Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 27 September 2010

Taksi Argo Gagal





Senin, 27 September 2010 09:52 (sumber Batam Pos,versi asli)

Penerapan taksi berargo di Kota Batam sangat sulit direalisasikan. Sudah lebih setahun, taksi berargo digaungkan Pemerintah Kota (Pemko) Batam namun tetap tidak maksimal. Saat ini, tercatat 1.600 taksi yang sudah memiliki argometer dan melakukan tera argo taksi. Namun, argometer yang terpasang di taksi hanyalah hiasan belaka. Para supir taksi pun seakan tak menghiraukan keberadaan argometer yang dibelinya dengan harga jutaan. Kepada penumpang pun tetap saja diusulkan tarif nego (ketengan).

Salah satu supir taksi, Andi mengaku argometer tersebut sudah terpasang di taksinya setahun lalu. Saat Pemko melalui Dishub Kota Batam mengancam taksi yang tak berargo tidak boleh KIR, maka Andi dan rekan-rekannya ”terpaksa” membeli argometer dan melakukan tera. Andi mengaku, memang sangat jarang menggunakan argometernya. Hanya, apabila ada penumpang yang menanyakan argo saja ia baru menggunakannya. Tak jarang, Andi pun berbohong taksinya tak ada argometer. ”Kalau pakai argo tidak bisa bawa penumpang lain di jalan. Padahal satu taksi bisa muat lima orang,” katanya.

Untuk masalah tarif, ia mengaku masih menggunakan tarif nego dengan penumpang. ”Saya kan tidak punya pangkalan. Penumpang di jalan rata-rata tak mau pakai argo. Kalau saya paksakan nanti malah tak dapat penumpang,” tuturnya. Begitu pun dengan penumpang yang juga tak acuh dengan penerapan taksi argo. Mereka lebih memilih tarif nego dengan alasan lebih murah. ”Dari Batam Centre ke Sekupang tarifnya hanya Rp10 ribu. Kalau pakai argo sampai Rp50 ribu,” kata Indah, warga Batam Center.

Pemko pun seakan kesulitan membenahi sistem transportasi di Batam khususnya taksi. Di awal penerapannya, pemerintah tidak tegas. Contohnya masalah tarif, awalnya SK Wali Kota Batam nomor 95 tahun 2009, tarif argometer taksi hanya sebesar Rp4.500 untuk buka pintu, Rp2.700 per kilometer dan Rp27.000 per jam masa tunggu. Karena menuai protes dari pengemudi taksi akhirnya SK ini diubah menjadi SK Wali Kota Batam Nomor 291 tahun 2009 tertanggal 22 November 2009, tarif buka pintu Rp5 ribu, ongkos akan bertambah setiap kilometernya sebesar Rp3.500. Sedang biaya waktu tunggu per jamnya Rp35 ribu.

Bahkan, Pemko sampai dua kali melakukan launching taksi. Pertama, launching dilakukan Kamis (30/7) di gedung Dinas Perhubungan (Dishub) Batam, Baloi oleh Wali Kota Batam. Kemudian, Pemko me-relaunching berargo, Jumat (1/1) di hadapan turis dari Singapura. Namun pelaksanaannya tetap nihil.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam, Muramis, mengakui pelaksanaan taksi argo belum optimal. Menurutnya, penumpang yang tak mau pakai argo menjadi kendalanya. ”Bahkan, ada juga yang argonya tak dipakai. Kami akui itu,” katanya, kemarin.

Muramis menuturkan, pihaknya selalu melakukan pengawasan yaitu dengan memperketat uji KIR. ”Kalau saat KIR ternyata argonya tidak ada, rusak atau tidak ditera otomatis tidak lulus KIR,” tuturnya. Selain itu, pihaknya juga mengoptimalkan razia untuk pengawasan taksi argo. Menurut Muramis selama 2010 ini, pihaknya menggelar 52 kali razia. ”Apabila saat razia ada yang tertangkap argo tak dipakai kita proses sesuai Undang-undang (tilang). Selain itu saat razia juga kita tilang pelanggaran lainnya seperti izin trayek,” imbuhnya.

Muramis mengakui, saat ini taksi plat hitam masih banyak berkeliaran. Pihaknya kesulitan memberantasnya karena hal itu kewenangan pihak kepolisian. ”Angkutan plat kuning baru kewenangan Dishub. Seandainya ada angkutan plat kuning yang menyalahi aturan, Dishub yang mengambil tindakan. Taksi plat hitam itu kewenangan polantas yang menertibkan,” jelasnya. Sementara Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengaku masalah transportasi di Batam memang kompleks. Pasalnya, pemerintah terlambat menangani masalah transportasi, hal ini yang menyebabkan banyaknya taksi plat hitam. ”Sebelum ada angkutan resmi, yang tidak resmi (plat hitam) sudah ada duluan,” katanya beberapa waktu lalu. Pemko Batam, jelas Dahlan tetap komit dalam penerapan taksi argo, walaupun sudah setahun masih jalan di tempat. ”Semuanya butuh proses,” akunya. (EVI RISDIANTI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar