Batam (Antara Kepri) - Kowa Company, calon investor dari Jepang yang
berkunjung ke Badan Pengusahaan (BP) Batam, Jumat (20/11), menyatakan
ketertarikannya mengembangkan investasi bidang pertanian hidroponik
untuk pasar ekspor.
"Kunjungan ini tindak lanjut dari promosi BP Batam ke Jepang. Salah satu perusahaan tertarik mengenbangkan pertanian hidroponik untuk ekspor," kata Direktur Promosi dan Humas, Purnomo Andiantono yang menemui delegasi itu di Gedung Marketing BP Batam, Jumat (20/11).
"Kunjungan ini tindak lanjut dari promosi BP Batam ke Jepang. Salah satu perusahaan tertarik mengenbangkan pertanian hidroponik untuk ekspor," kata Direktur Promosi dan Humas, Purnomo Andiantono yang menemui delegasi itu di Gedung Marketing BP Batam, Jumat (20/11).
BP Batam, kata dia, melakukan kegiatan Business Gathering BP Batam di Fukuoka dan Hiroshima Jepang pada Oktober lalu yang dipimpin oleh Anggota 5/Deputi Bidang Pelayanan Umum, Fitrah Kamaruddin Djafar.
"Ini merupakan itikad baik dari pengusaha Jepang setelah beberapa waktu lalu kita mempromosikan Batam ke Jepang," kata Purnomo.
Dengan teknologi hidroponik dari Jepang, perusahaan ini dapat memproduksi sayuran dengan kualitas yang tinggi dalam 35 hari.
Tempat pengembangannya juga dapat memanfaatkan warehouse atau kawasan industri yang ada di Batam asalkan didukung dengan infrastruktur listrik dan air yang stabil.
Dalam kesempatan ini, perusahaan Jepang tersebut juga melakukan kunjungan ke dua kawasan industri Mukakuning, dan menyatakan optimisme mereka untuk melanjutkan investasi di Batam.
Saat ini, perusahaan Jepang tersebut terus melakukan kajian untuk indoor agribusiness selama 6 bulan ke depan terutama untuk menyelidiki kandungan air yg terdapat di Batam.
"Saat berkunjung ke Jepang, kami juga menawarkan alternatif pengembangan hidroponik di kawasan agrowisata Sei Temiang di Batam," kata dia.
Menurut Purnomo delegasi Kowa Company mampu memberikan pengembangan produksi high health hydroponic yang saat ini sedang dikembangkan oleh Agribisnis BP Batam walau metodenya sedikit berbeda di outdoor.
Lahan seluas 20 hingga 30 hektare akan disediakan oleh BP Batam untuk pengembangan hidroponik.
"Ada beberapa segmentasi konsumen butuh produk non-pestisida artinya mereka sangat perhatian pada kesehatan, oleh karena itu kantor agribisnis mencoba memenuhi konsumen tersebut," kata Purnomo.
Saat ini kawasan agrowisata tersebut sudah ada pertanian sayur-mayur, buah-buahan, pembudidayaan ikan, dan peternakan sapi. Untuk bibit sayur mayur berasal dari Belanda.
Adchi Satoshige selaku managing director, mengungkapkan keinginan perusahaannya berinvestasi di bidang agrowisata di mana salah satunya pengembangan produksi hydroponik.
"Kami membutuhkan lahan seluas 5.000 meter persegi, harapannya akan terwujud produk sistem hidroponik untuk orientasi ekspor jika nantinya dapat terwujud," kata dia. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar