Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 02 November 2015

Geliat Investasi Batam di Tengah Krisis Global

Senin, 2 November 2015 (Sumber: Antara Kepri)

Kondisi ekonomi global yang tengah dilanda krisis pada dua tahun terakhir, membuat enonomi mengalami pelambatan. Namun, Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai pengelola kawasan free trade zone (FTZ), menunjukkan optimismenya, dalam dunia investasi.

Selain pembangunan fasilitas pendukung investasi tetap berjalan, upaya mendatangkan investor terus dijakankan. Pengelolaan FTZ di Batam, menjadi contoh di sejumlah negara di Asia Pasifik. Diantaranya seperti untuk Afrika Selatan dan Myanmar.

Myanmar melalui delegasinya dari Thilawa Special Economic Zone (SEZ) Management Committee, Yangon yang dipimpin Head Of Customs Section One Stop Service Center, Zaw Min Htwe, menilai pembangunan di Batam sukses. Termasuk dalam pengembangan industri. 

Pemerintah pusat, juga menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan perekonomian nasional melalui dunia investasi. Diantaranya, pembebasan pajak penghasilan (PPh) badan sampai 20 tahun. Pembebasan PPh ini, menjadi insentif tambahan yang ditawarkan BP Batam bagi calon investor. 

Dimana, insentif yang diterima itu tentu bukan sedikit. Karena setiap tahun, Batam menyetor lebih dari Rp1 triliun PPh ke pusat. Insentif baru itu juga diluar insentif pembebasan PPN BM yang berlaku selama ini dikawasan pelabuhan dan perdagangan bebas Batam. 

Insentif bagi pengusaha, sangat penting. Sehingga pengusaha tidak hanya menunggu, namun mengajukan insentif. Seperti dilakukan dua perusahaan multinasional di Batam, Caterpillar dan perusahaan manufacture, Yokohama. Keduanya mengajukan realisasi insentif tax allowance dan tax holiday dari pemerintah pusat.

Tentunya, tidak cukup pemberian insentif terhadap investasi asing yang dilakukan BP Batam. Mereka juga harus mempromosikan juga nilai tambah yang diterima saat melakukan investasi di Batam. Sehingga, calon investor memahami dan tertarik untuk berinvestasi di Batam.

Sepanjang 2015, sejumlah promosi dilakukan BP Batam, baik didalam dan luar negeri. Selain mendatangi negara calon investor, BP Batam juga mengikuti pameran, untuk memberikan kemudahan bagi calon investor mengetahui lebih banyak tentang potensi investasi di Batam.

Respon atas promosi-promosi, serta daya saing Batam sebagai tempat yang tepat berinvestasi, diperlihatkan dari kunjungan yang diterima BP Batam. 

Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja mengharapkan, kunjungan delegasi pengusaha dari negara asing itu, dapat meningkatkan pertumbuhan investasi mereka di Batam

Sepanjang tahun ini, sejumlah kunjungan delegasi dari negara calon investor diterima BP Batam. Diantaranya, kehadiran Duta Besar dari Benua Amerika, dalam hal ini dari negara Amerika Serikat (AS). Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake. Robert membawa serta 11 pengusaha dari perusahaan yang bergabung dalam asosiasi bisnis AS.

Saat itu, Robert menjelaskan, jika pengusaha dari 11 perusahaan AS itu, datang untuk melihat peluang investasi di Batam. Perwakilan perusahaan Amerika Serikat di Batam, juga hadir. Seperti dari PT Caterpillar Indonesia, PT G4S Security Cervices, Honeywell Indonesia dan lainnya.

Selain itu, ada juga kunjungan delegasi dari Asia Timur, Jepang, yang menunjukkan ketertarikannya pada parawisata Batam. Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Hirofumi Morikawa, saat berkunjung ke gedung BP Batam, Mei 2015, mengakui kalau Batam memiliki banyak tempat tujuan wisata. 

Kunjungan Jepang melalui pemerintah Kota Yokohama, menunjukkan ketertarikannya dalam pengelolaan limbah. Pada kunjungan delegasi Yokohama ke Batam, didampingi pengusaha-pengusaha yang ingin berinvestasi di Batam, diberikan tawaran, untuk terlibat dalam investasi di tempat penyimpanan limbah B3 di Kabil dan pengelolaan limbah domestik yang sudah ada.

BP Batam berencana meningkatkan pengelolaan limbah, seperti halnya di Cileungsi. Lahan yang disiapkan itu, sekitar 20 hektar. Saat itu, perwakilan Yokohama, Jepang, Tetsuya Nakajima menawarkan kepada 13 perusahaan yang dibawanya, untuk menjawab tantangan itu. Yokohama menargetkan, ivestasi di bidang energi, limbah dan persampahan.

Sementara Singapura yang letak geografis dekat dengan Batam, menunjukkan daya tarik terhadap pengembangan properti. Walau BP Batam, Batam memberikan sinyal, lebih tertarik mengajak investor untuk industri di Batam. Bahkan, negara tetangga itu diberikan peluang untuk berpartisipasi dalam kerjasama pengembangan fasilitas dan infrastruktur di Batam, seperti pelabuhan, bandara dan lainnya.

Delegasi Singapore business federation (SBF) hadir bersama Konjen Singapura, Gavin. Singapura juga ditawarkan, membantu menarik investasi untuk Batam. Potensi itu cukup besar, bagi mitra Singapura, yang ingin ekspansi ke Batam. 
Dari Benua Afrika, negara Afrika Selatan (Afsel) menunjukkan ketertarikan investasi di Batam. Mereka menjanjikan pebisnis negaranya akan dibawa ke Batam pada November 2015.

Dubes Afrika Selatan, Pakamisa Agustine Sifuba, ingin menindaklanjuti dan membahas kembali mengenai MoU dengan BP Batam. 

MoU dimaksudkan dalam rangka peningkatan hubungan kerja sama, di bidang pengembangan industri dan perdagangan, serta industri minyak dan gas. Sebelumnya, BP Batam dengan Coega Industrial Development Zone di Afrika Selatan, telah menjalin kerja sama. 
Dalam menarik investasi, BP Batam juga melakukan program promosi di dalam dan luar negeri.

Selain melalui website dan kantor perwakilan di Jakarta, Singapura dan di Jepang Hajime Kinoshita, BP Batam juga melakukan temu bisnis dengan mitranya. Selain Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan negara maju lainnya, BP Batam juga berniat fokus promosi ke Taiwan, Korea Selatan dan Tiongkok mengingat kondisi di Amerika dan Eropa belum pulih.

Temu bisnis dilakukan diantaranya bekerjasama dengan pihak Jetro (Japan External Trade Organization) Jakarta dan Jetro Singapura, mengadakan acara business gathering di Singapura, Juni 2015 lalu. Kegiatan ini merupakan tidak lanjut dari kesepakatan antara kedua belah pihak dalam meningkatkan pertubuhan investasi di Batam. 

BP Batam sebagai regulator dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kepri. Di Singapura, BP membawa serta, Deputi Menteri Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Luky Eko Wuryanto.

Tidak hanya itu, untuk success stories, BP Batam mengajak pimpinan perusahaan yang beroperasi di Batam. Kehadiran mereka, penting untuk menceritakan pengalaman selama investasi di Batam. Diantaranya yang ikut, untuk temu bisnis di Singapura, ada President Direktur PT Sumitomo Wiring System Batam Indonesia, Toshihiro Watanabe dan President Director PT Yokohama Industrial Products Manufacturing Indonesia Shuichi Toriumi. 

BP Batam juga menjadwalkan promosi investasi untuk calon investor Amerika Serikat (AS). Tujuan promosi ke AS, juga menjadi bagian dari rangkaian promosi investasi BP Batam bersama hasil kajian lembaga riset global Frost and Sullivan. Menurut Direktur Pemasaran dan Investasi BP Batam Purnomo Adiantono, promosi investasi terhadap investor AS, potensial menjaring investor AS, seiring pemulihan perekonomian AS.

Sementara didalam negeri, Promosi dilakukan BP Batam di Jakarta dengan para calon investor asing asal Inggris. Business gathering yang berlangsung di Jakarta, beberapa waktu lalu itu, difasilitasi BP Batam bersama British Chamber of Commen (Britcham). Britcham sendiri merupakan komunitas yang dibentuk dengan misi memfasilitasi hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Inggris.

Saat business gathering tersebut Inggris menunjukkan ketertarikan terhadap pembangunan industri di Batam.  Wakil Kepala BP Batam Jon Arizal, menjamin para investor dan calon investor untuk dapat melakukan kegiatan investasinya dengan baik.

Di Jakarta, kesaksian atas kondisi investasi di Batam, disampaikan Managing Director PT Citra Tubindo Tbk Paul Burnet . Paul mengakui kalau Batam sekarang sudah menjadi salah satu kawasan investasi yang berkembang di wilayah Asia Pasifik. Sementara untuk realisasi atas ketertarikan terhadap kawasan FTZ Batam, diperlihatkan sejumlah calon investor.

Diantaranya dari Tiongkok atau China, melalui pengusahanya yang bekerjasama dengan PT Jakarta International Machinery Centre (Jimac) Perkasa. Perusahaan China bekerjasama dengan Jimac, melakukan investasi untuk membangun perusahaan alat berat di Batam. 

Menurut CEO Jimac Group, Benny Kurniajaya, mereka bekerjasama dengan perusahaan alat berat terbesar dari China/Tiongkok, untuk membangun industri alat berat di Batam, senilai 200 juta dolar Amerika Serikat. Tahap awal, pabrik akan fokus memproduksi eskavator 20 ton untuk sektor konstruksi sebanyak 1.000 unit.

Selain itu, Perusahaan Inggris, Rolls Royce melirik peluang investasi di Batam, untuk industri pesawat terbang (aerospace). Karena itu, mereka menanyakan mengenai insentif bagi industri khususnya industri pesawat terbang. 

Rolls Royce, akan kembali mengunjungi Batam. Mereka akan membahas potensi investasi mereka di Batam. Diharapkan BP, pada kunjungan kedua nanti, akan ada gambaran lebih jelas rencana investasi Rolls Royce.

Sebagai gambaran terkait investasi, target investasi, sepanjang tahun 2015, BP Batam menargetkan Rp6,3 triliun. Pada triwulan pertama tahun 2015, Badan Pengusahaan (BP) Batam, mencatatkan 28 penanam modal asing (PMA), peminat investasi di Batam. Dimana, mereka berencana menanamkan modal usaha sebesar 67 juta dolar Amerika Serikat. 

Jika direalisasikan, setidaknya 1.710 orang tenaga kerja, akan terserap. Peminat investasi itu, ada dibidang real estate, parawisata, kontruksi, brang rumah tangga dan lainnya. Sementara asal negara investasinya, ada dari Tiongkok, Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Korsel, India, Taiwan dan Hongkong.(Humas BP Batam/ Advetorial)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar