Rabu, 17 Juni 2015 (Sumber: Antara Kepri)
Batam (Antara) - Badan Pengusahaan (BP) Batam masih berambisi menjadikan Pelabuhan Batuampar berkapasitas 600 ribu TEUs dan megaproyek Pelabuhan Tanjungsauh senilai Rp7 triliun untuk menjadi penghubung (hub) utama internasional ekspor-impor Indonesia di Selat Malaka.
"Kami juga sudah meminta Kementerian Koordinator Maritim mendukung pelabuhan di Batam itu untuk sebagai hub di salah satu selat tersibuk di dunia yang dilintasi empat rute perdagangan internasional," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono di Batam, Selasa.
Ia mengatakan, untuk merealisasikan keinginan tersebut BP Batam membutuhkan dukungan sejumlah pihak khususnya dari pemerintah pusat.
"Selain letaknya yang paling dekat dengan Selat Malaka, kami yakin infrastruktur pelabuhan seperti Batuampar yang terus ditingkatkan akan siap menjadi penghubung utama. Megaproyek Pelabuhan Transhipment Tanjungsauh juga ideal menjadi hub mengingat kapasitas kargo bisa mencapai 8 juta TEUs per tahun dan bisa melayani kapal ukuran besar," kata dia.
Sejak 2012 BP Batam memperluas Pelabuhan Batuampar dengan anggaran Rp366 miliar untuk membangun dermaga utara sekaligus menambah kapasitas peti kemas menjadi sekitar 600 ribu TEUs dari hanya 200 ribu TEUs.
Di samping Batuampar, sejak 2011 BP Batam juga mencanangkan megaproyek pelabuhan alih jasa berkapasitas 8 juta TEUs di Tanjungsauh.
Proyek senilai Rp7 triliun itu sampai saat ini belum jelas kelanjutannya karena masih menunggu lampu hijau pemberian status FTZ pada Pulau Tanjungsauh yang menjadi lokasi pelabuhan.
"Dengan kesiapan infrastruktur itu Batam dinilai lebih siap menjadi hub yang mengangkut barang dari dan ke Indonesia ke pelabuhan di negara-negara lain," kata Purnomo.
BP Batam mencatat selama ini di selat tersebut pergerakan barang ekspor impor dikuasai Port of Singapore Authority (PSA) dengan 60 juta TEUs per tahun dan Port Klang Tanjungpelepas Malaysia sekitar 8 Juta TEUs. Sementara Batam hanya menikmati 200 ribu TEUs per tahun.
Selat Malaka saat ini melayani 40 persen pergerakan perdagangan dunia. Sebanyak empat rute perdagangan melintasi Batam yakni trans Asia, Eropa, Amerika dan Australia. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar