* Copyright:ANTARA
* Date:May 04 18:32
Batam, 4/5 (ANTARA) - Penguatan nilai rupiah atas dolar mengancam pertumbuhan ekspor Kawasan Perdagangan Bebas Batam.
"Dalam satu bulan dampak penguatan rupiah kepada eskpor mulai terasa," kata Direktur Anggota II Deputi III Bidang Pelayanan Jasa Badan Pengusahaan Batam, Fitrah Kamaruddin di Batam, Rabu.
Ia mengatakan produk yang dihasilkan di FTZ Batam mayoritas untuk ekspor. Bila nilai rupiah menguat, maka harga barang ekspor bisa naik, setelah dikonversi dalam dolar, sehingga dikhawatirkan tidak dapat bersaing dengan produk sejenis.
"Tapi pengusaha jangan cengeng," ata dia.
Seharusnya penguatan rupiah dapat dijadikan landasan untu memperkuat efektifitas produ lokal, kata Fitrah.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis mengatakan sebetulnya penguatan rupiah tidak terlalu mempengaruhi ekspor Batam, karena barang-barang ekspor sebelumnya diimpor.
"Sewatu impor, pengusaha dapat harga lebih murah, jadi sama saja," kata Harry.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Batam Nada Faza Soraya mengatakan penguatan rupiah atas dolar menyulitkan pengusaha Batam.
Menurut dia, penguatan rupiah harus diikuti kebijakan pemerintah daerah dengan memberikan insentif kepada pengusaha.
"Jangan malah meningkatkan pajak. Kami harap dengan penguatan rupiah, pemkot membatalkan rencana kenaikan berbagai pajak daerah," kata dia.
Penasehat Asosiasi Pengusaha Indonesia Kepulauan Riau Abidin Hasibuan mengatakan penguatan rupiah atas mata uang dolar AS mengancam pengusaha Batam yang mayoritas berorientasi pada ekspor.
Saat ini, kata dia, pengusaha sudah sulit dengan nilai tukar Rp8.700 per dolar AS dan bila rupiah menyentuh level Rp8.000, maka diperkirakan banyak perusahaan yang mati.
"Kalau rupiah Rp8.000 per dolar, ekspor bisa rugi. Dan kalau di bawah Rp8.000, perusahaan bisa 'collaps'," kata dia.
Menurut dia, perusahaan di Batam hanya bagaikan tukang jahit yang menerima pesanan dari luar negeri. Seluruh bahan baku diperoleh dari luar negeri. Begitu pun hasil akhir dijual ke luar negeri.
"Dibandingkan dengan pengusaha Jakarta, kami tidak ada untuk domestik," kata dia.
Abidin Hasibuan meminta pemerintah pusat mengendalikan nilai rupiah agar tidak terus menguat.
(T.Y011/B/B012/B012) 04-05-2011 18:32:58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar