|
||||||||||||
KEPALA BP BATAM, MUSTOFA WIDJAJA BERDISKUSI
DENGAN PRESIDEN JOKO WIDODO DIDAMPINGI MENKO PEMBANGUNAN MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN (PMK), PUAN MAHARANI DAN WAGUB KEPRI SOERYA RESPATIONO.
|
BATAM, BP Batam - Presiden
Republik Indonesia Joko Widodo berkesempatan bertemu dan berdialog
dengan para pengusaha shipyard yang tergabung dalam Batam Shipyard
Offshore Association (BSOA), Asosiasi Pengusaha Batam, serta para unsur
Muspida Batam. Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja, menjadi moderator pada
pertemuan yang digelar di Kabil, Kota Batam, Minggu (21/6/2015).
Pada
pumbukaaan sesi dialog tersebut, Mustofa menyampaikan bahwa kedatangan
Presiden Jokowi tersebut akan memberikan sinyal kuat dalam memperkuat
industri galangan kapal di Pulau Batam.
Mustofa
juga menyampaikan penjelasan secara umum kawasan FTZ Batam, yang
memiliki luas 715 km persegi, dan saat ini memiliki 105 perusahaan
shipyard dengan komponen 60 persen ekspor dan 40 persen impor.
Menanggapi
hal tersebut, Jokowi mengatakan industri galangan kapal Batam tidak
kalah dibandingkan dengan industri shipyard negara lain dan bahkan lebih
baik. Hal ini berindikasi pada peningkatan industri komponen kapal agar
mendukung industri galangan kapal yang ada.
"Saya
akan sampaikan kepada menteri-menteri terkait, KKP, dan BUMN termasuk
Pertamina dan (perusahaan) gas, agar tidak lagi memesan kapal dari luar
negeri," ucapnya.
Mustofa menambahkan, industri
kapal di Batam memiliki beberapa lokasi di antaranya Batuampar,
Tanjungsengkuang, Sekupang, Tanjungriau, Tanjunguncang, Sagulung, Dapur
12, Kabil, serta Telaga Punggur.
“Industri
ini memproduksi berbagai jenis kapal yakni tug boat, barge, special
vessel, oil tanker, kapal cepat rudal kemudian boat service,
accommodation barge, jack up drill/offshore platform, dan sebagainya,â€
kata Mustofa.
Mendengar hal tersebut, Jokowi
terlihat bangga dan menunjukkan rasa kepercayaan diri. Jokowi
mengungkapkan ada sekitar 250 industri kapal di Indonesia, dan 105 di
antaranya ada di Batam. Untuk itu ia berharap klaster perkapalan di
Batam berjalan baik dan jelas dan dikelola secara profesional oleh
pemerintah karena industri galangan kapal di Indonesia khususnya Batam
tidak kalah dari negara maju seperti Korea.
Pada
umumnya para pengusaha banyak menanyakan teknis seperti komponen kapal,
regulasi perbankan, dan finansial yakni memperoleh modal, serta
insentif karyawan.
Menanggapi hal tersebut
Jokowi menjelaskan industri galangan kapal tumbuh selaras dengan program
membangun poros tol laut. Program ini bertujuan merangkai konektivitas
antara pulau dengan sistem kemaritiman sehingga distribusi antar daerah
berjalan efisien dan murah.
Mustofa Widjaja
selaku Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam menegaskan akan selalu berkomitmen untuk mendukung kegiatan
investasi dengan memberikan kemudahan regulasi perizinan dan menunjang
infrastrukur.
Mustofa yakin program kemaritiman
Presiden Jokowi akan sukses sejalan pengembangan infrastruktur
perluasan pelabuhan Batu Ampar, Pembangunan terminal peti kemas Tanjung
Sauh, pengembangan Pelabuhan Domestik Telaga Punggur, Pelabuhan Domestik
Sekupang dan pembangunan jalan tol Batam ke depan.
Dalam
kunjungannya, Presiden Jokowi didampingi Menko Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menko Perekonomian Sofyan Djalil,
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Perindustrian Saleh
Husin, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani,
dan Gubernur Kepri HM. Sani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar