaatkan oleh Singapura sekitar 30 juta peti kemas, kemudian sisannya dimanfaatkan oleh Johor," ujar Anggota 2/Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan BP Batam, I Wayan Subawa, kemarin.
Wayan menyebutkan, Batam walaupun dilewati namun belum mendapat manfaat transhipment. Oleh karena itu, kedepan BP Batam akan mengembangkan sektor transhipment ini lebih serius lagi.
Peti kemas-peti kemas tersebut, lanjut dia, biasanya berisi barang-barang ekspor ke Eropa dan Amerika. Jika dikirim langsung dari Korea dan Jepang itu tidak efisien. Maka dibutuhkan pelabuhan transhipment. Peluang tersebut sudah lama dilihat dan dimanfaatkan Singapura dan Malaysia.
“Mungkin ini merupakan salah satu pelabuhan penting yang akan dibangun, untuk keperluan transhipment, lengkap dengan fasilitas bongkar muat peti kemas,” ungkapnya lagi.
Untuk mendukung rencana tersebut, BP Batam akan melaksanakan pembebasan lahan Tanjung Sauh, guna kepentingan pembangunan pelabuhan transhipment di Batam.
Selain itu, BP Batam juga meminta dukungan dari pemerintah terkait regulasi yang ada. Jika ingin dikembangkan menjadi pelabuhan transhipment, maka investor membutuhkan kawasan yang bebas, seperti FTZ.
“ Itu hanya bisa ditinndaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah,” tambahnya. (cw89)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar