( sumber Tribun Batam,versi asli)
tribunnews batam / istimewa/blog
Kawasan industri Batamindo Batam.
Laporan Abd Rahman Mawazi, wartawan Tribunnewsbatam
BATAM, TRIBUN - Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam akan terus memantau perkembangan di Jepang pasca gempa bumi dan tsunami yang melanda negeri sakura itu. BP Batam juga akan memaksimalkan perwakilannya di Jepang untuk mengumpulkan informasi terkini sehingga keputusan yang diambil BP Batam nanti sangat tepat. Untuk keperluan itu, BP Batam direncanakan akan melakukan evaluasi pada Mei mendatang.
"Kami masih terus mempelajari dan memantau perkembangan dari Jepang. Jepang sendiri sedang masa konsolidasi," kata Mustafa Wijaya, Ketua BP Batam ketika ditemui disela-sela pelantikan pengurus Kadin Kepri, Selasa (22/3). Jepang merupakan salah satu negara yang menjadi pemananam modal asing di Batam dan tidak sedikit perusahaan elektronik yang ada di Batam juga berafiliasi ke perusahaan Jepang.
"Mei akan lakukan evaluasi terkait bagaimana kebijakan yang akan diambil nanti. Kalau memang ada pabrik yang terkena bencana atau tidak lagi beroperasi di sana, maka nanti kita arahkan ke sini. Tapi itu terlalu dini kalau kita berbicara sekarang. Yang jelas, akan dipantau terus sejauh mana perkembangan disana nantinya," kata Mustafa lagi.
Pengaruh bencana yang melanda Jepang memberikan imbas terhadap pasar global, begitu juga dengan industri di Batam. Dari pantauan Tribun beberapa waktu lalu, banyak perusahaan elektronik di Batam yang mulai akan mengurangi jam lebur seiring dengan belum adanya kejelasan order pengerjaan atas barang-barang produksi tersebut.
Razia Makanan Jepang
Badan Pengawasan Obat dan Makan (POM) Kepri melakukan razia ke supermarket dan warung yang menjual makanan dari Jepang. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai pengawasan atas produk makanan ataupun bahan masakan yang dikhawatirkan terkontaminasi radiasi dari ledakan nuklir di Jepang.
"Ini sebagai antisipasi sehubungan dengan ledakan nuklir di Jepang agar jangan sampai ada produk makanan yang membahayakan beredar di sini," kata Ahmad Rafqi, Kasi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi dab Layanan
Informasi Konsumen Badan POM Kepri, Senin (21/3).
Ia mengatakan, kegiatan tersebut sesuai dengan surat edaran dari pusat yang menerangkan agar dilakukan pengawasan terhadap produk-produk dari Jepang. Kegiatan razia dilakukan di Supermarket Top 100 Penuin. Di sana Badan POM mendapati tiga jenis produk yang berasal dari Jepang, yakni kecap manis dengan merek Kikkoman, kecap asin dengan merek Yamasa, mie basah, dan terayaki marinade dengan merek Kikkoman. Barang-barang tersebut masih terpajang rapi di rak bagian makanan.
Dari pemeriksaan, barang-barang tersebut masih aman untuk dikonsumsi masyarakat. Dari keterangan pihak Top 100 mengatakan bahwa barang-barang tersebut memang produk dari Jepang. Heriyanto, asisten supervisor Top 100 mengatakan, meskipun berasal dari Jepang, namun produk tersebut diterima dari distributor Jakarta dan dikirim sebulan sakali sesuai dengan kebutuhan penjualan.
"Ini dari Jakarta. Kami dikirimkan sebulan sekali dalam bentuk bungkusan," katanya kepada wartawan.
Heriyanto menambahkan, barang-barang tersebut diterima pada awal bulan Maret lalu sebelum terjadinya musibah di Jepang, tepatnya pada 4 Maret. Adapun peristiwa di Jepang terjadi pada 11 Maret. Dari hasil razia yang dilakukan di Warung Jepang di Baloi juga tidak didapatkan adanya barang-barang yang terkontaminasi oleh radiasi nuklir. Bumbu terakhir yang diterima oleh pemilik pada 11 Maret yang dikirim dari kantor pusat Warung Jepang di Jakarta.
Menurut Ahmad Rafqi, barang-barang yang masuk sebelum tanggal peristiwa tersbut dianggap aman dan untuk pengawasan selanjutnya, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.
"Produk Jepang yang masuk setelah peristiwa itu nantinya wajib memiliki sertifikat yang menyatakan bebas dari radiasi nuklir. Ini sebagai bentuk pengawasan dan kami sudah melakukan koordinasi," ujarnya.
Razia ini akan dilakukan secara berlanjut di beberapa toko maupun distributor produk makan Jepang yang ada. Saat ini pihaknya hanya mendata tanggal kedatangan barang dan selanjutnya akan melakukan pemeriksaan secara acak terhadap produk yang datang setelah musibah di Jepang.(man)
BATAM, TRIBUN - Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam akan terus memantau perkembangan di Jepang pasca gempa bumi dan tsunami yang melanda negeri sakura itu. BP Batam juga akan memaksimalkan perwakilannya di Jepang untuk mengumpulkan informasi terkini sehingga keputusan yang diambil BP Batam nanti sangat tepat. Untuk keperluan itu, BP Batam direncanakan akan melakukan evaluasi pada Mei mendatang.
"Kami masih terus mempelajari dan memantau perkembangan dari Jepang. Jepang sendiri sedang masa konsolidasi," kata Mustafa Wijaya, Ketua BP Batam ketika ditemui disela-sela pelantikan pengurus Kadin Kepri, Selasa (22/3). Jepang merupakan salah satu negara yang menjadi pemananam modal asing di Batam dan tidak sedikit perusahaan elektronik yang ada di Batam juga berafiliasi ke perusahaan Jepang.
"Mei akan lakukan evaluasi terkait bagaimana kebijakan yang akan diambil nanti. Kalau memang ada pabrik yang terkena bencana atau tidak lagi beroperasi di sana, maka nanti kita arahkan ke sini. Tapi itu terlalu dini kalau kita berbicara sekarang. Yang jelas, akan dipantau terus sejauh mana perkembangan disana nantinya," kata Mustafa lagi.
Pengaruh bencana yang melanda Jepang memberikan imbas terhadap pasar global, begitu juga dengan industri di Batam. Dari pantauan Tribun beberapa waktu lalu, banyak perusahaan elektronik di Batam yang mulai akan mengurangi jam lebur seiring dengan belum adanya kejelasan order pengerjaan atas barang-barang produksi tersebut.
Razia Makanan Jepang
Badan Pengawasan Obat dan Makan (POM) Kepri melakukan razia ke supermarket dan warung yang menjual makanan dari Jepang. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai pengawasan atas produk makanan ataupun bahan masakan yang dikhawatirkan terkontaminasi radiasi dari ledakan nuklir di Jepang.
"Ini sebagai antisipasi sehubungan dengan ledakan nuklir di Jepang agar jangan sampai ada produk makanan yang membahayakan beredar di sini," kata Ahmad Rafqi, Kasi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi dab Layanan
Informasi Konsumen Badan POM Kepri, Senin (21/3).
Ia mengatakan, kegiatan tersebut sesuai dengan surat edaran dari pusat yang menerangkan agar dilakukan pengawasan terhadap produk-produk dari Jepang. Kegiatan razia dilakukan di Supermarket Top 100 Penuin. Di sana Badan POM mendapati tiga jenis produk yang berasal dari Jepang, yakni kecap manis dengan merek Kikkoman, kecap asin dengan merek Yamasa, mie basah, dan terayaki marinade dengan merek Kikkoman. Barang-barang tersebut masih terpajang rapi di rak bagian makanan.
Dari pemeriksaan, barang-barang tersebut masih aman untuk dikonsumsi masyarakat. Dari keterangan pihak Top 100 mengatakan bahwa barang-barang tersebut memang produk dari Jepang. Heriyanto, asisten supervisor Top 100 mengatakan, meskipun berasal dari Jepang, namun produk tersebut diterima dari distributor Jakarta dan dikirim sebulan sakali sesuai dengan kebutuhan penjualan.
"Ini dari Jakarta. Kami dikirimkan sebulan sekali dalam bentuk bungkusan," katanya kepada wartawan.
Heriyanto menambahkan, barang-barang tersebut diterima pada awal bulan Maret lalu sebelum terjadinya musibah di Jepang, tepatnya pada 4 Maret. Adapun peristiwa di Jepang terjadi pada 11 Maret. Dari hasil razia yang dilakukan di Warung Jepang di Baloi juga tidak didapatkan adanya barang-barang yang terkontaminasi oleh radiasi nuklir. Bumbu terakhir yang diterima oleh pemilik pada 11 Maret yang dikirim dari kantor pusat Warung Jepang di Jakarta.
Menurut Ahmad Rafqi, barang-barang yang masuk sebelum tanggal peristiwa tersbut dianggap aman dan untuk pengawasan selanjutnya, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.
"Produk Jepang yang masuk setelah peristiwa itu nantinya wajib memiliki sertifikat yang menyatakan bebas dari radiasi nuklir. Ini sebagai bentuk pengawasan dan kami sudah melakukan koordinasi," ujarnya.
Razia ini akan dilakukan secara berlanjut di beberapa toko maupun distributor produk makan Jepang yang ada. Saat ini pihaknya hanya mendata tanggal kedatangan barang dan selanjutnya akan melakukan pemeriksaan secara acak terhadap produk yang datang setelah musibah di Jepang.(man)
Editor : dedy suwadha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar