Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 29 Desember 2011

Barelang Masih Menjadi Primadona Investasi

Tribun Batam - Selasa, 27 Desember 2011 



Laporan Tribunnews Batam, Dewi dan Nazaruddin

Pertumbuhan kota Batam sebagai kawasan industri tumbuh semakin pesat. Tidak saja kawasan industri, kawasan permukiman pun semakin menjamur.

Lahan semakin sempit. Ekonomi pun mulai stagnan. Satu-satunya jalan untuk keluar dari masalah tersebut harus mencari lahan baru. Namun kendala lahan kini menjadi polemik yang tak pernah putus.
Terutama untuk status lahan di Rempang dan Galang. Kedua pulau ini hingga kini statusnya masih belum jelas. Upaya untuk memperluas pembangunan ke kawasan tersebut sudah pernah tercetus.

Beberapa tahun yang lalu, saat Wali Kota Batam masih dijabat Nyat Kadir, grup Arta Graha di bawah pimpinan Tommy Winata, berkeinginan menyulap kawasan ini sebagai Kawasan Wisata Terpadu Ekslusif (KWTE).

Namun izinya terganjal di pemerintah pusat. Hingga kini tak terdengar lagi perkembangannya. Hanya saja, fakta di lapangan justru bangunan-bangunan mewah mulai dari resort, restoran, hingga pelabuhan internasional sudah mulai menapakkan kaki, bahkan beroperasi.

Pembangunan di kawasan tersebut menggeliat. Begitu juga Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, dalam sebuah kesempatan pernah mengungkapkan akan memanfaatkan kawasan tersebut sebagai kawasan untuk resort, obyek wisata, dan lainnya. "Kita masih usulkan ke BPN pusat namun belum disetujui," ujar Dahlan beberapa waktu lalu.

Direktur Humas dan PTSP BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, juga  mengungkapkan lahan di kawasan tersebut masih terkendala izin dari pemerintah pusat. "Mudah-mudahan di tahun 2012 sudah jelas," tegasnya.

Sementara Dahlan terlihat pesimis. Apalagi sudah beberapa kali mengajukan pengolahan lahan tersebut hingga kini belum ada jawaban. Dahlan justru ingin menitik beratkan investasi ke wilayah Kabil dan Nongsa. Sedangkan untuk permukiman belum ada planning yang jelas.

Di Barelang sendiri sudah nyaris tak ada lagi hutan. Semua terlihat gundul. Justru di kawasan tersebut sudah "dicaplok" sejumlah pihak. Mulai dari warga hingga pejabat.

"Di sana justru banyak dikuasai pejabat di Batam. Ada yang bertanam buah naga dan hasil pertanian lainnya," ujar Asmat, warga Barelang kepada Tribun baru-baru ini.

Di Batam sendiri, pembangunan sudah tak begitu sehat. Bahkan untuk mencari lahan sekolah yang merupakan kebutuhan primer masyarakat, Pemko Batam kesulitan mencari.

Di Batam juga sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah bangunan-bangunan gedung bertingkat. Padat, itulah satu kata yang mewakili kondisi Batam saat ini.

Lahan kosong semakin sempit sedangkan pembangunan Batam masih terus berlanjut. Setelah Nagoya, Batam Centre, dan Muka Kuning dipusatkan sebagai konsentrasi kesibukan masyarakat Batam. Tak pelak Barelang menjadi kawasan berikutnya untuk mengembangkan kawasan Batam, selain Nongsa dan Kabil.

Kondisi ini sudah mulai dibaca para pengusaha. Banyak pengusaha yang membangun sejumlah fasilitas di daerah Barelang. Jika dahulunya Barelang hanya dipenuhi dengan hutan-hutan rimbun, namun sekarang tampak pembangunan sudah mulai digalakkan.

Di kawasan Barelang, sejumlah bangunan swasta hingga pemerintah sudah mulai berdiri. Di sebelah kanan jalan dari arah simpang Tembesi, berdiri pangkalan militer Yonif 134.
Apalagi beberapa langkah sebelum Jembatan 1, juga sudah berdiri Pos Pemadam Kebakaran. Di kanan dan kiri sisi jembatan juga sudah tampak pembangunan yang menjanjikan.

Lampu jalan terlihat sudah dipasang di sepanjang jalan di Barelang, pertanda akan adanya pembangunan lebih lanjut di sana. Begitu juga menara listrik. Kepulan asap hitam yang keluar dari cerobong asap juga terlihat di salah satu tempat di Barelang, tanda adanya proses industri. Begitu juga, pancang kepemilikan tanah salah satu PT dan gapura tempat budidaya laut Batam. 

Lebih kurang 300 meter di sebelah kanan jembatan, di bawahnya dibangun restaurant seafood mewah, dan beberapa fasilitas lainnya, seperti gedung bertingkat yang masih dalam tahap pengerjaan. Begitu juga di kiri jalan sebelum jembatan, terlihat bangunan yang sudah berdiri kokoh.

Setelah melintasi jembatan 2 Barelang, gapura sebuah restaurant  yang diberi nama Golden Fish akan memikat pecinta makanan seafood dengan suasana high class untuk mengunjungi restaurant itu.

"Restaurant Golden Fish sudah dibangun sejak 2007 lalu, di sini juga sudah dibangun pelabuhan, pabrik es ikan, cottage 8 kamar, untuk hotel masih dalam pembangunan," ungkap Dedi, Leader di Restaurant Golden Fish mewakili Ervinna, GM di restaurant tersebut .

Menurut Dedi, pihaknya sudah memprediksi pemekaran wisata Batam ke depannya akan sampai ke Barelang. "Ke depannya, pemekaran daerah Tembesi, Batuaji akan sampai ke Barelang karena pemukimannya meluas. Dan dari beduk itu rencananya air laut akan diubah menjadi air tawar sehingga lebih banyak warga yang datang," beber Dedi sambil  menunjuk beduk yang tampak dari restaurant tampatnya bekerja.
Menyikapi arah pembangunan Batam yang akan sampai ke Barelang, pihaknya berupaya maksimal melaksanakan pembangunan untuk menarik wisatawan datang ke tempatnya."Selain menjual service kami juga menjual view. Kami sajikan pemandangan alam yang indah," jelasnya. Ke depan, menurut Dedi di areal tersebut juga akan dibangun sekolah safety training untuk kapal dan kolam wisata.

Dari pantauan Tribun dari jembatan 1 hingga 4, di setiap jembatan terlihat restaurant-restaurant yang menyuguhkan makanan laut. Seperti Restoran Kelong di jembatan 2, Kelong Restaurant Aneka Selera, Restaurant Naga Seafood di jembatan 4 dan masih banyak lagi.

Manan, koki di Restaurant Naga Seafood mewakili Supina, pemilik restaurant,  mengatakan dalam 1 bulan, lebih dari 300 orang datang mencicipi makanan di restaurantnya. "Biasanya yang datang campur, ada dari mancanegara maupun lokal, harapan kami ke depannya lebih banyak wisatawan yang datang ke Barelang ini, baik manca maupun lokal," ungkapnya.

Soal Izin Mendirikan Bangunan, menurut Manan, restaurantnya sudah mendapat izin dari pemerintah. "Ya pastilah ada izinnya, kalau nggak, mana bisa dibangun tempat ini," bebernya.  

Seperti halnya Dedi, ke depannya Manan menilai Barelang akan maju. "Saya yakin Barelang ini otomatis akan maju. Isunya, dari jembatan 4-6 nanti mau dibangun wisata terbesar di Asia, tapi nggak tahu juga kapan pastinya," jelasnya.

Menurut Ahmad Dahlan, arah pembangunan ke depan menjadi sangat penting dalam rencana pembangunan kota Batam di Tahun 2012 mendatang. Mengingat, tingginya pertumbuhan penduduk di kota Batam sehingga pembangunan dan perbaikan berbagai infrastruktur sarana umum itu harus lebih diprioritaskan.

Namun Dahlan justru menunjuk Kabil-Nongsa sebagai tempat menumbuh kembangkan investasi  "Investasi itu akan dititik beratkan dikawasan industri Batam. Terutama, di kawasan industri Kabil-Nongsa," tegasnya. Kendati demikian, wilayah Barelang juga kawasan yang sangat strategis.

Untuk pengembangan di kawasan Nongsa Kabil, rencananya akan dikembangkan untuk industri berat. Seperti, perusahaan galangan kapal (shipyard, red). Sebab, pengembangan di kawasan industri Tanjunguncang sudah tidak memungkinkan mengingat keterbatasan lahan di sana sudah sempit dan tidak memungkinkan untuk itu.

"Selain untuk perusahaan galangan kapal, kita juga akan mendorong industri menengah yang sudah ada seperti, di Batamindo, panbil, tunas, citra mas, latrade Tanjung Uncang untuk investasi di Kabil. Itu harapan kita kedepannya,"ujar Dahlan.

Namun semua rencana itu, lanjut Dahlan tergantung dari kebijakan anggaran pembangunan Pemerintah kota Batam nantinya. Dimana, diharapkan anggaran pembangunan Batam harus lebih besar dari pada anggaran rutin belanja pegawai. Jika tidak akan memperkecil kemungkinan untuk pembangunan tersebut.

"Setidaknya anggaran itu harus diatas 50 persen, yaa minimal 55 persenlah," sebut Dahlan. Dalam rencana pembangunan ke depan, katanya, bidang pariwisata juga tetap akan dikengembangkan. Dimana, seperti yang ditargetkan di tahun 2011 sebesar 1,5 juta wisatawan pertahun, kini target itu sampai November 2011 sudah hampir mencapai 1 juta wisatawan yang berkunjung ke Batam.

Untuk pengembangan ke arah wilayah Barelang, Dahlan tidak banyak berkomentar. karena, menurutnya status Relang masih menjadi fenomena terkait status Hak Pengolahan Lahan (HPL) yang belum ada kejelasan dari pemerintah pusat (BPN). Padahal, daerah tersebut cukup  banyak diminati para investor asing baik dibidang industri, perhotelan, resort, perumahan hingga pertanian.

"Statusnya masih fenomena, kita terus berupaya untuk HPLnya. Tapi, dari pemerintah pusat tak kunjung keluar juga. Padahal, tata ruangnya sudah jelas, bahkan banyak sekali investor berminat investasi disana,"ungkapnya mengakhiri.

Sementara, Direktur Humas dan PTSP BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho menanggapi permasalahan status lahan Barelang sampai saat ini masih belum jelas, ia menyebut semuanya berada di tangan dipemerintah pusat.

Namun, diakuinya kawasan Barelang sangat strategis dan sangat diminati para investor lokal maupun asing. Terutama, daerah Galang-Rempang sangat strategis dan propek investasi ke depannya. Namun, karena terkendala status lahannya yang belum jelas maka belum dapat di kembangkan.

"Kita berharap tahun depan statusnya sudah jelas. Apalagi Rempang-Galang sangat prospek sekali dan banyak di minati para investor,"harapnya.

Kawasan Galang-Rempang kata Joko, sangat tepat untuk berbagai investasi. Seperti, bidang pariwisata, industri ringan, dan lain sebagainya.

Ditanya soal target investasinya, di tahun 2011 total investasi yang sudah masuk terdapat sekitar 199juta USD dengan total 90 investor atau perusahaan. "Kalau target kita di tahun 2012 sebanyak 100 investor," ujarnya. Namun hebatnya, sejumlah pengusaha di Barelang yang telah mendirikan bangunan, justru mengaku mendapat Izin Mendirikan Bangunan dari Pemerintah Kota Batam.

Editor : imans_7811

Tidak ada komentar:

Posting Komentar