Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 30 September 2010

Drainase Tak Boleh Ditutup, Supaya Perawatan Mudah





Kamis, 30 September 2010 08:46 (sumber Batam Pos,versi asli)

BATAM CENTRE (BP) - Banjir yang beberapa hari ini melanda Batam, karena drainase tak sempurna menahan debit air. Drainase di Batam tak berfungsi baik, salah satunya karena drainase yang ditutup beton.

”Kalaupun ditutup sebaiknya gunakan drill besi,” kata Yudi Cahyono, Kasubdit Jalan, Jembatan, Bandara, Utylitas dan Pematangan Lahan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Menurut Yudi, banjir yang terjadi di Batam mayoritas karena masalah di drainase sekunder. Contohnya di depan perumahan atau ruko yang dibeton, untuk menambah luas lahan atau tempat parkir. Sehingga, air hujan tak bisa mencari celah masuk ke drainase. ”Sebetulnya, drainase yang ada masih bisa menampung air hujan tersebut,” jelasnya.

BP Batam hanya menangani drainase protokol (besar) yang mengarah ke laut seperti drainase di simpang Jam. Sementara drainase sekunder di sekitar perumahan atau perkantoran di kelola Pemko Batam. ”Drainase protokol wajib tak ditutup, sehingga perawatannya mudah. Kita lakukan pengerukan berkala setiap enam bulan bila telah terjadi pendangkalan,” imbuhnya.

Drainase yang tertutup beton tentu sulit perawatannya. Seandainya ada pendangkalan atau penyumbatan sulit dikeruk. ”Untuk perawatan, harus dibongkar betonnya. Tentu biayanya lebih besar,” sebutnya.

BP Batam sendiri jelas Yudi, menganggarkan pembangunan drainase di beberapa titik pada 2010. Di antaranya di Simpang Kabil, dekat Sekolah Yos Sudarso, Panbill Mall, dan Perumahan Duta Mas.

Sementara 2011 akan dianggarkan pembuatan drainase di simpang Barelang (dekat markas Yonif 134), memperbesar gorong-gorong di bukit Daeng Tembesi, serta memperbesar drainase di Simpang Kabil.
”Pembuatan drainase ini tetap berkoordinasi dengan Pemko Batam, Pemprov Kepri, dan Kementerian PU terkait dana anggaran,” imbuh Yudi.

Lima tahun ke belakang, jumlah titik banjir mencapai 100 titik. Namun, baik Pemko Batam, Pemprov Kepri, dan Kementerian PU menganggarkan drainase setiap tahun.

Saat ini, ada delapan titik banjir dan pembangunan drainase untuk titik-titik banjir dibangun tahun ini. Seharusnya tahun ini sudah tidak ada banjir lagi.

Masih kata Yudi, terkadang juga ada developer yang nakal dan membuat drainase tidak sempurna. Misalnya, drainase dibangun dari kawasan perumahan. Setelah keluar dari perumahan dibiarkan sehingga apabila hujan, air meluap ke jalan.

”Seharusnya tidak demikian. Walaupun sudah bukan kawasan perumahannya, namun drainase sebaiknya dibuat bersambung dengan drainase yang ada,” pintanya.

Juga, jelas Yudi, masyarakat diminta berperan aktif. Terkadang ada masyarakat yang membuka kios di pinggir jalan sehingga sampahnya masuk ke drainase dan membuat tersumbat. ”Kita akan usulkan tim terpadu untuk merazia pedagang seperti ini dan memperingati untuk tidak membuang sampah ke drainase,” katanya lagi.

Sementara itu, Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, masalah banjir lebih dikarenakan intensitas hujan yang tinggi. Memang, katanya, antisipasinya adalah pembangunan dan normalisasi drainase. “Namun semuanya terkadang terkendala anggaran,” katanya.

Dahlan meminta masyarakat untuk aktif bergotong royong membersihkan gorong-gorong. “Salah satu penyebab banjir karena drainase yang tersumbat, dengan bergotong royong setidaknya bisa memecahkan masalah banjir,” paparnya.

Dahlan mengaku, ia tidak mengetahui izin Dinas Tata Kota (Distako) Batam pada pemilik ruko untuk menutup drainase dengan beton. “Itu (membeton drainase) tidak boleh. Nanti kita cek. Kita akan tidak apabila memang ada izinnya,” jelasnya. (vie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar