batampos.co.id – Iklim investasi di Batam masih sangat
menjanjikan. Dari tahun ke tahun investasi di Batam terus mengalami
peningkatan hingga 99,6 persen. Untuk Periode Januari-September lalu,
jumlah investasi PMA dan PMDN di Batam sebesar Rp 4,7 Triliun. Sedangkan
di tahun lalu nilai investasinya hanya mencapai Rp 2,63 Triliun.
“Saya katakan bahwa investasi di Batam cukup baik. Artinya tidak ada
masalah yang berarti di sini yang mengakibatkan industri di sini untuk
meninggalkan Batam. Justru banyak yang melakukan perluasan,” kata Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, berkunjung ke
kawasan Industri Batamindo, Rabu (4/11).
Ia juga menjelaskan bahwa realisasi PMA berdasarkan asal negara di
Batam untuk periode Januari-September, peringkat lima besar di antaranya
adalah
- Hongkong 0,10 Miliar Dollar Amerika,
- Singapura 0,07 Miliar Dolar,
- Jepang 0,05 Miliar Dollar,
- Malaysia 0,01 Miliar Dollar, dan
- Amerika Serikat 0,01 Miliar Dollar.
Franky mengatakan bahwa investor yang terus melakukan penguatan di
Batam adalah dikarenakan terjaminnya keamanan di Batam dan termasuk
pengupahan. Di mana dalam waktu ke waktu mengalami perbaikan.
Bahkan menurutnya ada beberapa perusahaan asing yang akan dipindahkan ke Indonesia termasuk Batam.
“Misalnya dari Filipin dan China akan pindah ke sini. Bukan tidak
mungkin dari negara lain juga akan pindah ke sini dalam dua atau tiga
tahun lagi. Artinya investasi di Batam kondusif,” katanya.
Tetapi untuk mendukung investasi, harus dibarengi dengan proses
perizinan yang lebih mudah. Misalnya melimpahkan sebagian perizinan ke
daerah, misalnya perizinan perkapalan yang selama ini keseluruhan
perizinan di Jakarta. Ia meminta kepada pengusaha untuk membuat surat
resmi mengenai keluhahan dan disampaikan langsung kepadanya.
“Jadi buat saja secara detail mengenai izin-izin yang dibutuhkan di
Batam. Dan ini akan kami diskusikan dengan kementerian lain,” kata
Franky
Tetapi untuk mendukung investasi ini, pemerintah menjamin keamanan
dan investasi. Di mana pihak keamanan akan lebih tegas mengenai
seringnya terjadi demonstrasi yang berakhir ricuh.
“Keamanan investasi di Batam terjamin dan harus dipastikan Batam
kondusif untuk investasi. Kita sudah koordinasi dengan pihak kepolisian
terkait hal ini,” katanya.
Mengenai isu hengkangnya sejumlah perusahaan Jepang dari Indonesia,
Franky juga tegas membantahnya.Ia menegaskan bahwa saat ini masih ada
sekitar 21 perusahaan atau investor yang ada di Batam dan masih tetap
beroperasi.
“Tadi sudah kunjungan ke Sumitomo, dan malah mereka melakukan
perluasan dan menyerap tenaga kerja sampai 1.500 orang, Jadi tidak ada
perusahaan Jepang yang akan hengkang. Sebaliknya malah perluasan yang
ada,” katanya.
Ketua Apindo Kota Batam OK. Simatupang juga mengakui mengenai
peningkatan investasi yang dimaksud. Meski menurutnya bahwa investor
sebagian besar melakukan perluasan usaha.
“Jadi bukan yang baru, pengembangan saja. Seperti yang ada di industri elektronik jelas sangat meningkat,” katanya.
Selain itu, bidang oil and gas juga mengalami peningkatan.
Meski diakui, bahwa pengusaha memang saat ini masih butuh beberapa
kemudahan, misalnya dalam bidang perizinan. Dan keluhan tersebut sudah
disampaikan kepada kepala BKPM.
“Kami sudah mintakan kepada BKPM mengenai perizinan ini. Dan kita
akan mengirim surat secara resmi. Kami berharap perizinan ini bisa
dilakukan online. Tidak usah kami melakukan pertemuan dengan petugas. Kami bisa print out di kantor kami sendiri,” katanya.
Terkait keamanan investasi di Batam, OK Simatupang juga yakin pihak
kepolisian bisa lebih tegas lagi dan melakukan pengamanan semaksimal
mungkin. Apalagi empat kawasan insudtri di Batam sudah masuk dalam
kategori Objek Vital Nasional.
Dalam kunjungan tersebut hadir juga kepala BP Batam Mustofa Widjaja,
Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Gintoyono Batong, dan
sejumlah pejabat BP Batam. (ian/bpos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar