|
BATAM, BP Batam - Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani melakukan kunjungan ke
Batam, Kamis (4/11/2015). Kedatangannya untuk mengklarifikasi langsung
investor di Batam yang direncanakan akan hengkang ke negara lain,
seperti ke Vietnam.
Upaya
klarifikasi tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi yang utuh
terkait dengan permasalahan yang dihadapi investor, khususnya yang
berlokasi di Batam.
"Batam ini
memiliki makna strategis karena merupakan salah satu kawasan industri
yang pertama kali didirikan di Indonesia. Kami akan bekerja sama dengan
pemerintah daerah dan BP Batam untuk menciptakan iklim investasi yang
lebih kondusif untuk Batam," ujarnya di VVIP Bandara Internasional Hang
Nadim Batam.
Menurut Franky, dirinya akan
melakukan dialog langsung dengan beberapa investor di Batam. Dialog juga
akan melibatkan pemerintah daerah, BP Batam, Apindo Kepri, Himpunan
Kawasan Industri serta Asosiasi Galangan Kapal Batam di Wisma Batamindo
Mukakuning.
Ia menjelaskan, ada tiga langkah
BKPM untuk mewujudkan hal tersebut. Diantaranya, penyederhanaan
perizinan, memfasilitasi investasi terhambat dan mengingatkan investasi.
Untuk
perizinan, BKPM menargetkan adanya kepastian syarat dan waktu
perizinan, sehingga tercapai perizinan yang cepat, mudah tranparan dan
terintegrasi.
Untuk memfasilitasi investasi
terhambat, tambahnya, BKPM telah mengidentifikasi 80 persuahaan yang
sedang tahap konstruksi. Ke-80 perusahaan itu tercatat nilai
investasinya mencapai US$19,07 miliar dengan rencana penyerapan sebesar
289.112 tenaga kerja langsung maupun tidak langsung.
"Langkah
ini (BKPM) sebagai bentuk kehadiran negara dalam proses investasi,
sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif," tuturnya.
Baca: BKPM Tinjau Perusahaan Jepang di Batam.
Dari
Bandara Hang Nadim, Kepala BKPM Franky Sibarani, dengan didampingi
Kepala BP Batam Mustofa Widjaja, langsung mengunjungi PT Sumitomo Wiring
System Batam (SWSBI) guna mengklarifikasi terkait rencana hengkangnya
perusahaan investor dari Jepang tersebut.
"Jepang
merupakan salah satu negara yang aktif. Karena itu ketika mendapatkan
informasi mereka akan hengkang, BKPM aktif klarifikasi," kata Franky di
PT SWBI.
Menurutnya, kabar akan hengkangnya
perusahaan asing tersebut tidaklah benar, karena BKPM sendiri
mendapatkan laporan bahwa penanaman modal asing (PMA) PT SWBI akan
melakukan ekspansi senilai USD 5 juta dan menyerap lebih dari 1.500
tenaga kerja baru.
"Rencana tersebut (ekspansi senilai USD 5 juta), tentu harus disambut baik dan harus diapresiasi," ujarnya.
PT
SWSBI adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha industri
peralatan listrik, dan produk yang dihasilkan adalah wire harnes.
Realisasi investasi perusahaan berdasarkan laporan kegiatan penanaman
modal (LKPM) semester I tahun 2015 tercatat sebesar Rp 201 miliar.
Selain
berkunjung ke PT SWSBI, Franky juga mengadakan pertemuan tertutup
dnengan para pengusaha dan investor yang berada di Kawasan Industri
Batamindo Mukakuning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar