Tribun Batam - Rabu, 14 Desember 2011
TRIBUNNEWSBATAM.COM. BATAM-Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Hang Nadim Batam mengimbau nelayan mewaspadai gelombang tinggi serta angin kencang saat musim utara. Perairan Kepri yang dikenal dengan banyaknya pertemuan arus, sehingga gelombang laut di perairan Kepri terkenal ganas.
"Pada musim angin utara ini, pergerakan angin dari laut China Selatan cukup kencang. Tinggi gelombang hingga akhir Januari 2011 diperkirakan berkisar 3 meter hingga 7 meter. Gelombang laut paling tinggi di daerah Natuna dan Tarempa, berkisar 6 meter hingga 7 meter. Sedangkan di perairan Batam berkisar 2 meter hingga 3 meter. Tetapi tinggi gelombang ini diperairan tertentu saja,"ujar Agus, Kasi Informasi dan Data BMKG Bandara Hang Nadim Batam.
Menurut dia, gelombang tinggi di perairan Batam di selat Singapura dan perairan Tanjung Uban. Angin utara juga berpotensi terjadinya angin puting beliung dan petir baik di darat maupun perairan. Bahkan, katanya, puting beliung juga rawan terjadi di tengah perairan selama masa peralihan musim seperti saat ini.
Selain mewaspadai gelombang tinggi, katanya, para nelayan juga diimbau berhati-hati saat muncul awan "comulunimbus" (CB) yakni awan hitam menggumpal dan menjulang tinggi dengan ketebalan antara 8-10 kilometer, sebab kemunculan awan tersebut berpotensi angin yang cukup kencang.
"Pada musim angin utara ini, curah hujan sedikit berkurang. Hal ini diakibatkan kecepatan angin yang cukup kencang. Awan CB yang mulai menggumpal langsung cair, karena pengaruh angin dan pemanasan,"katanya.
Menurut Agus, ciri-ciri musim utara adalah angin yang berhembus sangat dingin, karena berasal dari Kutub Utara menuju Selatan. Selain itu, tekanan angin juga sangat kuat yang menyebabkan ombak pada musim utara dikenal besar dan ganas, tambahnya, musim angin utara ini akan dirasakan hingga akhir Januari 2012.
"Setiap nelayan yang mau turun ke laut di musim utara agar berhati-hati. Jika tiba-tiba dihadang ombak besar maka segeralah berlindung di balik pulau terdekat,"saran Agus.
TRIBUNNEWSBATAM.COM. BATAM-Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Hang Nadim Batam mengimbau nelayan mewaspadai gelombang tinggi serta angin kencang saat musim utara. Perairan Kepri yang dikenal dengan banyaknya pertemuan arus, sehingga gelombang laut di perairan Kepri terkenal ganas.
"Pada musim angin utara ini, pergerakan angin dari laut China Selatan cukup kencang. Tinggi gelombang hingga akhir Januari 2011 diperkirakan berkisar 3 meter hingga 7 meter. Gelombang laut paling tinggi di daerah Natuna dan Tarempa, berkisar 6 meter hingga 7 meter. Sedangkan di perairan Batam berkisar 2 meter hingga 3 meter. Tetapi tinggi gelombang ini diperairan tertentu saja,"ujar Agus, Kasi Informasi dan Data BMKG Bandara Hang Nadim Batam.
Menurut dia, gelombang tinggi di perairan Batam di selat Singapura dan perairan Tanjung Uban. Angin utara juga berpotensi terjadinya angin puting beliung dan petir baik di darat maupun perairan. Bahkan, katanya, puting beliung juga rawan terjadi di tengah perairan selama masa peralihan musim seperti saat ini.
Selain mewaspadai gelombang tinggi, katanya, para nelayan juga diimbau berhati-hati saat muncul awan "comulunimbus" (CB) yakni awan hitam menggumpal dan menjulang tinggi dengan ketebalan antara 8-10 kilometer, sebab kemunculan awan tersebut berpotensi angin yang cukup kencang.
"Pada musim angin utara ini, curah hujan sedikit berkurang. Hal ini diakibatkan kecepatan angin yang cukup kencang. Awan CB yang mulai menggumpal langsung cair, karena pengaruh angin dan pemanasan,"katanya.
Menurut Agus, ciri-ciri musim utara adalah angin yang berhembus sangat dingin, karena berasal dari Kutub Utara menuju Selatan. Selain itu, tekanan angin juga sangat kuat yang menyebabkan ombak pada musim utara dikenal besar dan ganas, tambahnya, musim angin utara ini akan dirasakan hingga akhir Januari 2012.
"Setiap nelayan yang mau turun ke laut di musim utara agar berhati-hati. Jika tiba-tiba dihadang ombak besar maka segeralah berlindung di balik pulau terdekat,"saran Agus.
Editor : dedy suwadha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar