Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 14 Desember 2011

Kelangkaan BBM Ganggu Ekonomi


Rabu, 14 December 2011   (sumber Haluan Kepri)

BATAM--Krisis bahan bakar minyak (BBM) yang melanda Kota Batam harus segera diatasi. Sebab, kelangkaan BBM tidak lagi sebatas membuat masyarakat menjerit, tetapi sudah sampai pada tahap mengganggu aktivitas perekonomian.
"Kelangkaan BBM menyebabkan semua cost menjadi naik, dan ini tentu mengancam keberlangsungan industri," ujar Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batam Nada Faza Soraya saat di temui di kantornya Graha Kadin Batam, Selasa (13/12).

Menurut Nada, pihaknya sudah menerima ratusan keluhan dari pengusaha terkait dengan kelangkaan BBM. Kebanyakan keluhan datang dari pelaku UKM, namun sebagian juga ada yang disampaikan oleh industri besar. "Ratusan sudah keluhan yang sudah disampaikan ke kami, dan hampir setiap harinya ada puluhan keluhan," kata Nada.

Salah satu UKM yang paling merasakan dampak kelangkaan BBM, menurut Nada, adalah usaha katering dan jasa boga. Mereka mengeluhkan melonjaknya biaya transportasi untuk mengantar katering kepada pelanggan. "Salah satunya Koperasi Penguatan Ekonomi Perempuan yang bergerak di industri jasa boga dan florist, mereka sangat terbebani dengan krisis BBM ini," ujarnya. "Yang paling mengerikan, mereka terancam kehilangan pelanggan karena keseringan telat melakukan pengantaran akibat harus antri BBM," imbuhnya.

Rendra, pengusaha air minum isi ulang, juga mengakui terjadinya peningkatan biaya operasional usahanya sejak terjadinya kelangakaan BBM. "Mau tidak mau kita harus menambah biaya operasional harian agar bisa terus beroperasi," kata Rendra, Selasa (13/12).

Biasanya, ujar dia, untuk setiap sepeda motor yang digunakan mengantar air minum isi ulang ke pelanggan, pihaknya hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp10.000 per hari untuk membeli premium. "Sekarang kita bisa keluarkan dua kali lipatnya, karena mau tidak mau harus menggunakan pertamax yang jauh lebih mahal. Servis kita kepada pelanggan juga sedikit menurun karena sering terlambat akibat harus lama mengantre membeli BBM di SPBU," ujarnya.

Sementara untuk usaha manufaktur dan shipyard, kata Nada, belum terlalu merasakan dampak kelangkaan BBM. Menurut dia, saat ini dampak paling besar yang baru dirasakan industri manufaktur dan shipyard akibat krisis BBM adalah makin seringnya karyawan datang terlambat karena panjangnya antrean kendaraan yang mengisi BBM di SPBU. "Selain harus antre lama, angkutan umum juga jadi sulit didapat karyawan saat hendak pergi bekerja karena banyak yang tidak beroperasi karena kehabisan BBM," ujarnya.

Namun jika krisis BBM tidak segera teratasi, ujar dia, sektor manufaktur dan shipyard juga bisa ikut gulung tikar seperti halnya UKM karena tidak kuat lagi menahan biaya produksi yang terus meningkat.

Kelangkaan BBM, kata Nada, juga diduga kuat sebagai pemicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok saat ini. Sebab, pedagang harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengantar barang ke pasar-pasar. "Sangat kuat dugaan kalau kenaikan harga-harga dipicu oleh kelangkaan BBM," katanya.

Budiman, marketing salah satu bank swasta, mengaku tidak bisa mencapai target akibat kelangkaan BBM. "Kita tidak bisa mencapai target yang ditetapkan kantor akibat sulitnya mencari BBM. Apalagi, kita juga harus mengurangi mobilitas karena sulitnya mendapatkan BBM," ujarnya.

Ia mengharapkan Pemko Batam dan Pertamina segera mengatasi kelangkaan BBM ini agar situasi tidak semakin buruk. "Bisa-bisa ada pengusaha yang hengkang dari Batam kalau kelangkaan seperti ini terus berlanjut," kata dia. "Seharusnya hal seperti ini sudah bisa diprediksi jauh-jauh hari. Jangan-jangan pemerintah tidak memiliki data yang pasti terhadap kebutuhan bahan bakar yang ada di Batam," imbuhnya.

Dua Faktor Penyebab


Menurut Nada, kelangkaan BBM yang terjadi di Batam ini bisa disebabkan dua hal. Pertama, bisa jadi ada kesalahan perhitungan kebutuhan selama 1 tahun untuk masyarakat Batam. Dimana ada komponen yang tidak dihitung padahal mereka juga membutuhkan BBM dalam jumlah yang besar.

Kedua, bisa saja masyarakat berpikir negatif bahwa kelangkaan disebabkan karena adanya ada kebocoran penyaluran, karena premium dilarikan oknum tertentu untuk memperkaya diri sendiri.

Untuk mengantisipasi agar kelangkaan tidak terjadi di tahun-tahun mendatang, Nada menghimbau agar kuota BBM bersubsidi untuk Kota Batam dihitung secara cermat. "Kalau untuk mengantisipasi dua hari penting yakni hari Natal dan Tahun Baru, ada baiknya Pertamina menambah pasokan agar kiranya bisa mencukupi," pungkasnya. (cw55/cw57)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar