batampos.co.id – Perusahaan asal Jepang berkunjung ke
Batam untuk melihat potensi pengembangan bisnis di bidang tanaman
hidroponik. Di mana targetnya nantinya akan bisa menghasilkan tanaman
atau sayuran untuk komoditas ekspor.
“Saya yang menerima langsung kedatangan mereka. Nama perusahaanya
Kowa Company, mereka hendak mengembangkan bisnis hidroponik,” kata
Purnomo Andiantono Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Minggu (22/11).
Andi mengatakan kedatangan perusahaan asal Jepang ke Batam ini adalah
tindak lanjut dari kegiatan Business Gathering BP Batam di Fukuoka dan
Hiroshima Jepang,Oktober lalu. Saat itu rombongan dipimpin oleh Deputi
Bidang Pelayanan Umum, Fitrah Kamaruddin Djafar.
“Inilah hasil dari kunjungan kita ke Jepang bulan lalu. Langsung ada
investor asal Jepang untuk menindaklanjuti dengan niatan ingin investasi
di Batam,” katanya.
Menurut Andi, di Jepang, perusahaan ini dapat memproduksi sayuran
dengan kualitas yang tinggi dalam 35 hari. Di mana tempat pengembangan
sayuran ini dapat memanfaatkan warehouse atau kawasan industri. Tetapi harus didukung infrastruktur listrik dan air yang stabil.
“Mereka (perusahaan Jepang,red) sudah berkunjung ke dua kawasan
industri Muka Kuning, dan menyatakan optimisme mereka untuk melanjutkan
investasi di Batam,” katanya.
Saat ini, perusahaan Jepang tersebut terus melakukan kajian untuk
indoor agribusiness selama 6 bulan kedepan. terutama untuk menyelidiki
kandungan air yg terdapat di Batam. Sementara pihak BP Batam sendiri
menawarkan alternatif pengembangan hidroponik di kawasan agrowisata Sei
Temiang. Tetapi dengan sistem outdoor. Di sana ada lahan seluas 20 hingga 30 hektar untuk pengembangan hidroponik.
Kata Andi, saat ini kawasan agrowisata Sei Temiang sudah ada
pertanian sayur-mayur, buah-buahan, pembudidayaan ikan, dan peternakan
sapi. Untuk bibit sayur mayur didatangkan dari luar negeri seperti
Belanda.
Adchi Satoshige, managing director Kowa Company mengungkapkan
keinginan perusahaannya berinvestasi di bidang agrowisata dimana salah
satunya pengembangan produksi hydroponik. “kami membutuhkan lahan seluas
5000 meter persegi , harapannya akan terwujudnya produk sistem
hidroponik untuk orientasi ekspor jika ini nantinya dapat terwujud,”
katanya. (ian/bpos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar