Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 15 Juni 2015

BP Batam Tunggu Realisasi Puluhan Galangan Kapal Baru

Senin, 15 Juni 2015 (Sumber: Antara Kepri)

Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan Batam menunggu realisasi sekitar 20-40 perusahaan galangan kapal baru yang sudah menyampaikan keinginannya berinvestasi pada kawasan bebas tersebut.

"Saat ini yang beroperasi sekitar 100 perusahaan. Sementara data yang ada sekitar 120-140 perusahaan. Kami menunggu 20-40 yang belum merealisasikannya," kata Direktur Humas dan Promosi BP Batam, Purnomo Andiantono di Batam.


Sekitar 100 perusahaan galangan kapal yang beroperasi di Batam tersebut terdiri dari perusahaan kecil, besar, hingga multinasional yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Wilayah yang banyak terdapat galangan kapal di antaranya kawasan industri di Sekupang, Tanjunguncang, Kabil, dan Batuampar.

"Saat ini kondisinya memang sedang lesu. Salah satunya karena kebijakan larangan ekspor produk tambang mentah yang membuat galangan pembuat kapal/tongkang sangat terdampak," kata dia.

Namun, kata dia, kondisi galangan kapal di Batam termasuk yang paling maju dibanding galangan kapal lain di luar Batam.

Purnomo berharap, kondisi perekonomian secara global segera membaik agar perusahaan-perusahaan yang belum merealisasikan investasi khususnya perkapalan segera merealisasikannya.

"Tentu kami berharap agar segera ada realisasi dari perusahaan-perusahaan tersebut supaya mampu memberikan lapangan kerja baru," kata Purnomo.

Pada Rabu (10/6) Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Hasbi Assiddiq Syamsuddin di sela-sela kegiatannya di Batam mengatakan tidak ada alasan bagi daerah itu untuk tidak bisa mengembangkan industri perkapalan dengan insentif yang diberikan walaupun sudah diberlakukan UU Minerba yang dinilai menjadi salah satu faktor menurunnya industri perkapalan.

"Mau apa lagi?, semua sudah diberikan untuk Batam. Tidak ada alasan lagi industri tidak maju," kata dia.

Keluarnya peraturan pelarangan impor produk pertambangan mentah (Minerba), kata dia, juga dirasakan wilayah lain di Indonesia. (Antara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar