Tribun Batam - Minggu, 5 Juni 2011
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Direktur Perencanaan Teknik BP Batam, Istono mengatakan bahwa dalam pengembangan Kampung Tua ke depannya harus terlebih dahulu didudukkan definisi dari Kampung Tua itu sendiri.
Jika mau Pemerintah Kota Batam bisa berkaca dari daerah Condet yang ditetapkan sebagai cagar budaya DKI Jakarta karena adanya kampung Betawi dengan pola hidup keseharian masyarakat Betawi sejak lama.
Di daerah Condet ini, menurut Istono, masyarakat dibebaskan hidup dan menetap. Tapi status lahan di lokasi tersebut merupakan milik pemerintah bukan milik masyarakat setempat. Sehingga ada tanggungjawab pemerintah terhadap keberlangsungan kampung Betawi tersebut.
"Pemerintah Jakarta memberikan anggaran khusus untuk masyarakat Condet. Masyarakat boleh hidup di sana dengan pola kesehariannya. Tapi lahannya tetap menjadi milik pemerintah, bukan milik masyarakat," ujar Istono saat ditemui di Nagoya, Sabtu (4/6/2011) lalu.
Saat ini sudah disepakati 33 titik yang akan dijadikan sebagai Kampung Tua di wilayah Batam. Istono menegaskan bahwa BP Batam mendukung rencana ini. Hanya saja tim yang terdiri dari Pemko dan BP Batam saat ini sedang melakukan penentuan titik koordinat dan pengukuran luas kampung-kampung tua tersebut.
"Untuk dikatakan sebagai kampung itu kan harus ada lokasi, harus ada masyarakat, dan harus ada suatu bentuk kegiatan dalam suatu komunitas. Definisi ini yang harus didudukkan terlebih dulu. Dan jika mau dijadikan sebagai cagar budaya maka masyarakatnya juga harus mau menerima konsekuensinya, seperti yang di Condet tadi misalnya," papar Istono.
Secara pribadi, Istono mengaku lebih tertarik pada kawasan Nongsa di mana terletak makam zuriat Nong Isa untuk dijadikan sebagai kampung tua. Karena di tempat tersebut terdapat situs sejarah yang menceritakan asal mula Kota Batam. Ditambah dengan pola hidup masyarakat yang masih mencerminkan budaya melayu lama di Batam.
"Kalau saya lebih interest itu daerah Nongsa yang ada makam Nong Isa-nya yang dijadikan Kampung Tua. Karena di sana ada situs budaya yang bisa dipertahankan," aku Istono.
Editor : dedy suwadha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar