Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan Batam melakukan
koordinasi dengan Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA)
menampung seluruh aspirasi dan keluhan pengusaha kapal sesuai perintah
Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja ke Batam, Minggu (21/6).
"Kami
dari BP Batam akan membuat list aspirasi serta keluhan para pengusaha
galangan kapal di Batam, segera akan kami sampaikan kepada Bapak
Presiden," kata Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja dalam rilis yang
diterima Antara di Batam, Selasa.
BP Batam, kata dia, menanggapi serius perintah dan janji Presiden kepada para pengusaha saat dialog di PT Angrek Hitam Batam.
"Saat
ini BP Batam telah melakukan koordinasi bersama BSOA dan penyusunan
data aspirasi dan permasalahan yang dihadapi para pengusaha shipyard.
Setelah selesai, akan dikirimkan ke Presiden," kata dia.
Saat
ini, industri perkapalan di Batam masih lesu. Turunnya harga batubara
dan larangan ekspor hasil tambang dalam kondisi mentah menjadi hal yang
mengakibatkan lesunya industri perkapalan khususnya pembuat tongkang.
Berbagai
permasalah dan keluhan para pengusaha galangan kapal disampaikan saat
menggelar dialog dengan Presiden di Batam. Presiden meminta agar seluruh
permasalahan disampaikan secara tertulis.
Seluruh
persoalan yang muncul pada dialog ini, akan diakomodir pada rapat
kabinet terbatas bersama Badan Usaha Milik Negara dan perwakilan
pengusaha galangan kapal di Batam, yang akan digelar setelah Presiden
kembali ke ibu kota Jakarta.
Pada kesempatan
tersebut, Presiden juga menyampaikan kekagumannya terhadap pengusaha
galangan kapal di Batam dalam membuat karya kapal dalam negeri.
Imbauan ditegaskan Presiden bahwa kebutuhan galangan kapal dalam negeri harus dipenuhi oleh karya dalam negeri.
Indonesia
mampu membuat kapalnya sendiri, dan hal inilah yang akan terus didorong
dalam rangka mewujudkan Program Poros Maritim termasuk di dalamnya
rencana program tol laut. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar