Kondisi ekonomi global yang tengah dilanda krisis pada dua tahun
terakhir, membuat enonomi mengalami pelambatan. Namun, Badan Pengusahaan
(BP) Batam sebagai pengelola kawasan free trade zone (FTZ), menunjukkan
optimismenya, dalam dunia investasi.
Selain
pembangunan fasilitas pendukung investasi tetap berjalan, upaya
mendatangkan investor terus dijakankan. Pengelolaan FTZ di Batam,
menjadi contoh di sejumlah negara di Asia Pasifik. Diantaranya seperti
untuk Afrika Selatan dan Myanmar.
Myanmar
melalui delegasinya dari Thilawa Special Economic Zone (SEZ) Management
Committee, Yangon yang dipimpin Head Of Customs Section One Stop Service
Center, Zaw Min Htwe, menilai pembangunan di Batam sukses. Termasuk
dalam pengembangan industri.
Pemerintah pusat,
juga menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan perekonomian
nasional melalui dunia investasi. Diantaranya, pembebasan pajak
penghasilan (PPh) badan sampai 20 tahun. Pembebasan PPh ini, menjadi
insentif tambahan yang ditawarkan BP Batam bagi calon investor.
Dimana,
insentif yang diterima itu tentu bukan sedikit. Karena setiap tahun,
Batam menyetor lebih dari Rp1 triliun PPh ke pusat. Insentif baru itu
juga diluar insentif pembebasan PPN BM yang berlaku selama ini dikawasan
pelabuhan dan perdagangan bebas Batam.
Insentif
bagi pengusaha, sangat penting. Sehingga pengusaha tidak hanya
menunggu, namun mengajukan insentif. Seperti dilakukan dua perusahaan
multinasional di Batam, Caterpillar dan perusahaan manufacture,
Yokohama. Keduanya mengajukan realisasi insentif tax allowance dan tax
holiday dari pemerintah pusat.
Tentunya, tidak
cukup pemberian insentif terhadap investasi asing yang dilakukan BP
Batam. Mereka juga harus mempromosikan juga nilai tambah yang diterima
saat melakukan investasi di Batam. Sehingga, calon investor memahami dan
tertarik untuk berinvestasi di Batam.
Sepanjang
2015, sejumlah promosi dilakukan BP Batam, baik didalam dan luar
negeri. Selain mendatangi negara calon investor, BP Batam juga mengikuti
pameran, untuk memberikan kemudahan bagi calon investor mengetahui
lebih banyak tentang potensi investasi di Batam.
Respon
atas promosi-promosi, serta daya saing Batam sebagai tempat yang tepat
berinvestasi, diperlihatkan dari kunjungan yang diterima BP Batam.
Kepala
BP Batam, Mustofa Widjaja mengharapkan, kunjungan delegasi pengusaha
dari negara asing itu, dapat meningkatkan pertumbuhan investasi mereka
di Batam
Sepanjang tahun ini, sejumlah
kunjungan delegasi dari negara calon investor diterima BP Batam.
Diantaranya, kehadiran Duta Besar dari Benua Amerika, dalam hal ini dari
negara Amerika Serikat (AS). Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia,
Robert Blake. Robert membawa serta 11 pengusaha dari perusahaan yang
bergabung dalam asosiasi bisnis AS.
Saat itu,
Robert menjelaskan, jika pengusaha dari 11 perusahaan AS itu, datang
untuk melihat peluang investasi di Batam. Perwakilan perusahaan Amerika
Serikat di Batam, juga hadir. Seperti dari PT Caterpillar Indonesia, PT
G4S Security Cervices, Honeywell Indonesia dan lainnya.
Selain
itu, ada juga kunjungan delegasi dari Asia Timur, Jepang, yang
menunjukkan ketertarikannya pada parawisata Batam. Konsulat Jenderal
Jepang di Medan, Hirofumi Morikawa, saat berkunjung ke gedung BP Batam,
Mei 2015, mengakui kalau Batam memiliki banyak tempat tujuan wisata.
Kunjungan
Jepang melalui pemerintah Kota Yokohama, menunjukkan ketertarikannya
dalam pengelolaan limbah. Pada kunjungan delegasi Yokohama ke Batam,
didampingi pengusaha-pengusaha yang ingin berinvestasi di Batam,
diberikan tawaran, untuk terlibat dalam investasi di tempat penyimpanan
limbah B3 di Kabil dan pengelolaan limbah domestik yang sudah ada.
BP
Batam berencana meningkatkan pengelolaan limbah, seperti halnya di
Cileungsi. Lahan yang disiapkan itu, sekitar 20 hektar. Saat itu,
perwakilan Yokohama, Jepang, Tetsuya Nakajima menawarkan kepada 13
perusahaan yang dibawanya, untuk menjawab tantangan itu. Yokohama
menargetkan, ivestasi di bidang energi, limbah dan persampahan.
Sementara
Singapura yang letak geografis dekat dengan Batam, menunjukkan daya
tarik terhadap pengembangan properti. Walau BP Batam, Batam memberikan
sinyal, lebih tertarik mengajak investor untuk industri di Batam.
Bahkan, negara tetangga itu diberikan peluang untuk berpartisipasi dalam
kerjasama pengembangan fasilitas dan infrastruktur di Batam, seperti
pelabuhan, bandara dan lainnya.
Delegasi
Singapore business federation (SBF) hadir bersama Konjen Singapura,
Gavin. Singapura juga ditawarkan, membantu menarik investasi untuk
Batam. Potensi itu cukup besar, bagi mitra Singapura, yang ingin
ekspansi ke Batam.
Dari Benua Afrika, negara Afrika
Selatan (Afsel) menunjukkan ketertarikan investasi di Batam. Mereka
menjanjikan pebisnis negaranya akan dibawa ke Batam pada November 2015.
Dubes Afrika Selatan, Pakamisa Agustine Sifuba, ingin menindaklanjuti dan membahas kembali mengenai MoU dengan BP Batam.
MoU
dimaksudkan dalam rangka peningkatan hubungan kerja sama, di bidang
pengembangan industri dan perdagangan, serta industri minyak dan gas.
Sebelumnya, BP Batam dengan Coega Industrial Development Zone di Afrika
Selatan, telah menjalin kerja sama.
Dalam menarik investasi, BP Batam juga melakukan program promosi di dalam dan luar negeri.
Selain
melalui website dan kantor perwakilan di Jakarta, Singapura dan di
Jepang Hajime Kinoshita, BP Batam juga melakukan temu bisnis dengan
mitranya. Selain Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan negara maju
lainnya, BP Batam juga berniat fokus promosi ke Taiwan, Korea Selatan
dan Tiongkok mengingat kondisi di Amerika dan Eropa belum pulih.
Temu
bisnis dilakukan diantaranya bekerjasama dengan pihak Jetro (Japan
External Trade Organization) Jakarta dan Jetro Singapura, mengadakan
acara business gathering di Singapura, Juni 2015 lalu. Kegiatan ini
merupakan tidak lanjut dari kesepakatan antara kedua belah pihak dalam
meningkatkan pertubuhan investasi di Batam.
BP
Batam sebagai regulator dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
wilayah Kepri. Di Singapura, BP membawa serta, Deputi Menteri Bidang
Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian RI Luky Eko Wuryanto.
Tidak
hanya itu, untuk success stories, BP Batam mengajak pimpinan perusahaan
yang beroperasi di Batam. Kehadiran mereka, penting untuk menceritakan
pengalaman selama investasi di Batam. Diantaranya yang ikut, untuk temu
bisnis di Singapura, ada President Direktur PT Sumitomo Wiring System
Batam Indonesia, Toshihiro Watanabe dan President Director PT Yokohama
Industrial Products Manufacturing Indonesia Shuichi Toriumi.
BP
Batam juga menjadwalkan promosi investasi untuk calon investor Amerika
Serikat (AS). Tujuan promosi ke AS, juga menjadi bagian dari rangkaian
promosi investasi BP Batam bersama hasil kajian lembaga riset global
Frost and Sullivan. Menurut Direktur Pemasaran dan Investasi BP Batam
Purnomo Adiantono, promosi investasi terhadap investor AS, potensial
menjaring investor AS, seiring pemulihan perekonomian AS.
Sementara
didalam negeri, Promosi dilakukan BP Batam di Jakarta dengan para calon
investor asing asal Inggris. Business gathering yang berlangsung di
Jakarta, beberapa waktu lalu itu, difasilitasi BP Batam bersama British
Chamber of Commen (Britcham). Britcham sendiri merupakan komunitas yang
dibentuk dengan misi memfasilitasi hubungan perdagangan dan investasi
antara Indonesia dengan Inggris.
Saat business
gathering tersebut Inggris menunjukkan ketertarikan terhadap pembangunan
industri di Batam. Wakil Kepala BP Batam Jon Arizal, menjamin para
investor dan calon investor untuk dapat melakukan kegiatan investasinya
dengan baik.
Di Jakarta, kesaksian atas kondisi
investasi di Batam, disampaikan Managing Director PT Citra Tubindo Tbk
Paul Burnet . Paul mengakui kalau Batam sekarang sudah menjadi salah
satu kawasan investasi yang berkembang di wilayah Asia Pasifik.
Sementara untuk realisasi atas ketertarikan terhadap kawasan FTZ Batam,
diperlihatkan sejumlah calon investor.
Diantaranya
dari Tiongkok atau China, melalui pengusahanya yang bekerjasama dengan
PT Jakarta International Machinery Centre (Jimac) Perkasa. Perusahaan
China bekerjasama dengan Jimac, melakukan investasi untuk membangun
perusahaan alat berat di Batam.
Menurut CEO
Jimac Group, Benny Kurniajaya, mereka bekerjasama dengan perusahaan alat
berat terbesar dari China/Tiongkok, untuk membangun industri alat berat
di Batam, senilai 200 juta dolar Amerika Serikat. Tahap awal, pabrik
akan fokus memproduksi eskavator 20 ton untuk sektor konstruksi sebanyak
1.000 unit.
Selain itu, Perusahaan Inggris,
Rolls Royce melirik peluang investasi di Batam, untuk industri pesawat
terbang (aerospace). Karena itu, mereka menanyakan mengenai insentif
bagi industri khususnya industri pesawat terbang.
Rolls
Royce, akan kembali mengunjungi Batam. Mereka akan membahas potensi
investasi mereka di Batam. Diharapkan BP, pada kunjungan kedua nanti,
akan ada gambaran lebih jelas rencana investasi Rolls Royce.
Sebagai
gambaran terkait investasi, target investasi, sepanjang tahun 2015, BP
Batam menargetkan Rp6,3 triliun. Pada triwulan pertama tahun 2015,
Badan Pengusahaan (BP) Batam, mencatatkan 28 penanam modal asing (PMA),
peminat investasi di Batam. Dimana, mereka berencana menanamkan modal
usaha sebesar 67 juta dolar Amerika Serikat.
Jika
direalisasikan, setidaknya 1.710 orang tenaga kerja, akan terserap.
Peminat investasi itu, ada dibidang real estate, parawisata, kontruksi,
brang rumah tangga dan lainnya. Sementara asal negara investasinya, ada
dari Tiongkok, Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Korsel, India,
Taiwan dan Hongkong.(Humas BP Batam/ Advetorial)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar